Aktif Ikuti Pelatihan hingga Kini Jadi Mentor, Bananaia Jadi UMKM Berprestasi di Rumah BUMN Yogyakarta
“Jadi kalau kita memberdayakan UMKM, secara bersamaan sebenarnya selain pemberdayaan ekonomi, tapi juga memberdayakan perempuan,” ujar Teten Masduki.

Berdasarkan data dari Bank BRI per Januari 2024, pelaku usaha di Indonesia mencapai lebih dari 99,6 persen. Disebutkan bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2024, Teten Masduki, mengatakan sebanyak 64,5 persen pelaku UMKM di Tanah Air adalah perempuan.
“Jadi kalau kita memberdayakan UMKM, secara bersamaan sebenarnya selain pemberdayaan ekonomi, tapi juga memberdayakan perempuan,” ujar Teten, mengutip ANTARA, Rabu (7/2/2024).
Menurut World Bank, UMKM yang dikelola perempuan lebih memungkinkan untuk memperkerjakan sesama perempuan termasuk dalam memperluas jaringan retail atau distribusinya.
Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta (RuBY), Bagaskara Priyambodo, mengatakan bahwa pelaku UMKM yang mendaftar menjadi anggota di RuBY mayoritas adalah perempuan. Melihat fenomena ini, RuBY ingin memperkenalkan kurikulum khusus dan kelas tambahan yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan pelaku UMKM perempuan.
Tujuannya untuk memberikan pembelajaran yang lebih terarah dan praktis sehingga UMKM dapat memaksimalkan potensinya dalam persaingan pasar.
“Yang sering ikut pelatihan kebanyakan perempuan. Tahun ini kita ingin mencoba membuatkan kurikulum dan kelas khusus untuk menambah skill mereka,” kata Bagas ketika ditemui pada Rabu (12/3/2025).
Tentang Rumah BUMN BRI Yogyakarta

Rumah BUMN merupakan inisiatif dari Kementerian BUMN dan Perusahaan BUMN untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan, khususnya UMKM yang di dalamnya menjadi pusat literasi serta inkubasi bisnis.
Sejak pertama kali didirikan pada 2017, sudah tersebar sebanyak 54 Rumah BUMN milik BRI di seluruh Indonesia. Mengutip situs Rumah BUMN, ada 444.617 pelaku UMKM binaan yang terdaftar dengan 15.604 jumlah pelatihan yang sudah terlaksana.
Pada 12 Januari 2017, Rumah BUMN juga hadir di Yogyakarta atau lebih dikenal dengan RuBY. Ada 15.368 UMKM yang terdaftar dengan 1.660 pelatihan yang sudah terlaksana di RuBY.
“Per Agustus 2024 kemarin, ada sekitar 400-500 peserta UMKM yang baru bergabung,” kata Bagas.
Adapun sektor yang dibina oleh Rumah BUMN BRI Yogyakarta adalah perdagangan, makanan & minuman, fashion/busana, jasa dan lain sebagainya. RuBY terus mengembangkan program pelatihan agar pelaku UMKM semakin berkembang.
Di sektor makanan, ada Bananania yang menjadi salah satu UMKM berprestasi. Menurut Bagas, Sofyani Mirah selaku pemilik Bananania tidak pernah berhenti untuk belajar, sering mengikuti pelatihan dan pameran yang diadakan oleh Bank BRI.
Sosok Inspiratif di Balik Suksesnya Bananania

