Kisah Perjalanan UMKM Sambal Samcai, dari Dapur Kecil hingga Menembus Pasar Lebih Luas Berkat Binaan BRI
Ika Nurkartika sukses mengembangkan Samcai dengan dukungan Rumah BUMN BRI Yogyakarta, dari dapur rumah hingga UMKM naik kelas lewat pelatihan dan pendampingan.

Sambal, bagi banyak orang Indonesia, adalah pelengkap yang tak terpisahkan dari setiap hidangan. Seperti kata pepatah, "Tak lengkap rasanya makan tanpa sambal." Makanan ini bukan hanya sekadar bumbu, tetapi sebuah cerminan dari kehangatan, kekayaan rasa, dan keberagaman kuliner Nusantara.
Bagi sebagian orang, sambal juga membawa kenangan dan tradisi yang terus dilestarikan di dapur keluarga. Indonesia diketahui memiliki lebih dari 300 jenis sambal yang tersebar di berbagai daerah. Dimana, setiap daerah memiliki resep sambal khasnya, yang masing-masing membawa cita rasa unik dan cerita di baliknya.
Keberagaman sambal ini pula yang menjadi salah satu inspirasi Ika Nurkartika, seorang ibu rumah tangga berusia 57 tahun untuk memulai bisnis sambal. Dari dapur rumah sederhana di Demangan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, sambil ini dikenal dengan nama Samcai by Pawon Mak’e.
Berawal dari Ingin Mengirimkan Sambal untuk Anak, Jadi Peluang Usaha

Wanita yang akrab disapa Ika ini awalnya hanya ingin membuat sambal untuk anaknya yang bekerja di Jakarta. Pada saat itu, pandemi sedang melanda, dan sang anak sering meminta kiriman makanan dari rumah. Salah satu yang dikirimkan adalah sambal buatan Ika. Ika pun mengirimkan dalam toples polos tanpa kemasan khusus.
"Waktu itu kan lagi pandemi, anak saya di Jakarta minta dikirimi makanan. Salah satunya sambel buatan saya. Saya kirimkan sambel itu dalam toples polos, tanpa kemasan apa-apa. Kadang dia bawa ke kantor, terus temannya icip-icip," cerita Ika saat ditemui merdeka.com pada Sabtu (1/3/2025).
Tak disangka, sambal tersebut langsung menarik perhatian teman-teman kantor sang anak. Mereka pun mulai bertanya, "Nih sambalnya beli di mana?" Anak Ika menjawab, "Ini bikinan mamaku."
Teman-teman sang anak pun kemudian memberi saran agar Ika menjual sambal buatannya di marketplace. Saran ini akhirnya menjadi titik balik bagi Ika untuk berpikir lebih jauh tentang potensial produk sambalnya.
Modal Rp 1,5 Juta
Berbekal saran tersebut, Ika memutuskan untuk mulai berjualan sambal secara online pada tahun 2021. Dengan modal terbatas, hanya Rp1,5 juta, ia memanfaatkan peralatan rumah tangga yang sudah dimilikinya untuk produksi awal.
"Modal awal cuma Rp1,5 juta, tapi saya sudah ada peralatan rumah tangga. Tapi memang modal cash di tangan saya segitu" ujar Ika.
Meski awalnya hanya mencoba, sambalnya ternyata laris manis di marketplace. Tanpa pengalaman bisnis sebelumnya, Ika belajar dari nol dan terus mengembangkan usahanya.
Samcai, Aneka Sambal Nusantara yang Membawa Kenangan Rumah

Nama "Samcai" pun akhirnya dipilih sebagai merek sambalnya. Samcai sendiri kepanjangan dari sambal cabai. Bagi Ika, "Samcai" bukan hanya sekadar merek. Nama tersebut mengingatkan pada rasa sambal cabai yang sederhana namun lezat, seperti masakan ibu yang penuh dengan cinta dan kenangan hangat di meja makan keluarga.
"Arti 'Samcai' sendiri, itu sambal cabai. Dengan harapan, setiap orang yang mencoba sambal saya, langsung teringat dengan masakan ibu," ujar Ika.
Samcai berawal dengan hanya lima varian sambal, namun seiring berjalannya waktu, produk ini telah berkembang pesat dengan banyak pilihan rasa. Kini, Samcai menawarkan berbagai varian sambal, mulai dari sambal bajak, sambal cakalang, sambal roa, hingga sambal baby cumi bawang yang menjadi produk best seller.
