Arkeolog Temukan Kota Berusia 3.500 Tahun di Mesir, Ada Guci Bertuliskan Nama Anak Firaun
Menurut para peneliti, kota ini lebih tua dari dugaan sebelumnya.

Arkeolog di Mesir menemukan kota berusia 3.500 tahun di lokasi yang tidak terlalu jauh dari Alexandria. Kota ini berasal dari periode Helenistik, namun diyakini telah ada jauh sebelumnya.
Dikutip dari Greek Reporter, Kamis (30/1), kota ini ditemukan di Kom el-Negus, 43 km barat Alexandria. Tim peneliti yang dipimpin Sylvain Dhennin menemukan bukti kota ini telah dihuni selama berbagai periode, mulai dari zaman Kerajaan Baru Mesir kuno.
"Walaupun situs ini menurut dugaan didirikan pada periode Helenistik (332-31 BC), penggalian di Kom el-Nugus/Plinthine mengungkap kota yang besar dari abad ketujuh SM," jelas para peneliti dalam makalah mereka yang dipublikasikan Cambridge University Press.
Temuan utama di situs ini adalah permukiman Kerajaan Baru. Peneliti menemukan sebuah guci bertuliskan nama Meritaten, putri dari Firaun Akhenaten dan Nefertiti. Berdasarkan temuan wadah ini, kota ini diperkirakan dibangun selama Dinasti ke-18 (1550-1292 SM). Kota ini juga diyakini sebagai pusat aktivitas pertanian, dengan adanya indikasi produksi minuman anggur.
“Penemuan pemukiman besar Kerajaan Baru (c. 1550–1069 SM) baru-baru ini di situs tersebut berkontribusi pada evaluasi ulang sejarah kuno Mesir utara,” tulis para peneliti.
Para arkeolog menemukan bukti yang menunjukkan pemukiman tersebut mengalami berulang kali rekonstruksi dan perombakan seiring berjalannya waktu karena berbagai kelompok menghuni daerah tersebut. Di antara struktur yang ditemukan adalah sistem drainase yang dirancang untuk melindungi dinding pondasi, serta beberapa bangunan yang kemungkinan memiliki beragam tujuan, termasuk kuil yang terletak di tengah.
Kuil ini dibangun pada periode Helenistik dan hanya jejaknya yang masih tersisa di batuan dasar. Tim menemukan, para pemukim Helenistik menghancurkan atau menggunakan kembali apa yang ada di sana sebelumnya dari pemukiman Kerajaan Baru dan era sebelumnya, meskipun beberapa komponen dari bangunan lama tetap utuh.
“Beberapa elemen yang digunakan kembali adalah satu-satunya jejak yang tersisa dari monumen batu Kerajaan Baru: pecahan prasasti dengan gambar Seti II; beberapa blok dari kuil yang didedikasikan oleh Ramses II; dan pecahan kapel pribadi dari periode Ramesside (1292–1069 SM),” tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.