Berkat Program Desa BRIlian, Wisata Tebing Breksi Makin Berkembang dan Berikan Manfaat bagi Pelaku UMKM Sekitar
Pihak BRI menjalankan beberapa program untuk pelaku UMKM di Desa Sambirejo di antaranya pelatihan, pengadaan alat, serta pemberian beasiswa pendidikan.

Pihak BRI menjalankan beberapa program untuk pelaku UMKM di Desa Sambirejo di antaranya pelatihan, pengadaan alat, serta pemberian beasiswa pendidikan.

Berkat Program Desa BRIlian, Wisata Tebing Breksi Makin Berkembang dan Berikan Manfaat bagi Pelaku UMKM Sekitar
Sekitar tahun 2011, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, masih menjadi salah satu desa paling tertinggal di Kabupaten Sleman. Lokasinya yang berada di perbukitan kapur membuat siklus pertanian mulai dari menanam hingga memanen hanya bisa dilakukan sekali dalam setahun.
Begitu lulus sekolah, banyak dari warga desa setempat yang memilih merantau ke luar kota untuk mendapatkan penghasilan yang lebih layak.
Di samping merantau, sebagian warga Desa Sambirejo bekerja sebagai penambang batu breksi. Setidaknya ada sekitar 60-an penambang batu breksi di Sambirejo sebelum tahun 2014.
Aktivitas pertambangan di sana sudah ada sejak zaman dulu. Namun sejak kawasan itu ditetapkan sebagai Geoheritage Gunung Api Semilir pada tahun 2014, aktivitas tambang batu di sana dihentikan oleh pemerintah.
Penghentian aktivitas penambangan itu justru menjadi peluang baru bagi masyarakat. Bekas tambang yang tandus disulap menjadi sebuah tempat wisata dengan nama “Tebing Breksi”.
Peresmian wisata Tebing Breksi dilakukan langsung oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X pada 30 Mei 2015. Setelah diresmikan, warga Desa Sambirejo ikut mengembangkan tempat wisata itu.
Adanya wisata Tebing Breksi membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Setidaknya ada 400-an warga Desa Sambirejo yang bekerja mengelola wisata Tebing Breksi. Para pelaku UMKM, khususnya para penjual kuliner, juga bisa menjajakan makanannya pada wisatawan di kawasan Tebing Breksi.
Keberadaan Tebing Breksi sebagai tempat wisata serta manfaat yang dirasakan masyarakat sekitar dengan adanya tempat wisata itu menjadi faktor utama Desa Sambirejo memperoleh anugerah Desa BRIlian pada tahun 2020.
Dengan adanya penghargaan itu, Desa Sambirejo memperoleh banyak manfaat dari program-program yang diadakan BRI.
“Program-program BRI itu banyak, terutama bagi para pelaku UMKM di sini,” kata Giyatno (40), Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sambimulyo, Desa Sambirejo, Sleman.
Giyatno mengatakan, beberapa program yang diberikan BRI antara lain pelatihan-pelatihan untuk pelaku UMKM, pengadaan alat produksi UMKM seharga total Rp25 juta, program BRI menanam, serta program pemberian beasiswa bagi anak-anak pelaku UMKM.
“Lalu di wisata Tebing Breksi kita dikasih QRIS, kita menjadi agen Brilink, dan sebagainya,” ungkapnya saat ditemui Merdeka.com pada Sabtu (2/3).
Keberadaan Agen Brilink di kantor Desa Sambirejo bahkan turut menyumbang PAD (Pendapatan Asli Desa) sebesar Rp5 juta per tahun.
“Rata-rata orang desa sini kalau mengangsur utang KUR ke BRIlink di kantor desa. Mereka nggak mau lagi antre di bank,” ujar Giyatno.

Pada tahun 2023 sendiri, BUMDes Sambimulyo memperoleh PAD sebesar Rp836 juta. Jumlah ini sedikit menurun dari tahun 2022 yang mencapai Rp864 juta.
Dari jumlah itu, 30 persennya digunakan untuk operasional BUMDes seperti penggajian karyawan dan lain-lain, sementara 70 persen disetorkan ke pemerintah Desa Sambirejo.

Manfaat dengan adanya program Desa BRIlian begitu dirasakan oleh Aan Permana (46) dan istrinya. Di rumahnya, mereka membuka usaha produksi keripik sayur.
Aan dan istrinya mulai menekuni usaha keripik sayur mulai tahun 2016. Tahun 2020 sebelum pandemi, ia ikut pelatihan serta pameran yang diadakan oleh BRI di Tebing Breksi. Pada tahun itu pula ia mendapat bantuan pengadaan alat dari BRI.
“Kami waktu itu dapat timbangan digital. Kalau beli mungkin seharga Rp300 ribu,” kata Aan.
Saat ini omzet penjualan keripik sayur masih kecil. Apalagi Aan harus membagi waktu antara pekerjaannya sebagai karyawan dengan tugas untuk memasarkan produk UMKM-nya, sehingga belum bisa maksimal untuk membantu istrinya yang memproduksi keripik sayur di rumah.