Arkeolog Temukan Pedang 'Firaun Ramses II', ini Penampakannya Tersimpan di Barak Militer Mesir Berusia 3200 Tahun
Para arkeolog di Mesir menemukan sisa-sisa barak militer berusia 3.200 tahun
Para arkeolog di Mesir menemukan sisa-sisa barak militer berusia 3.200 tahun. Di dalam barak tersebut berisi banyak artefak, salah satunya adalah sebilah pedang dengan hieroglif yang bertuliskan nama Ramses II.
Bangunan itu terdiri dari sejumlah gudang yang digunakan untuk menyimpan biji-bijian dan oven untuk memanggang.
"Tim juga menemukan sisa-sisa tembikar yang berisi tulang-tulang hewan, termasuk ikan. Beberapa kuburan sapi juga digali di situs tersebut," kata Ahmed El Kharadly, arkeolog dari Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir yang memimpin penggalian di situs tersebut kepada Live Science melalui email dikutip merdeka.com, Selasa (17/9/2024).
Menurutnya, sapi saat Mesir kuno melambangkan "kekuatan, kelimpahan, dan kemakmuran" dan dipuja sebagai dewa surgawi. Namun, El Kharadly berpendapat dalam kasus ini, sapi-sapi tersebut akan digunakan untuk dimakan. Sebab, tulang-tulang sapi ditemukan di area silo dekat oven.
"Yang menegaskan bahwa tulang-tulang tersebut mungkin dibagi menjadi beberapa bagian dan kemudian disimpan di Silo setelah dikeringkan," kata El Kharadly.
Para arkeolog juga menemukan sisa-sisa senjata, termasuk pedang perunggu bertuliskan nama Raja Ramses II yang memerintah Mesir sekitar tahun 1279 hingga 1213 SM.
Selain itu, mereka juga menemukan dua blok batu kapur yang ada tulisannya. Satu di antaranya memiliki prasasti hieroglif yang menyebutkan Ramses II, sedangkan satu lainnya mengutip seorang pejabat bernama "Bay".
"Bangsa Mesir kuno menempatkan barak-barak tersebut di sepanjang jalan militer di Delta Nil barat laut. Lokasinya memungkinkan pasukan untuk menghadapi kelompok-kelompok yang datang ke Delta Nil dari gurun barat atau melalui Laut Mediterania," kata pernyataan itu.
Peter Brand, seorang profesor sejarah dan direktur Karnak Great Hypostyle Hall Project di University of Memphis di Tennessee, menilai temuan itu adalah penemuan penting untuk memahami strategi dan khususnya logistik militer Mesir di bawah Ramses II.
"Situs militer lain yang dibangun oleh Ramses II, seperti benteng, telah ditemukan di Mesir barat laut, tetapi tidak terpelihara dengan baik seperti yang ini," kata Brand, yang tidak terlibat dalam penggalian tersebut.
Menurutnya, persenjataan itu menunjukkan tempat tersebut dipersenjatai dengan baik dan bahkan mungkin mampu memproduksi senjata sendiri. Dia menduga, pedang perunggu itu kemungkinan diberikan kepada seorang perwira tinggi sebagai hadiah kerajaan.
"Nama dan gelar raja yang terukir di atasnya meningkatkan prestise pemiliknya dan 'mengiklankan' kekayaan, kekuasaan, dan kemurahan hati (raja)," katanya.
Anthony Spalinger , seorang profesor ilmu klasik dan sejarah kuno di University of Auckland di Selandia Baru yang tidak terlibat dalam penggalian tersebut, mengatakan penemuan situs tersebut sesuai dengan catatan tekstual yang menunjukkan bahwa sebuah kelompok yang disebut Libya menjadi ancaman yang semakin besar bagi Mesir.
"Benteng/garnisun itu dimaksudkan untuk mengendalikan pintu masuk ke Mesir," kata Spalinger kepada Live Science melalui email.