Arkeolog Temukan Papan Mainan Kuno Zaman Perunggu, Cara Mainnya Mirip Permainan Modern Ini
Awalnya para arkeolog meyakini papan permainan ini berasal dari Mesir kuno, tapi ternyata dari negara Asia.
Permainan papan kuno yang dikenal dengan nama Hounds and Jackals atau di Indonesia dikenal dengan permainan Anjing Pemburu dan Serigala atau permainan 58 lubang telah lama diyakini berasal dari Mesir.
Namun, menurut jurnal yang diterbitkan dari Europeari Journal of Achaeology versi papan permainan yang ditemukan di Azerbaijan ternyata berasal dari masa yang lebih awal, yang menunjukan bahwa permainan tersebut berasal dari Asia. Papan permainan ini ditemukan di pesisir Laut Kaspia, seperti dikutip dari Ars Technica.
-
Bagaimana bentuk artefak kuno ini? Batu kuno yang ditemukan di Kastil Uwatsuki memiliki bentuk heksagonal berukuran diameter 4,8 cm dengan tebal 1 cm. Sedangkan 17 batu yang ditemukan di Owada jin’ya berukuran 8 cm hingga 14 cm dengan tebal 1,5 cm hingga 3 cm.
-
Dimana permainan itu ditemukan? Penemuan ini terjadi di Taman Nasional Maresha-Bet Guvrin, yang terletak di Bukit Yudea, juga dikenal sebagai Shephelah, Israel.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan artefak kuno? Peneliti di Institut Arkeologi Beijing, Shang Heng menyampaikan, penggalian arkeologi di menara No.121 dan No.120 Tembok Besar menemukan lebih dari 100 benda termasuk senjata dan perlengkapan sehari-hari para penjaga.
-
Dimana artefak Zaman Perunggu ditemukan? Di sudut lapangan olahraga di Cardiff, Wales, Inggris, para arkeolog dan sukarelawan menemukan sejumlah artefak di lokasi dua rumah bundar yang memberikan petunjuk tentang bagaimana orang hidup dan bekerja di sana 3.500 tahun yang lalu.
-
Dimana artefak kuno ini ditemukan? Artefak kuno ini ditemukan di selatan Aswan, terletak di daerah yang dilanda banjir karena pembangunan Bendungan Tinggi Aswan antara tahun 1960 dan 1970.
-
Di mana artefak kuno ini ditemukan? Pada tahun 1990 hingga 2000 batu-batu pipih dengan sudut runcing ditemukan di Kastil Iwatsuki dan markas administrasi Owada jin’ya di Saitama, Jepang.
Arkeolog Rahman Abdullayev memperkirakan bahwa permainan ini diadopsi lebih awal oleh para penggembala ternak musiman dari Zaman Perunggu. Enam papan dengan pola khas permainan ini juga ditemukan di beberapa situs di Semenanjung Abşeron dan Cagar Alam Gobustan di Azerbaijan.
Sama seperti permainan Anjing Pemburu dan Serigala versi modern, papan permainan yang ditemukan ini memiliki dua set paralel yang masing-masing berisi 29 lubang, dan pemain menggunakan 10 tongkat kecil dengan kepala anjing atau serigala, mirip dengan papan dan pasak dari cribbage.
Permainan ini dimainkan di papan yang ruang permainannya umumnya berbentuk lubang yang dimaksudkan untuk menerima bidak berbentuk pasak.
Ini mungkin "permainan balap" dua orang yang tujuannya adalah untuk memindahkan semua pasak seseorang dari titik awal di papan ke titik akhir—lubang di bagian atas papan, yang lebih besar dari semua lubang lainnya.
Usia Papan Mainan Belum Pasti
Bentuk ukiran pada papan permainan ini sering dikutip sebagai indikator penting asal daerah atau kronologisnya, beberapa papan berbentuk bilah kapak atau perisai sebagian besar muncul di Mesir, bentuk biola paling sering muncul di Mesopotamia dan bentuk piring paling jarang ditemukan.
Ukiran yang ditemukan di Azerbaijan ini berbentuk piring, Rahman Abdullayev dan rekan arkeolog lainnya menyimpulkan bahwa ukiran tersebut dikaitkan dengan lapisan Perunggu Abad Pertengahan di situs tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang memainkan permainan tersebut jauh sebelum permainan tersebut muncul di Mesir.
Selain papan permainan Anjing Pemburu dan Serigala, arkeolog juga menemukan pecahan tembikar yang diperkirakan milik para penggembala yang berlindung di daerah tersebut selama musim dingin secara teratur memainkan permainan tersebut untuk menghabiskan waktu.
Para penulis mengingatkan bahwa cukup sulit untuk menentukan tanggal pasti untuk periode ini papan permainan ini.
"Jelas, bukti awal lebih lanjut untuk permainan dari konteks yang diberi tanggal pasti diperlukan untuk menunjukkan bahwa budaya tertentu yang menciptakan permainan ini," tulis mereka.
Terlepas dari asal usul permainan ini, "permainan ini dengan cepat diadopsi oleh berbagai macam orang. Penyebaran permainan ini dengan cepat membuktikan kemampuan permainan untuk bertindak sebagai pelumas sosial, memfasilitasi interaksi lintas batas sosial," lanjutnya.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti