Arkeolog Temukan Monumen Megalitikum dari Abad Kedua Sebelum Masehi, Dijadikan Tempat Ibadah Para Penambang
Monumen ini diberi nama "Taskamal" yang berarti "benteng batu".
Para arkeolog menemukan dan menyelidiki sebuah monumen megalitikum di distrik Burabay, wilayah Akmola, Kazakhstan, yang berasal dari abad kedua atau milenium kedua SM. Menurut para arkeolog, monumen ini sangat terkait dengan aktivitas pertambangan pada masa tersebut dan kemungkinan dijadikan tempat ibadah bagi para penambang.
Monumen ini diberi nama "Taskamal" yang berarti "benteng batu" dalam bahasa Kazakh.
-
Bagaimana arkeolog menemukan bangunan kuno itu? Bangunan ini ditemukan di Taman Arkeologi Pompeii, Italia, dengan kondisi sempurna atau tak hancur dihantam letusan dahsyat Gunung Vesuvius.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di situs penggalian? Arkeolog dari Universitas Innsbruck, Austria menemukan benda peninggalan kuno yang luar biasa di situs penggalian gereja di Austria selatan.Dengan menemukan sebuah kuil marmer, mereka menemukan kotak gading langka berusia 1.500 tahun yang dihiasi dengan motif-motif Kristen, yang diyakini berhubungan dengan Nabi Musa dan Sepuluh Perintah Tuhan.
-
Dimana arkeolog menemukan makam kuno? Arkeolog di Turki menemukan nekropolis atau makam kuno di lokasi yang tidak terduga yaitu Cappadocia, daerah destinasi wisata terkenal di negara tersebut.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Arkeolog Dikejutkan dengan Penemuan Fosil Dinosaurus Bertangan Mungil Menariknya tangan dinosaurus ini lebih kecil dibandingkan T-Rex. Tyrannosaurus rex dikenal sebagai dinosaurus buas yang memiliki tangan kecil. Kini, kelompok dinosaurus dengan karakteristik seperti itu mendapat anggota baru dengan ditemukannya sebuah spesies dinosaurus baru di Formasi La Colonia, Patagonia, Amerika Selatan.
Hasil penelitian terkait bangunan kuno ini diterbitkan oleh Dr. Sergey Yarygin dan Dr. Sergazy Sakenov, peneliti dari Institut Arkeologi Margulan, dan Zerrin Aydin Tavukcu dari Universitas Ataturk Turki.
Penelitian ini terfokus pada pencatatan arsitektur monumen dan pemahaman konteks budaya dan kronologisnya, namun juga memberikan wawasan penting mengenai pemahaman aktivitas penambangan emas di Akhir Zaman Perunggu, seperti dikutip dari Arkeonews, Senin (2/9).
Berdasarkan perbandingan masing-masing komponen kompleks, metode pembangunan, dan fitur arkeologi—terutama, gambar banteng yang sedang berbaring—penanggalan awal monumen ini berasal dari milenium kedua SM atau Zaman Perunggu Akhir di Asia Tengah, suatu masa transformasi sosial, teknologi, dan ekonomi yang signifikan.
Daerah Tambang
Para arkeolog meyakini monumen ini dibangun selama berlangsungnya aktivitas pertambangan emas di Burabay dan terkait dengan ekstraksi emas.
Seperti komunitas lain di Kazakhstan Utara, populasi yang tinggal di Burabay selama Zaman Perunggu Akhir terlibat dalam ekstraksi, pemrosesan, dan perdagangan polimetalik internasional. Tingginya jumlah tambang emas di sekitar Burabay memberikan bukti adanya eksploitasi pada zaman dahulu, yang menunjukkan bahwa masyarakat lokal terutama fokus pada penambangan emas.
Selain banyaknya simpanan emas di daerah tersebut dan bukti penambangan kuno di dekatnya, kompleks Taskamal memiliki tujuan yang sangat penting bagi komunitas prasejarah yang membangunnya. Faktor-faktor ini mendukung hipotesis bahwa kompleks Taskamal mungkin ada hubungannya dengan aktivitas penambangan emas di Abad Pertengahan Perunggu.
Jika hipotesis ini terbukti benar, hipotesis ini akan menjelaskan hubungan kompleks antara praktik ekonomi, ritual, dan sosial pada masyarakat Zaman Perunggu di Asia Tengah.
Namun, para peneliti menekankan perlunya mendapatkan tanggal yang tepat untuk memperbaiki kronologi situs tersebut, untuk melakukan analisis geokimia yang dapat mengkonfirmasi secara pasti hubungan kompleks tersebut dengan penambangan emas, dan untuk melakukan studi regional yang lebih luas untuk mengontekstualisasikan Taskamal dalam lanskap arkeologi yang luas dan kompleks di Asia Tengah.
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Archaeological Research in Asia