Sofyani Mirah adalah pemilik Bananania. Sofy memiliki alasan kuat mengapa ia ingin menjadi pengusaha. Baginya, bekerja sebagai karyawan tidak memberikan peluang untuk diwariskan kepada anak-anaknya di masa depan.
“Saya berpikir, kalau saya bekerja kantoran, saya tidak bisa mewariskan pekerjaan itu ke anak saya. Tapi kalau saya punya usaha yang berkembang, itu bisa menjadi warisan untuk mereka,” cerita Sofy kepada merdeka.com pada Sabtu (22/2/2025).
Selain itu, ia merasakan bahwa dunia usaha memberikan kebebasan dan peluang yang lebih besar dibandingkan bekerja kantoran. Ia merasa lebih hidup dan lebih banyak mendapatkan pengalaman baru.
“Dulu hidup saya monoton, duduk di belakang meja sepanjang hari. Sekarang saya bisa pergi ke berbagai tempat, punya banyak relasi, dan bisa berbagi pengalaman,” ujarnya.
Sofy juga percaya bahwa perempuan harus mandiri secara finansial agar tidak terjebak pada keadaan yang tidak diinginkan. Pasalnya, kehidupan ke depan tidak ada yang tahu. Jadi tidak ada salahnya untuk memiliki finansial sendiri. Suami Sofy pun mendukung penuh keputusannya untuk berbisnis.
“Suami saya pernah bilang, kalau saya tidak mau buka usaha, dia yang akan resign dan buka usaha sendiri. Jadi, saya ambil keputusan untuk berwirausaha agar dia tetap bisa bekerja sebagai dosen,” cerita Sofy.
Meskipun masih ada stigma bahwa perempuan sulit sukses dalam bisnis, namun Sofy membuktikan bahwa perempuan juga bisa mandiri dan berkembang. Dukungan dari Bank BRI juga turut membantu perempuan dalam mengembangkan usaha.
“BRI punya banyak program untuk anak muda dan UMKM, termasuk kompetisi dan pelatihan. Saya adalah bukti bahwa UMKM yang dipimpin perempuan juga bisa maju,” kata Sofy.
Perempuan dan UMKM: Minat Ikut Pelatihan dan Pengembangan Bisnis Tinggi
Selain pelatihan formal dari praktisi bisnis, kini RuBY mulai menerapkan konsep mentoring dari sesama pelaku UMKM. Pendekatan ini diyakini lebih efektif karena memberikan pembelajaran berbasis pengalaman langsung, dibandingkan dengan mencari mentor dari luar komunitas. Dengan metode ini, diharapkan UMKM dapat saling berbagi ilmu serta termotivasi untuk terus berkembang.
Dalam beberapa tahun terakhir, perempuan menjadi mayoritas peserta dalam berbagai pelatihan UMKM di RuBY. Mereka tidak hanya berperan sebagai pemilik usaha, tetapi juga aktif dalam mencari ilmu dan keterampilan baru untuk mengembangkan bisnis. Program pelatihan yang selama ini tersedia sering kali berfokus pada peningkatan kapasitas bisnis, pemasaran digital, hingga strategi keuangan yang lebih baik.
Langkah baru yang rencananya akan dimulai tahun ini adalah pengembangan kurikulum khusus yang lebih sistematis untuk pelatihan UMKM. Dengan adanya struktur pembelajaran yang lebih jelas, para peserta dapat mengembangkan keterampilan mereka secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan usaha masing-masing.
Harapan dari program ini adalah agar UMKM yang sudah mengikuti pelatihan dapat lebih maksimal dalam penerapan ilmu yang diperoleh. Dengan demikian, mereka tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga dapat langsung mengaplikasikan strategi yang tepat dalam bisnis mereka.
Selain itu, adanya kurikulum yang lebih terstruktur diharapkan dapat mengatasi kesenjangan keterampilan di antara pelaku UMKM. Dengan kurikulum yang lebih jelas, setiap peserta dapat mengikuti perkembangan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka.
“UMKM lebih nyaman diajarin oleh sesama teman UMKM. Tidak ada salahnya sesekali mengajak UMKM yang sudah kita seleksi untuk jadi mentor," kata Bagas kepada merdeka.com.
Bananania Jadi UMKM Berprestasi yang Terus Belajar