"Dari awalnya hanya lima varian, sekarang sudah berkembang menjadi banyak varian, seperti sambal bajak, sambal cakalang, sambal roa, dan yang paling laku itu sambal baby cumi bawang."
Keunikan Samcai tidak hanya terletak pada variasi sambalnya, tetapi juga pada cara Ika meracik sambal yang disesuaikan dengan karakteristik rasa khas dari daerah asalnya.
“Misalnya, sambal bajak itu dari Jawa Tengah, ciri khasnya apa? Oh, manis. Jadi kita jangan melupakan manisnya. Terus sambal cakalang Manado, Manado sukanya apa? Gurih. Jadi saya keluarkan juga sedikit asin,” tutur Ika, menjelaskan bagaimana ia mengadaptasi rasa sambalnya sesuai dengan selera khas daerah.
Samcai hadir dalam berbagai pilihan kemasan yang pas untuk setiap selera. Buat yang ingin coba-coba atau butuh sambal praktis, tersedia kemasan sachet seharga Rp10.000. Untuk penggunaan sehari-hari, ada botol plastik mulai Rp25.000.
Jika menginginkan sambal yang lebih tahan lama, botol kaca bisa jadi pilihan dengan harga Rp35.000. Bagi pencinta rasa khas, varian premium sambal ikan roa dibanderol Rp38.000 per botol. Setiap varian Samcai dibuat dari bahan alami tanpa pengawet dan dikemas secara higienis. Dengan proses pasteurisasi tanpa minyak berlebih, sambal dalam kemasan kaca dapat bertahan hingga satu tahun, tetap menjaga cita rasa otentik khas Nusantara.
Belajar dan Beradaptasi bersama Rumah BUMN BRI Yogyakarta
Kendati demikian, Ika menyadari bahwa menjalankan bisnis tidak hanya sekadar menjual produk. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan, seperti perizinan usaha dan pengetahuan tentang strategi pemasaran yang lebih efektif.
Inilah yang membuat Ika merasa perlu mencari wadah yang dapat membantunya mengembangkan usaha dengan lebih terstruktur. Setelah mencari informasi dan berbagai opsi, Ika akhirnya menemukan Rumah BUMN Yogyakarta (RuBy) yang memberikan berbagai dukungan untuk pelaku UMKM. Tertarik dengan program-program yang ditawarkan, Ika pun memutuskan untuk bergabung RuBy pada tahun 2022.
Selama bergabung, Ika dengan tekun mengikuti berbagai pelatihan, mulai dari TikTok, Shopee, Tokopedia, hingga pelatihan pemasaran digital dan strategi branding.
“Saya ikut pelatihan TikTok, Shopee, Tokopedia, semua yang mendukung perkembangan usaha saya, saya ikuti,” kata Ika penuh semangat.
Ika menyadari bahwa agar bisnisnya terus berkembang, ia harus mengikuti perkembangan zaman. Meskipun usianya sudah 57 tahun, ia tetap semangat belajar dan tak ingin tertinggal oleh teknologi.
“Harus belajar, umur saya 57 tahun. Terus terang kalau kita mau berusaha, harus mengikuti zaman. Kalau kita gaptek, itu pasti kita ketinggalan. Berusahalah mencoba, enggak usah takut, kalau salah nggak ada yang marahin kok,” ungkapnya.
Menurutnya, salah satu tantangan terbesar UMKM adalah keengganan untuk terus belajar. “Kendala UMKM itu biasanya nggak mau belajar. Padahal, itu kunci untuk bertahan di dunia bisnis yang terus berkembang,” tegasnya.
Berkembang Lewat Pelatihan dan Pendampingan Berkelanjutan dari BRI
Bagi Ika, kehadiran RuBy sangat membantu dalam memberikan akses terhadap berbagai fasilitas yang dibutuhkan UMKM. Ia pun merasakan manfaat besar dari program yang diberikan, terutama dalam hal edukasi bisnis.
“Semua pelatihan di RuBy sangat membantu UMKM. Seperti pelatihan e-commerce, memberikan fasilitas legalitas, pengetahuan hukum kalau kita tersandung masalah mereka juga kasih,” tambahnya.
