Ini Temuan Penting Arkeolog saat “Menggali Situs Bersejarah” di Ruang Angkasa
Berikut beberapa penemuan penting saat arkeolog "menggali situs bersejarah" di ruang angkasa.
Praktik arkeologi yang selama ini berfokus di Bumi, kini mulai berubah seiring dengan dorongan manusia untuk menjelajah luar angkasa. Setelah lebih dari dua dekade, Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) telah menjadi area pertama yang dianalisis menggunakan pendekatan arkeologi.
Sebuah tim dari Universitas Chapman, California melakukan proyek arkeologi yang tak biasa. Jika di Bumi proyek-proyek ini melibatkan penggalian kecil untuk mengumpulkan informasi tentang distribusi artefak, tidak dengan arkeologi ruang angkasa.
-
Bagaimana arkeolog tahu besi artefak dari luar angkasa? Dengan menggunakan spektrometri massa, suatu teknik yang mengukur rasio massa terhadap muatan molekul, peneliti mengukur jejak paduan besi-nikel yang sebanding dengan yang ditemukan pada besi meteorik, kata penelitian tersebut.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di situs penggalian? Arkeolog dari Universitas Innsbruck, Austria menemukan benda peninggalan kuno yang luar biasa di situs penggalian gereja di Austria selatan.Dengan menemukan sebuah kuil marmer, mereka menemukan kotak gading langka berusia 1.500 tahun yang dihiasi dengan motif-motif Kristen, yang diyakini berhubungan dengan Nabi Musa dan Sepuluh Perintah Tuhan.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog? Arkeolog baru-baru ini menemukan rumah prasejarah yang berasal dari 8.000 tahun lalu.
Tim itu memilih enam lokasi di seluruh stasiun ruang angkasa dan meminta para astronot untuk mengambil foto harian dari setiap lokasi selama kurang lebih dua bulan pada tahun 2022.
Lalu, artefak apa yang didapatkan arkeolog di stasiun ruang angkasa itu? Mengutip PopSci, Jumat (9/8), ada satu tempat di ISS yang menjadi objek penelitian arkeologi. Yaitu sebuah tempat persegi yang secara resmi ditetapkan untuk pemeliharaan peralatan dan satu lagi yang terletak di dekat peralatan olahraga dan toilet stasiun.
Menggunakan program analisis gambar sumber terbuka yang dikembangkan oleh tim, para peneliti mengidentifikasi 5.438 contoh "artefak" yang digunakan untuk berbagai kebutuhan. Di antara artefak-artefak tersebut terdapat headset augmented reality, catatan Post-It, sarung tangan, alat-alat, dan alat tulis seperti pena Sharpie.
Setelah dicatat dengan teliti, tim kemudian membandingkan foto-foto harian dengan laporan aktivitas astronot di ISS untuk melihat bagaimana penggunaan ruang-ruang ini sesuai dengan penunjukan resminya.
“Beberapa karakteristik umum terungkap melalui analisis arkeologi terhadap budaya material stasiun luar angkasa,” tulis para peneliti dalam kesimpulan makalah mereka.
“Meskipun situs kecil dan tertutup, dihuni oleh hanya beberapa orang selama periode sampel yang relatif singkat, kita dapat mengamati pola-pola yang berbeda untuk lokasi dan fase aktivitas yang berbeda,” ungkap dia.
Studi awal ini adalah yang pertama dan mendokumentasikan bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan baru. Tim peneliti berpendapat bahwa memastikan fleksibilitas penggunaan ruang yang lebih besar dapat membantu meningkatkan otonomi kru dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Mereka juga percaya bahwa studi lebih lanjut dapat membantu perencana dalam mempertimbangkan desain habitat untuk misi jangka panjang di masa depan ke Bulan, Mars, dan planet lainnya.