Penampakan Harta Karun 'China & Romawi' di Kuburan Kuno Berusia 2000 Tahun di Turkistan, Ada Emas hingga Cermin
Peneliti temukan perhiasan emas hingga cermin berusia 2000 tahun. Begini penampakannya.
Peneliti temukan perhiasan emas hingga cermin berusia 2000 tahun. Begini penampakannya.
Penampakan Harta Karun 'China & Romawi' di Kuburan Kuno Berusia 2000 Tahun di Turkistan, Ada Emas hingga Cermin
Arkeolog berhasil menemukan perhiasan emas, mata panah, dan cermin perunggu besar dari gundukan kuburan berusia sekitar 2.000 tahun di wilayah Turkistan di Kazakhstan selatan.
Menurut informasi yang diperoleh, artefak itu ditaksir sudah ada sejak zaman negara bagian Kangju, atau wilayah yang dikenal sejak abad kelima dan empat Masehi.
Beberapa perhiasan itu pun menarik perhatian karena dianggap milik kerajaan China dan Romawi kuni.
Seperti apa informasinya? Melansir dari Live Science, Jumat (7/6) berikut ulasan selengkapnya.
Salah seorang pejabat di pemerintah daerah Turkistan menunjukkan keahlian yang sangat berkembang di wilayah tersebut ketika negara bagian Kangju berdagang dengan Roma kuno, Tiongkok kuno, dan Kekaisaran Kushan jauh di selatan.
Salah satu temuannya berupa cermin dengan berbentuk lingkaran.
Desain cermin tersebut melengkung delapan sisi di bagian belakang dan lubang di tengah untuk benang.
Cermin perunggu ini diperkirakan berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Han, yang memerintah dari tahun 206 SM sampai tahun 220 M.
Barang-barang tersebut sangat berharga bagi masyarakat pada masa itu.
Cermin serupa pernah ditemukan di Afghanistan dan wilayah Ural selatan dan menjadi tanda bahwa wanita yang dikuburkan di sampingnya adalah orang kaya dan berpengaruh, menurut pernyataan tersebut.
Milik Bangsa Kuno
Tim dari Universitas Ozbekali Zhanibekov dan arkeolog pemerintah di Kazakhstan menemukan tiga gundukan kuburan di distrik Ordabasinsky, Turkistan.
Menurut laporan yang ada, dua dari gundukan tersebut pernah dijarah pada zaman kuno, namun gundukan pemakaman ketiga berisi peninggalan berharga.
Temuan anting-anting juga memiliki hiasan khusus. Anting-anting tersebut memiliki paduan warna-warni yang dikenal sebagai emas "polikromatik", bertatahkan pirus dan rubi, dalam bentuk bulan sabit yang dimaksudkan untuk melambangkan bulan, dengan dekorasi bawah yang melambangkan tandan buah anggur dan dirancang untuk memantulkan sinar matahari.
Arkeolog Aleksandr Podushkin dari Universitas Ozbekali Zhanibekov, mengatakan negara bagian Kangju adalah federasi masyarakat yang berbeda, termasuk, kadang-kadang, kelompok nomaden Sarmatians, Xiongnu, dan Saki (yang mungkin adalah orang Skit).
Adapun kota Kangju di bagian Jalur Sutra Besar antara Tiongkok dan Mediterania berarti kota-kota tersebut memiliki hubungan diplomatik dan perdagangan di seluruh dunia kuno, katanya dalam pernyataan.
Artefak tersebut direncanakan dipajang di Museum Nasional Republik Kazakhstan di kota Astana, kata Podushkin.