Kembangkan Wisata Tebing Breksi, BUMDes Desa Sambirejo Sleman Ciptakan Banyak Lapangan Kerja bagi Warga Sekitar
Sebanyak 400-an warga Desa Sambirejo ikut mengelola Taman Wisata Tebing Breksi. Mereka tak perlu merantau jauh demi hidup yang layak
Sebanyak 400-an warga Desa Sambirejo ikut mengelola Taman Wisata Tebing Breksi. Mereka tak perlu merantau jauh demi hidup yang layak
Pada 2020 lalu, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman menjadi satu dari 10 pemenang program Desa BRIlian yang diadakan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Keberhasilan Desa Sambirejo menjadi salah satu pemenang Desa BRIlian tak lepas dari keberadaan Taman Wisata Tebing Breksi.
Sejak dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sambimulyo pada tahun 2016 lalu, wisata Tebing Breksi makin banyak dikunjungi wisatawan dan menjadi tempat mencari nafkah bagi ratusan warga Desa Sambirejo.
“Mereka kami gaji Rp80-170 ribu per hari, diambil dari 20 persen pendapatan BUMDes. Pembayaran dilakukan secara ‘cash’ tiap minggu,” kata Direktur BUMDes Sambimulyo, Giyatno (40).
Berkembangnya Tebing Breksi sebagai tempat wisata mampu meningkatkan tingkat perekonomian warga Desa Sambirejo. Giyatno mengatakan, sebelum adanya Taman Wisata Tebing Breksi, Desa Sambirejo merupakan desa tertinggal.
Saat itu, banyak warga yang lebih memilih merantau karena kalau terus bertahan di desa mereka akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Beberapa warga berprofesi sebagai penambang batu di Tebing Breksi dengan penghasilan bisa mencapai Rp400 ribu per hari. Namun waktu itu warga yang bekerja sebagai penambang batu paling banyak hanya 60 orang.
Kini dengan menjadi tempat wisata, jumlah warga yang bekerja makin banyak. Dalam catatan BUMDes Sambimulyo, ada setidaknya 400-an warga Desa Sambirejo yang bekerja sebagai karyawan di Taman Wisata Tebing Breksi.
Pekerjaan mereka juga cenderung tidak seberat dibanding saat mereka masih bekerja sebagai penambang batu.
Banyak warga Desa Sambirejo yang merasakan dampak positif dari keberadaan Taman Wisata Tebing Breksi. Dengan banyaknya lowongan kerja di tempat wisata itu, Widi (21) bisa langsung bekerja begitu lulus pendidikan SMK.
Setelah lulus SMK dua tahun lalu, sebenarnya Widi berencana untuk mencari pekerjaan di luar kota. Namun tantenya menyarankan agar ia mencari pekerjaan yang dekat dengan rumah saja.
“Tante menyarankan saya untuk bekerja di sini. Kalau ada urusan keluarga bisa lebih mudah,” katanya saat ditemui Merdeka.com pada Sabtu (2/3).
Pekerjaan utama Widi di Taman Wisata Tebing Breksi adalah mengatur parkir. Namun sering kali ia turut diminta membantu pekerjaan lain seperti membersihkan area tempat wisata.
“Bekerja di sini juga lebih santai,” ujarnya sambil tersenyum kecil.
Manfaat adanya Taman Wisata Tebing Breksi juga dirasakan Deden (40). Dengan modal Rp2,5 juta, ia membeli seekor burung hantu yang kemudian ia bawa ke Tebing Breksi untuk berfoto dengan wisatawan.
Sedikit beda dengan Suratno (41), ia rela pulang kampung ke Desa Sambirejo begitu mendengar peresmian Taman Wisata Tebing Breksi. Di sana ia bekerja sebagai penjaga loket.
Sebelumnya ia bekerja pada sebuah pabrik di Tangerang. Dengan bekerja di Tebing Breksi, kini ia bisa lebih dekat dengan keluarga. Apalagi tempat wisata itu jaraknya hanya selemparan batu dari rumahnya.
Karyawan lainnya, Tama (25), rela resign dari pekerjaan lamanya karena jarak tempat wisata itu lebih dekat dari rumahnya. Di Tebing Breksi, ia bekerja sebagai seorang petugas keamanan. Sebelumnya ia bekerja di perusahaan produksi rambut palsu.
Walaupun gajinya lebih kecil dibanding pekerjaan lamanya, namun Tama merasa nyaman bekerja di Taman Wisata Tebing Breksi. Buktinya kini ia sudah bertahan dua tahun lamanya bekerja di tempat wisata itu.
Manfaat adanya Tebing Breksi juga dirasakan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sekitar, khususnya yang bergerak di sektor kuliner.
Ririn (41), salah seorang penjual cilok yang berjualan di kawasan Taman Wisata Tebing Breksi mengatakan, sebelumnya ia memproduksi emping di rumah. Setelah peresmian Taman Wisata Tebing Breksi, ia ikut membantu warga lain berjualan makanan di sana, namun masih sebagai karyawan.
“Waktu itu saya mau saya kerja sama orang dulu untuk mencari pengalaman. Memang dari awal saya sudah punya keinginan untuk membuka usaha kuliner sendiri di sini,” ujar Ririn.
Saat Desa Sambirejo terpilih menjadi salah satu pemenang Program Desa BRIlian, BRI mengadakan beberapa acara khusus di Taman Wisata Tebing Breksi. Salah satu acara BRI yang Ririn ikuti adalah pelatihan terhadap UMKM.
“Mereka memberikan sosialisasi seperti pengajuan modal usaha dan sebagainya. Juga soal KUR (Kredit Usaha Rakyat). Apalagi katanya bunganya ringan. Dari situ sebenarnya ingin punya rekening di Bank BRI, tapi sampai sekarang belum terealisasi,” tutur Ririn sambil tertawa kecil.
Konon desa ini diklaim sebagai "serpihan Surga" di Kabupaten Lumajang
Baca SelengkapnyaPihak BRI menjalankan beberapa program untuk pelaku UMKM di Desa Sambirejo di antaranya pelatihan, pengadaan alat, serta pemberian beasiswa pendidikan.
Baca SelengkapnyaKawasan Wisata Agro Rengganis Kebun Teh Gunung Gambir di Desa Gelang, Kecamatan Sumberbaru Jember, ramai dikunjungi turis saat libur lebaran.
Baca SelengkapnyaKabupaten Solok tak hanya terkenal dengan produksi beras unggulannya saja, akan tetapi potensi pariwisata di daerah ini juga tak kalah menarik untuk dikunjungi.
Baca SelengkapnyaSaat pembangunan waduk terjadi sebuah insiden jebolnya tanggul pembantu yang memakan korban hingga 127 orang.
Baca SelengkapnyaSragen memiliki wisata alam dan taman bermain yang menarik.
Baca SelengkapnyaWalau pasirnya berwarna hitam, namun terasa lembut saat dipijak.
Baca SelengkapnyaSidoarjo merupakan salah satu penyangga utama Kota Surabaya, dan termasuk dalam kawasan Gerbangkertosusila.
Baca Selengkapnya