Menginspirasi, Begini Kisah Pemuda Desa Janti Pilih Bekerja di Kampung Halaman daripada Merantau
Pemuda di Desa BRILian Janti pilih bekerja di kampungnya daripada merantau.
Pemuda di Desa BRILian Janti pilih bekerja di kampungnya daripada merantau.
Menginspirasi, Begini Kisah Pemuda Desa Janti Pilih Bekerja di Kampung Halaman daripada Merantau
Desa Janti di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi contoh desa yang berhasil memberdayakan warga setempat di bidang ekonomi.
Menyandang gelar Desa BRILian BRI, Janti mampu mengembangkan potensi wisata seperti pemancingan, UMKM kuliner tradisional sampai waterpark yang sepenuhnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes di sana.
-
Kenapa Desa Janti jadi juara Desa BRILian? Dari sana, kata Danang, Desa Janti kemudian dilirik menjadi kandidat Desa BRILian dan menjadi juara tiga pada tahun 2023 lalu.
-
Dimana lokasi Desa Janti? Terletak persis di Kecamatan Polanharjo, wilayah ini memiliki pasar kuliner kuno hingga waterpark.
-
Apa yang unik di Desa Janti? Desa ini unik karena punya pasar kuliner kuno dan waterpark.
-
Dimana Desa Devisa di Jatim? Jika digabungkan, desa devisa dan calon desa devisa baru di Jatim jumlahnya mencapai 138 desa devisa.
-
Dimana Desa Jatimulyo berada? Siang itu, suasana di Perbukitan Menoreh, tepatnya di Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, begitu hening dan dingin.
-
Bagaimana Desa Janti mengembangkan potensi wisatanya? Hasilnya, desa ini mampu mandiri dan menghasilkan sumber perekonomian yang menghidupkan warga di sana.
Menariknya, potensi-potensi yang berhasil berkembang itu membuat para anak muda di sana memilih ikut terjun dalam pengembangan potensi wisata dan budaya Desa Janti.
Para pemuda pun bisa bekerja dengan layak, tanpa harus merantau keluar kota.
Berikut kisah inspiratif dari Desa Janti.
Kembangkan Sektor Wisata Bersama Pemuda Karangtaruna
Ragam UMKM dan wisata di Desa Janti dijalankan melalui semangat kolektif dari Pemerintah Desa beserta warga di sana.
“Menu makanan di Janti Park ini berasal dari ibu-ibu PKK, lalu warga juga bertugas di sektor keamanan depan waterpark Janti sebagai Linmas dan karangtaruna yang menjalankan bersama teknis di Janti,” kata Direktur BUMDes Janti, Danang.
Disampaikan Direktur BUMDes Desa Janti, Danang Joko Wijayanto, adanya pemanfaatan potensi wisata dan UMKM di Desa Janti juga merupakan upaya untuk membuka lapangan pekerjaan sekaligus mengentaskan kemiskinan.
“Jadi jangan cuma lihat hasil akhirnya saja, bahwa waterpark ini sudah jadi, tapi lihatlah di sana bisa membantu perekonomian warga, membuka lapangan pekerjaan. Jadi mereka yang bertugas digaji sesuai UMK,” kata Danang.
Pilih Bekerja di Desa Janti
Dani, salah satu pemuda karangtaruna Desa Janti mengaku lebih memilih untuk bekerja di kampungnya daripada harus ke luar daerah untuk merantau. Ketika awal Janti Park Janti ini beroperasi, pihak BUMDes langsung merangkul para pemuda di wilayahnya.
Ini amat membantu pemuda setempat, karena mereka bisa langsung mendapat pekerjaan. Hal ini juga menguntungkan bagi BUMDes karena tidak perlu mencari pegawai dari luar, dan warganya jadi terberdayakan.
“Awalnya kan kolam renang ini tidak ada yang mengelola, akhirnya BUMDes merangkul para pemuda karena mungkin mikirnya karangtaruna itu masih banyak yang belum bekerja, dan masih muda tenaganya,” ucap Dani.
Menurut dia, saat ini mayoritas karangtaruna terbantu dan bisa melatih pengalaman kerja di kolam renang Janti.
“Di sini juga ada tenaga bantu dari karangtaruna sekitar 48 orang, saat kondisi ramai kunjungan seperti saat libur Lebaran seperti sekarang,” kata Dani.
Bisa Bekerja Profesional dan Dekat dengan Orang Tua
Dani mengaku tertarik bekerja di kampungnya karena ia bisa tetap bekerja secara profesional, tanpa harus jauh dari orang tua.
Kemudian sistem kerja di Janti waterpark sendiri terbilang profesional, walau dijalankan oleh Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes Janti.
Ia pun kini mendapat penghasilan rutin dari bekerja di Janti, tanpa harus bekerja di luar desa. Ini terbilang cukup untuk menutupi kebutuhan hidup, terlebih statusnya yang kini sudah menjadi karyawan tetap.
“Saya sendiri sebenarnya ditugaskan di bagian media sosial untuk promosi kolam renang Janti. Jadi kerjanya merencanakan ide konten, dan mengeksekusinya,” terang dia.
“Terus di sini juga, mungkin kesejahteraannya lumayan ya, kan ada yang harus keluar kaya kerja di pabrik, Boyolali, di sini kan bisa pulang juga, lebih dekat,” tambah Dani, yang sudah satu tahun setengah bekerja di Janti.
Dani juga mengatakan bahwa bekerja di Janti Park jenjang kariernya jelas, karena sebelumnya ia merupakan tenaga bantu.
“Saya awalnya malah jadi tenaga bantu, terus Janti butuh buat media sosial saya ditawari dan saya mau. Saya juga mikir, masa warga Janti nggak kerja di sini, kan,” tambahnya.