Gali 15 Situs Kuno, Arkeolog Temukan 'Surga Harta Karun' Lintas Zaman, Ada Pisau Hingga Liontin
Sejumlah reruntuhan bangunan dan artefak ditemukan dalam proyek penggalian arkeologi ini.

Arkeolog di China melakukan proyek arkeologi besar-besaran di wilayah otonomi Xinjiang Uighur, termasuk survei dan penggalian. Mereka melakukan penggalian di 15 situs arkeolologi menurut Direktur Institut Arkeologi Akademi Ilmu Sosial China, Li Wenying. Penggalian dilakukan di berbagai situs kuno lintas zaman dari Zaman Perunggu sampai Dinasti Yuan (1271-1368). Demikian dikutip dari laman China Daily, Rabu (26/2).
Di situs arkeologi Husta, daerah Wenquan, prefektur otonomi Bortala Mongolia, arkeolog menemukan pisau timah-perunggu yang dianggap sebagai salah satu benda perunggu tertua yang ditemukan di China dan salah satu artefak timah-perunggu paling awal yang ditemukan di Stepa Eurasia, menurut lembaga penyiaran pemerintah China Central Television. Situs Husta adalah pemukiman Zaman Perunggu berskala besar yang luasnya puluhan kilometer persegi.
Area inti situs ini mencakup sekitar 12 km persegi dan terdiri dari reruntuhan kota, kuburan, menara pengawas militer di sekitarnya, dan reruntuhan lainnya, yang sebagian besar berusia sekitar 3.600 tahun.
Selama penggalian baru-baru ini, para arkeolog juga menemukan kuburan besar sekitar 2 km tenggara kawasan inti, berasal dari 4.600 hingga 4.800 tahun yang lalu.
Selain menemukan pisau timah perunggu, arkeolog juga menemukan artefak lainnya di situs Husta seperti gerabah atau tembikar, benda kayu, tongkat batu, mata panah batu dan tanduk, serta sejumlah besar anting, manik-manik, liontin, dan hiasan lainnya yang terbuat dari bahan berbeda.
Husta adalah salah satu dari banyak situs Zaman Perunggu di Lembah Sungai Bortala. Lembah sungai yang luas ini terletak di bagian tengah Stepa Eurasia, menghubungkan Asia Tengah dengan pedalaman China. Secara historis, kawasan ini berfungsi sebagai koridor penting untuk pertukaran budaya antara sisi timur dan barat pegunungan, menurut sebuah esai yang diterbitkan pada tahun 2021 oleh Wang dan Jia Xiaobing, seorang peneliti di Institut Arkeologi, CASS.
Pecahan Patung Buddha

Para arkeolog juga menemukan sisa-sisa millet, barley dan gandum di situs arkeologi Tongtiandong di daerah Jeminay, prefektur Altay. Pemukiman manusia di kelompok gua granit ini dimulai sekitar 45.000 tahun yang lalu dan berlangsung hingga awal Zaman Besi.
Millet dan barley tertua yang ditemukan berusia sekitar 4.500 tahun, sedangkan gandum diperkirakan berusia sekitar 3.500 tahun. Para ahli menyerukan perhatian lebih pada studi tentang rute masuknya millet dari China utara ke wilayah Pegunungan Altay.
Di Xinjiang, arkeologi perkotaan telah menjadi fokus selama setahun terakhir, bersamaan dengan studi tentang peninggalan keagamaan, mengingat secara historis, wilayah tersebut merupakan wilayah di mana berbagai agama berinteraksi dan hidup berdampingan.
Reruntuhan Wushituer di kota Kuqa, Aksu, adalah kota kuno yang menjalankan fungsi militer dan terlibat dalam perdagangan perbatasan. Peninggalan utamanya berasal dari Dinasti Wei (220-265) dan Jin (265-420) hingga Dinasti Tang (618-907).
Pada 2024, arkeolog menemukan sisa-sisa sembilan rumah di area selatan reruntuhan kota tersebut dan menemukan pecahan patung Buddha dan lukisan mural, juga pahatan kayu tangan Buddha.
Arkeolog juga menemukan kebun anggur, makam dan kawasan pemukiman, artefak seperti salib logam, dan mural, serta berbagai manuskrip kuno di reruntuhan biara Nestorian berusia 1.300 tahun di situs Xipang di Turpan. Temuan ini telah memberikan lebih banyak bahan untuk mempelajari kehidupan biara pada masa Dinasti Tang hingga Yuan di Xiyu, atau Wilayah Barat, sebuah istilah geografis sejarah yang merujuk pada wilayah yang mencakup Xinjiang saat ini dan sebagian Asia Tengah.
Nestorianisme, yang disebut sebagai jingjiao dalam dokumen kuno, adalah cabang agama Kristen yang berasal dari Suriah saat ini dan pernah populer di China kuno.