Sarkofagus Berusia 2000 Tahun Ini Disebut Mengandung Kutukan, Arkeolog Terperangah Saat Membukanya
Sarkofagus ini setinggi 2 meter, dengan berat sekitar 30 ton.
Sarkofagus ini setinggi 2 meter, dengan berat sekitar 30 ton.
Sarkofagus Berusia 2000 Tahun Ini Disebut Mengandung Kutukan, Arkeolog Terperangah Saat Membukanya
Sebuah sarkofagus misterius ditemukan di distrik Sidi Gaber, Alexandria, Mesir. Sarkofagus misterius ini terbuat dari granit hitam, terkubur 5 meter di bawah kota.
Peti mati kuno ini memiliki tinggi sampai 2 meter, dengan berat sekitar 30 ton. Ini disebut sebagai sarkofagus terbesar yang pernah ditemukan di Alexandria.
Dikutip dari Indy100, sarkofagus ini ditemukan secara tidak sengaja oleh para arkeolog dari Kementerian Kepurbaklaan Mesir yang sedang memeriksa sebuah situs bangunan saat pembangunan sebuah blok apartemen.
Peti mati ini berasal dari sekitar 323-30 SM, tepat setelah Alexander Agung menaklukkan wilayah tersebut, sebelum Romawi menginvasi Mesir.
Ada kekhawatiran pada saat penemuan ini diumumkan bahwa sarkofagus tersebut menyimpan jasad Alexander yang Agung dan kepercayaan bahwa membuka peti mati yang tersegel itu akan melepaskan kutukan yang menghancurkan.
Terlepas dari kekhawatiran takhayul tersebut, sarkofagus itu akhirnya berhasil dibuka, memperlihatkan tiga kerangka dan sejumlah limbah aneh.
Gambar yang dirilis oleh Kementerian Kepurbakalaan Mesir menunjukkan peti mati itu penuh dengan limbah cair berwarna merah, yang kemungkinan besar merembes masuk dari bangunan di sekitarnya melalui celah kecil pada batu granit.
Namun, berita tentang penemuan ini mendorong terciptanya sebuah opini, yang dibuat oleh orang-orang yang sangat ingin mencoba limbah kuno tersebut.
"Kita perlu meminum cairan merah dari sarkofagus gelap yang terkutuk dalam bentuk semacam minuman energi berkarbonasi agar kita bisa mendapatkan kekuatannya dan akhirnya mati," demikian bunyi petisi tersebut, menurut The Independent.
Untungnya, permintaan tersebut tidak digubris, dan para ahli lebih fokus untuk memecahkan misteri sarkofagus tersebut, daripada memuaskan rasa haus para netizen.
Analisis awal menunjukkan tiga kerangka dalam sarkofagus itu adalah tentara pria, dan salah satu dari mereka tertusuk panah.
Namun hasil pemeriksaan lanjutan mengungkapkan kerangka-kerangka tersebut adalah milik seorang wanita berusia awal 20-an, seorang pria berusia akhir 30-an, dan seorang pria berusia awal 40-an.
Para ahli menyimpulkan, luka panah yang dicurigai di bagian belakang kepala salah satu pria itu sama sekali tidak disebabkan oleh senjata. Sebaliknya, kemungkinan besar itu adalah hasil dari "intervensi bedah" yang dikenal sebagai trepanasi, sebuah operasi di mana tengkorak manusia di lubangi dengan cara dibor.
Ada banyak alasan mengapa masyarakat kuno melakukan prosedur berisiko ini, termasuk untuk membersihkan seseorang dari roh jahat, mengeluarkan darah yang "menggenang", atau menyembuhkan masalah kesehatan mental. Tapi yang mungkin paling mengejutkan adalah banyak pasien yang selamat dari operasi ini, seperti yang dialami oleh pria tersebut.
Mostafa Waziri, kepala Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir mengatakan para peneliti juga menemukan lempengan-lempengan emas kecil yang dibungkus dengan karya seni yang rumit di samping tulang belulangnya.
Karya seni ini dipahami sebagai tanda pangkat militer, yang membuktikan bahwa pria itu memang seorang tentara.
Penelitian lebih lanjut sekarang sedang dilakukan pada tulang-tulang tersebut, termasuk analisis DNA dan pemindaian CT, untuk mempelajari lebih lanjut asal usul mereka dan menentukan apakah mereka adalah anggota dari satu keluarga.
Kabar baiknya, tidak ada seorangpun yang dikutuk oleh sarkofagus tersebut atau tertular disentri (atau lebih buruk lagi) karena meminum cairannya.
"Kami telah membukanya dan, syukurlah, dunia tidak jatuh ke dalam kegelapan," kata Waziri kepada para wartawan pada saat penemuannya.
"Saya adalah orang pertama yang memasukkan seluruh kepala saya ke dalam sarkofagus dan di sini saya berdiri di hadapan Anda. Saya baik-baik saja.”