Meski sudah banyak belajar, Ika masih ingin terus mengasah kemampuannya, terutama dalam pemasaran digital. “Saya juga di RuBy kemarin request pengen pelatihan live TikTok,” harapnya, agar bisa lebih maksimal dalam memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan penjualan.
Dengan tekad yang kuat, Ika pun aktif mengurus akun Instagram dan TikTok-nya sendiri. Ia tak hanya mengandalkan pengalaman pribadi, tetapi juga belajar dari berbagai sumber, seperti YouTube dan pelatihan yang disediakan oleh Rumah BUMN Yogyakarta.
“Saya sudah punya tempat foto produk, ring light, semuanya sudah siap untuk konten,” tambahnya.
Ika memahami bahwa kualitas konten yang baik sangat penting untuk mendukung pemasaran digital produk Samcai. Dengan fasilitas pendukung yang telah disiapkan, Ika semakin yakin bahwa belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi adalah kunci utama agar usahanya terus berkembang dan dikenal luas..
Dalam hal ini, Rumah BUMN Yogyakarta (RuBy) berperan sangat penting dalam membimbing Ika melalui pelatihan-pelatihan yang relevan. Selain itu juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan buyer potensial, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Sampai sekarang RuBy masih terus membina saya. Pembinaan ini berlanjut terus, terkadang kalau ada buyer butuh apa RuBy bisa bantu mempertemukan dengan UMKM” tambah Ika.
RuBy tak hanya sekadar memberikan pelatihan, tetapi juga menjaga hubungan yang berkelanjutan dengan Ika, membantunya menemukan peluang baru dan memperluas jaringan pasar. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran pendampingan dalam perjalanan seorang pengusaha, terlebih bagi UMKM yang ingin berkembang.
Juara 5 BRIncubator hingga Berpeluang Tembus Pasar Ekspor

Kerja keras dan ketekunan Ika dalam mengembangkan usahanya akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun 2024, ia berhasil meraih Juara 5 dalam program BRIncubator, sebuah program akselerasi bisnis bagi pelaku UMKM binaan BRI. Setelah 2 bulan mengikuti BRIncubator, omzet Samcai juga mengalami peningkatan sekitar 20 persen. Prestasi ini menjadi bukti bahwa UMKM Samcai semakin berkembang dan naik kelas.
"Setelah dua bulan usai BRIncubator, omzet naik 20%"
Tak berhenti di situ, kesempatan besar kembali datang ketika Ika mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025. Acara ini menjadi ajang bagi UMKM unggulan Indonesia untuk memperkenalkan produknya ke pasar yang lebih luas, termasuk peluang ekspor ke mancanegara.
Kesuksesan Ika membangun Samcai dari nol hingga mendapat pengakuan di kancah nasional dan internasional membuktikan bahwa dengan kemauan belajar, adaptasi terhadap tren digital, serta dukungan dari program seperti Rumah BUMN BRI Yogyakarta dan BRIncubator, UMKM bisa berkembang lebih jauh.
Rencana ke Depan
Dengan produksi 200-300 botol per bulan, Ika terus memantau perkembangan usahanya agar tetap bertahan di tengah persaingan. Namun, beberapa bulan terakhir, ia mulai melihat adanya sedikit penurunan dalam jumlah produksi.
“Saya produksi 200-300 botol per bulan. Namun, tiga bulan kemarin mulai agak berkurang. Makanya, kita harus membaca perilaku konsumen,” ujar Ika.
Bagi Ika, memahami tren pasar dan kebiasaan pembeli adalah kunci untuk tetap relevan dan menjaga stabilitas bisnis. Ia tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga terus mengevaluasi strategi pemasaran agar produknya tetap diminati.
Untuk ke depan, ia berencana menambah produk baru, salah satunya peyek cabe.Saat mengikuti pameran, Ika selalu menyediakan kerupuk agar pengunjung bisa mencicipi sambalnya. Dari situ, muncul ide baru untuk mengembangkan produknya.
"Saya berencana ingin bikin peyek, peyek yang ada cabenya. Kenapa terpikir peyek? Selama pameran, saya selalu beli kerupuk biar konsumen bisa mencicipi sambal saya. Kenapa tidak saya sendiri yang menciptakan peyek sambil mencicipi sambal saya?" ujar Ika.
Kini, ia berencana menghadirkan peyek pedas sebagai pelengkap sambal Samcai, menambah variasi produk sekaligus meningkatkan daya tarik di pasaran.
