Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer
Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror Polri telah meringkus delapan terduga teroris kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Mereka adalah NAA, JN, ER, IS, SW, DYT, MA, dan SY. Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Juru Bicara Densus 88 Anti-teror Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan, kedelapan terduga pelaku memiliki peran yang berbeda di kelompok NII. NAA terlibat sebagai Komandan Jawatan (KJ) di Komando Perang Wilayah Besar (KPWB) Sumatera. Dia juga menjabat sebagai Sekretaris KJ KPWB.
NAA biasanya menghadiri kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka menyiapkan pasukan 'militer' dan Milad NII yang dilaksanakan di Sumbar. Dia mengikuti kegiatan Askar (pasukan) di Sumbar.
Sementara SY berperan sebagai imam NII Faksi MYT. Dia merangkap Ketua Komando Perang Seluruh Indonesia (KPSI). SY sempat terlibat dalam penguatan perencanaan perang.
"Melakukan perencanaan pembelian senjata sebagai upaya memperkuat organiasi NII dalam rangka mempersiapkan Jihad Qital," ucap Aswin dalam keterangannya, Kamis (21/11).
SY juga aktif memberikan kajian dan pembinaan terhadap jamaah NII untuk wilayah Jawa dan Sumatera.Sedangkan JN merupakan Komandan Kompas B Imam Bonjol NII. Kemudian ER berperan sebagai bendahara kelompok NII. Dia juga ikut dalam kegiatan militer sekaligus milad NII yang dilaksanakan di Sumbar.
"Pelaku IS terlibat sebagai Sekretaris II Komando Perang Setempat (Kompas) Sumbar," beber Aswin.
Aswin lalu membeberkan peran IS. Dia juga menghadiri kegiatan safari dakwah dan sosialisasi program NII 2024 di basecamp Komando Perang Setempat (Kompas) NII Sumbar.
Adapun SW dan MA terlibat dalam kegiatan pendidikan militer NII. Ada juga DYT yang terlibat dalam kegiatan Idad pelatihan askar Sumbar.
"DYT terlibat kelompok NII Faksi MYT menjabat sebagai Kepala Staf KPWB 3," bebernya.
Aswin menyebut dari pengungkapan kasus itu, sebanyak 35 barang bukti disita oleh Densus 88. Secara keseluruhan buku yang disita adalah ajaran jihad yang mengatasnamakan agama.
"Kelompok teror/radikal akan terus berupaya menanamkan pengaruh dan pemikiran radikal kepada masyarakat melalui kegiatan terselubung. Diharapkan masyarakat selalu waspada terhadap adanya penyebaran pengaruh radikal dengan memiliki kepekaan terhadap hal tersebut, menjaga diri, keluarga, dan lingkungan, serta menyampaikan kepada pihak berwenang apabila menemukan adanya penyebaran paham-paham yang tidak sesuai dengan ideologi negara," imbuh Aswin