Bananania menjadi salah satu contoh UMKM yang tak pernah berhenti berkembang. Sejak awal berdiri dan bergabung di RuBY pada 2019, Sofy menunjukkan semangat belajar yang tinggi dengan mengikuti berbagai program pelatihan, pameran baik di dalam maupun luar negeri, serta berbagai kegiatan pengembangan bisnis lainnya.
“Bananania tidak pernah berhenti untuk belajar dan sering ikut pelatihan serta pameran ke mana-mana. Kalau ada kegiatan, selalu berpartisipasi,” ungkap Bagas.
Keberhasilan Bananania tidak hanya berasal dari inovasi produknya, tetapi juga dari kemauan untuk terus memperdalam wawasan bisnisnya. Dengan sering mengikuti pelatihan, mereka mendapatkan banyak ilmu baru yang langsung diterapkan dalam strategi pemasaran dan pengembangan produk.
Selain itu, Bananania juga aktif dalam berbagai komunitas UMKM yang memungkinkannya untuk terus belajar dari pengalaman sesama pengusaha. Partisipasi dalam berbagai kegiatan UMKM membuka peluang baru dan memperluas jaringan bisnisnya ke pasar yang lebih luas.
Tidak hanya berhenti pada pengembangan bisnis sendiri, Bananania kini juga mulai berbagi ilmu dengan UMKM lain. Dengan menjadi mentor bagi sesama pelaku usaha, mereka dapat membantu UMKM lain berkembang dengan strategi yang telah terbukti efektif.
"Ibu Sofy Bananania memang mau berkembang, dan mau belajar. Jadi ibu Sofy bisa jadi mentor dan mengajarkan teman UMKM lainnya untuk maju bersama,” ungkap Bagas.
Bananania Jadi Mentor untuk UMKM Lain
Salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan UMKM adalah menemukan mentor yang benar-benar memahami kebutuhan pelaku usaha kecil. Oleh karena itu, pendekatan baru mulai diterapkan, yaitu dengan mengangkat mentor dari kalangan UMKM di RuBY.
"Teman-teman UMKM lebih merasa dekat dan nyaman dimentori dengan teman sesama UMKM di RuBY. Rasa kedekatannya lebih terasa," kata Bagas.
Pendekatan ini dinilai lebih efektif karena mentor yang berasal dari UMKM memahami langsung tantangan dan peluang yang dihadapi dalam bisnis kecil.
Selain itu, dengan mentoring berbasis UMKM, pelaku usaha tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga pengalaman praktis yang dapat langsung diterapkan. Proses pembelajaran menjadi lebih relevan dan aplikatif karena berbasis pada pengalaman nyata.
Sofy selaku owner Bananania, menjadi salah satu UMKM yang sukses, kini juga berperan sebagai mentor bagi UMKM lain. Dengan berbagi pengalaman dan strategi yang telah mereka terapkan, mereka membantu UMKM lain untuk berkembang lebih cepat dan lebih efisien.
Perempuan yang sedang menjalankan studi semester terakhir di jurusan Manajemen Universitas Terbuka ini sudah empat kali diundang untuk menjadi mentor di acara pelatihan RuBY. Sofy juga pernah diajak untuk menjadi pembicara di Universitas Proklamasi, kantor BRI Klaten dan masih banyak lagi. Selain itu, perempuan asli Sleman ini juga pernah diajak UGM melatih Kagama (Keluarga Alumni UGM) tentang cara mengatur laporan keuangan yang baik.
“Di RuBY saya pernah diajak untuk sharing session membahas tentang bagaimana produk menembus pasar, tips dan triknya,” cerita Sofy.
Peran Praktisi dan Kombinasi Teori-Praktik dalam Proses Belajar

Selain mentoring dari sesama UMKM, pelatihan dari praktisi bisnis juga tetap diperlukan, terutama dalam hal teori dasar yang penting untuk pengelolaan usaha. Kombinasi antara teori dan pengalaman langsung dari pelaku usaha menjadi pendekatan yang semakin diadopsi dalam program pelatihan UMKM.
“Jika materi dasar, kita juga butuh ilmu dari praktisi biar UMKM dapat teorinya. Sedangkan untuk pengalaman, langsung dari pelaku UMKM-nya," kata Bagas.
Dengan kombinasi ini, peserta pelatihan tidak hanya mendapatkan wawasan akademis, tetapi juga pengalaman langsung dari mereka yang telah sukses menjalankan bisnisnya. Pendekatan ini dapat memberikan motivasi lebih besar karena peserta dapat melihat contoh nyata keberhasilan UMKM lain.
Konsep pelatihan yang lebih holistik ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas program pengembangan UMKM. Dengan mendapatkan ilmu dari berbagai perspektif, pelaku UMKM dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang cara mengelola dan mengembangkan usaha mereka.
Dengan model pembelajaran yang lebih sistematis dan berbasis pengalaman nyata, diharapkan UMKM di Indonesia dapat berkembang lebih cepat dan lebih kuat, serta mampu bersaing di pasar yang lebih luas.