Rumah BUMN BRI Yogyakarta, Wadah Pengembangan UMKM dengan Beragam Fasilitas dan Program
Sejak dibuka pada 2017, Rumah BUMN BRI Yogyakarta (RuBy) berkomitmen menjadi wadah pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui berbagai program dan fasilitas. Pelaku usaha mendapatkan akses ke pelatihan, inkubasi bisnis, pameran, bazar, serta program lain seperti sertifikasi halal dan digital marketing.
Hingga 2023, sekitar 46.700 pelaku UMKM telah terdaftar di RuBy, menunjukkan tingginya minat terhadap pendampingan dan pelatihan. Jumlah ini terus bertambah seiring meningkatnya kesadaran UMKM akan pentingnya pengembangan bisnis. Sejak Agustus 2024 saja, ada 500 peserta baru yang bergabung, menjadikan RuBy sebagai salah satu Rumah BUMN paling aktif di Indonesia dalam mengadakan pelatihan.
Saat ini, terdapat sekitar 54 Rumah BUMN BRI di seluruh Indonesia, dengan RuBy sebagai salah satu yang terdepan dalam mendukung UMKM. Untuk mengakomodasi kebutuhan pelaku usaha, keanggotaan RuBy dibagi menjadi tiga kategori: umum, utama, dan prioritas.
“Kalau di Yogyakarta, kita buka tiga keanggotaan: umum, utama, dan prioritas. Umum itu untuk orang yang hanya ingin belajar, belum punya usaha, kita masukkan ke umum. Utama adalah mereka yang sudah punya usaha, tapi belum terlalu fokus pada pengembangannya. Prioritas, mereka yang aktif dan berkembang, ikut pelatihan, konsultasi, dan sebagainya. Prioritas ini ada bazar, ada program-program yang kita utamakan,” jelas Bagas Priambodo, Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta, saat ditemui pada Kamis (20/2/2025).
Rumah BUMN BRI Yogyakarta menghadirkan beragam fasilitas yang mendukung UMKM, mulai dari pelatihan digital marketing, strategi pemasaran, sertifikasi halal, hingga kesempatan mengikuti pameran dan bazar. Program ini dirancang agar pelaku usaha tidak hanya sekadar menjual produk, tetapi juga memiliki pemahaman yang lebih luas tentang pengelolaan bisnis yang berkelanjutan.
Untuk mendukung kreativitas dan produktivitas, Rumah BUMN BRI Yogyakarta juga menyediakan co-working space di Lantai 2 Wisma BRI, Jalan Sagan Timur No.123, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Fasilitas ini terbuka bagi pelaku UMKM dan masyarakat umum, menjawab kebutuhan akan ruang meeting, diskusi, atau presentasi bisnis yang nyaman dan memadai.
"Kadang UMKM bingung cari tempat buat meeting, diskusi, atau presentasi. Nah, kita menyediakan di sini. Kebetulan co-working space ini enggak banyak yang punya di Rumah BUMN lain, dan di Yogya fasilitasnya cukup lengkap," ujar Bagas.
Keberadaan co-working space ini semakin memperkuat peran Rumah BUMN BRI Yogyakarta sebagai pusat pengembangan UMKM yang tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga menyediakan sarana pendukung bagi pertumbuhan bisnis pelaku usaha.
Cara Daftar Rumah BUMN BRI Yogyakarta
Bagi Anda yang ingin mengembangkan usaha atau menambah wawasan bisnis, bergabung dengan Rumah BUMN BRI Yogyakarta bisa menjadi langkah yang tepat. Dengan berbagai kategori keanggotaan yang tersedia, Anda bisa mendapatkan pelatihan gratis, akses permodalan, hingga kesempatan mengikuti bazar dan pameran nasional maupun internasional.
Untuk mendaftar sebagai anggota Rumah BUMN BRI Yogyakarta, Anda bisa langsung mengisi formulir pendaftaran melalui tautan berikut: Formulir Pendaftaran Rumah BUMN Yogyakarta
Cukup isi formulir sesuai kategori keanggotaan yang dipilih dan bergabung dalam WhatsApp Group untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Jika mengalami kendala saat pendaftaran, Anda bisa datang langsung ke kantor Rumah BUMN Yogyakarta di Lt. 2 Wisma BRI, Jl. Sagan Tim. No.123, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta.