Cetakan 3D Logam Pertama di Luar Angkasa Tiba di Bumi, Begini Wujudnya
ESA berhasil membuat cetakan logam 3D pertama di ISS. Sampel kini tiba di Bumi untuk diteliti, jadi langkah penting menuju manufaktur luar angkasa.

Sebuah sejarah baru tercipta di dunia teknologi antariksa. Cetakan logam 3D pertama yang dibuat di luar angkasa akhirnya tiba di Bumi. Sampel bersejarah ini diproduksi menggunakan Metal 3D Printer milik Badan Antariksa Eropa (ESA) yang dipasang di International Space Station (ISS).
Mengutip Phys, Senin (3/3), saat ini, cetakan tersebut sudah tiba di pusat teknologi ESA di Belanda, tepatnya di ESTEC (European Space Research and Technology Centre), untuk menjalani serangkaian uji laboratorium.
Printer logam tersebut dikembangkan oleh Airbus bersama mitra teknologinya. Instalasi printer dilakukan oleh astronaut ESA, Andreas Mogensen, saat menjalankan misi Huginn pada Januari 2024.
Enam bulan setelah dipasang, printer sukses mencetak hasil pertamanya berupa garis lengkung berbentuk huruf S. Cetakan penuh pertama dihasilkan pada pertengahan tahun, disusul cetakan kedua yang selesai Desember 2024.
Diuji dan Dibandingkan
Sampel pertama kini diserahkan ke Laboratorium Material dan Komponen Elektrik di ESTEC. Tim peneliti akan membandingkan hasil cetakan di luar angkasa dengan cetakan serupa yang dibuat di Bumi.
Perbandingan ini penting untuk memahami bagaimana kondisi mikrogravitasi memengaruhi proses pencetakan logam. Sementara itu, cetakan kedua akan dikirim ke Technical University of Denmark (DTU) untuk dianalisis lebih lanjut.
Sebelum ini, ISS memang sudah dilengkapi printer 3D plastik yang kerap digunakan astronot. Namun, pencetakan logam merupakan lompatan besar yang membuka peluang baru bagi kemandirian misi-misi luar angkasa di masa depan.
Dengan teknologi ini, astronot bisa mencetak suku cadang, memperbaiki peralatan, atau membuat alat baru secara mandiri. Tanpa harus menunggu pasokan mahal dari Bumi, misi luar angkasa akan menjadi lebih hemat, fleksibel, dan efisien.
Siap Hadapi Misi Jarak Jauh
Pencetakan logam 3D di luar angkasa bukan sekadar pencapaian teknis, tapi juga kunci penting bagi misi antariksa jarak jauh, seperti ke Bulan atau Mars. Semakin jauh misi, semakin sulit mengandalkan kiriman barang dari Bumi. Dengan teknologi ini, astronot bisa membuat sendiri apa yang mereka butuhkan di luar angkasa.
Langkah ESA ini membuktikan bahwa teknologi manufaktur luar angkasa semakin mendekati kenyataan, membuka era baru bagi eksplorasi manusia di luar Bumi.