Arkeolog Akhirnya Yakin Potongan Peti Mati yang Ditemukan Milik Firaun Zaman Nabi Musa, Berkat Sejumlah Huruf Hieroglif
Arkeolog Akhirnya Yakin Potongan Peti Mati yang Ditemukan Milik Firaun Zaman Nabi Musa, Berkat Sejumlah Huruf Hieroglif
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di makam Mesir Kuno? Mereka berhasil menemukan makam seorang pejabat Mesir kuno dari pertengahan milenium pertama SM, yang dihiasi dengan kemewahan yang sangat mengesankan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.
-
Dimana artefak Mesir Kuno ditemukan? Para peneliti mengatakan temuan ini akan menjadi harta karun kuno pertama dari 18 barang antik Mesir yang digali pada lokasi terpisah selama 30 tahun di tempat yang paling tidak terduga di Melville House, sebuah bangunan bersejarah di dekat paroki kecil Monimail.
-
Apa itu Artefak Mesir Kuno? Desain Unik Kaos Kaki Mesir Kuno Berusia 1600 Tahun, Harus Dipakai dengan Sandal Sepasang kaos kaki ini diyakini berasal dari tahun 250-420 Masehi dan digali di Mesir pada akhir abad ke-19. Informasi ini berasal dari situs Victoria and Albert Museum, di mana kita dapat memahami lebih banyak tentang kaos kaki Mesir yang menarik ini, serta teknik khas yang sekarang lenyap yang digunakan untuk membuat kaos kaki di Mesir pada saat itu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di kotoran mumi? Penelitian ini mengungkap penduduk Karibia kuno memakan berbagai macam tanaman, tembakau, bahkan kapas.
Arkeolog Akhirnya Yakin Potongan Peti Mati yang Ditemukan Milik Firaun Zaman Nabi Musa, Berkat Sejumlah Huruf Hieroglif
Sebuah fragmen sarkofagus (peti mati) yang ditemukan di bawah lantai sebuah pusat keagamaan adalah milik Ramses II, salah satu firaun Mesir kuno yang paling terkenal, menurut sebuah studi baru.
Arkeolog menemukan artefak granit tersebut pada 2009 di dalam sebuah bangunan Koptik di Abydos, sebuah kota kuno di timur-tengah Mesir.
Tim yang dipimpin oleh arkeolog Ayman Damrani dan Kevin Cahail, telah menentukan sarkofagus tersebut berisi dua sosok pada waktu yang berbeda.
Namun, mereka hanya dapat mengidentifikasi yang terakhir, yaitu Menkheperre, seorang “imam besar dari dinasti ke-21,” yang hidup sekitar tahun 1000 SM, menurut pernyataan
yang diterjemahkan dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis.
Pemilik awal sarkofagus, sebuah wadah yang ditutupi dengan dekorasi ukiran dan teks, masih menjadi misteri.
Namun, arkeolog tahu sarkofagus tersebut adalah milik seorang “tokoh berpangkat tinggi dari Kerajaan Baru Mesir,” menurut pernyataan tersebut.
Penyelidikan lebih lanjut memungkinkan ahli Mesir Frédéric Payraudeau, seorang pengajar dan peneliti di Universitas Sorbonne Prancis, untuk menghubungkan Ramses II dengan sarkofagus tersebut.
Untuk melakukannya, mereka menguraikan sebuah cartouche yang terabaikan, sebuah ukiran berbentuk oval yang mewakili nama firaun, “Ramses II sendiri,” menurut pernyataan tersebut.
Ramses II adalah penguasa ketiga dari dinasti ke-19 Mesir kuno dan memerintah dari tahun 1279 hingga 1213 S.M. Dia dikenal karena memperluas kekaisaran Mesir hingga ke daerah yang sekarang menjadi Suriah modern dan untuk proyek-proyek pembangunannya, termasuk perluasan Kuil Karnak.
Ramses II juga disebut-sebut sebagai firauan di zaman Nabi Musa yang dikisahkan dalam kitab suci Alquran.
Pada 1881, mumi dan peti mati Ramses II ditemukan di tempat persembunyian “rahasia” di Deir el-Bahari, kompleks kuil di luar Luxor, yang berisi sisa-sisa 50 anggota bangsawan lainnya, termasuk ayahnya, menurut Museum Mesir.
Peti matinya yang penuh hiasan dianggap sebagai “salah satu peti mati yang paling mencolok dari Mesir kuno,” menurut Pusat Penelitian Amerika di Mesir.
Sebelum ditempatkan di sarkofagus yang baru ditemukan, Ramses II dimakamkan di peti mati emas yang kini hilang dan dipindahkan ke sarkofagus pualam, yang ditemukan hancur di dalam makamnya oleh para penjarah.
Dia kemudian dipindahkan ke sarkofagus granit, yang telah dipindahkan Menkheperre ke Abydos
untuk digunakannya sendiri, demikian dilaporkan La Brújula Verde.
“Penemuan ini adalah bukti baru pada masa ini, Lembah Para Raja tidak hanya menjadi sasaran penjarahan, tapi juga penggunaan kembali benda-benda pemakaman oleh penguasa berikutnya,” menurut pernyataan tersebut.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Revue D'Égyptologie.