Ilmuwan Saling Serang dengan Replika Tombak Zaman Perunggu, Ingin Buktikan Seberapa Mematikan Senjata Itu Saat Melawan Musuh
Senjata Zaman Perunggu, baik pedang dan tombak, dikenal sangat mematikan.
Senjata Zaman Perunggu dikenal sangat mematikan di dalam pertempuran. Para ilmuwan ingin membuktikan seberapa mematikan senjata ini dengan membuat replikanya dan digunakan dalam pertaruangan.
Atas nama arkeologi eksperimental, para peneliti telah menghabiskan waktu bertahun-tahun menggunakan senjata replika ini untuk menusuk, mengiris, dan menikam. Dua penelitian baru mengungkapkan tentang cara alat perang yang sangat tajam ini digunakan selama Zaman Perunggu.
-
Kenapa penemuan alat pelempar tombak penting? Penemuan terbaru ini mengungkap penggunaan teknik berburu digunakan 10.000 tahun lebih awal daripada yang diketahui sebelumnya.
-
Bagaimana cara peneliti menentukan jenis senjata yang digunakan manusia purba? Untuk mencoba dan merekonstruksi cara penggunaan proyektil ini, para peneliti menganalisis sifat balistik lebih dari 500 mata panah Paleolitikum dari 25 situs berbeda di Eropa utara, yang berasal dari antara 14.700 dan 11.700 tahun yang lalu.
-
Siapa yang menemukan alat pelempar tombak? Para arkeolog dari TraceoLab di Universitas Liège, Belgia menemukan pelempar tombak tertua.
-
Bagaimana baju perang Zaman Perunggu diuji? Studi ini melibatkan 13 tentara dari marinir Angkatan Bersenjata Hellenic yang mengenakan replika baju zirah selama 11 jam.
-
Apa kekuatan baju perang Zaman Perunggu? Pelindung tubuh dari Zaman Perunggu terbukti cukup tangguh untuk melindungi prajurit Mycenaean dalam pertempuran 3.500 tahun yang lalu, menurut penelitian terbaru.
-
Apa saja senjata kuno yang ditemukan? Senjata yang ditemukan ini mencakup ujung tombak, kapak, dan tiga lainnya yang jenisnya belum teridentifikasi.
Penelitian pertama diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports. Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan yang sudah berlangsung lama mengenai apakah pedang Zaman Perunggu dari Bohemia dan Moravia – di wilayah Ceko modern – digunakan dalam pertempuran atau hanya untuk upacara. Setelah menganalisis pola pemakaian pada 47 pedang kuno, penulis penelitian kemudian membuat empat replika perunggu untuk bertarung satu sama lain.
Saat melaporkan hasilnya, para ilmuwan mengungkap “pukulan tusukan meninggalkan lekukan pada tulang rusuk, dan beberapa bilah menembus hingga ke tulang”, seperti dikutip dari IFL Science, Minggu (1/9).
Saat mencoba menyimpulkan bagaimana para pejuang Zaman Perunggu menggunakan pedang ini dalam sebuah serangan, mereka menemukan bahwa “penikaman terbukti paling efektif, menyebabkan cedera jaringan lunak yang signifikan yang menyebabkan lawan melemah, kehabisan darah, dan akhirnya kematian.”
Untuk semakin memastikan seberapa mematikan senjata ini, para peneliti menggunakannya untuk memotong-motong babi.
Saling Serang
Penelitian kedua yang diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science, tim peneliti yang juga ahli seni bela diri, saling serang dengan replika tombak Zaman Perunggu, meniru senjata kuno yang ditemukan di Belanda. Sebagai pengganti babi, mereka menggunakan tubuh rusa roe untuk menilai kemampuan membunuh dari senjata tersebut.
"Eksperimen yang melukai menunjukkan potensi serangan dari senjata-senjata ini yang cenderung menimbulkan luka yang mematikan, umumnya dikaitkan dengan situasi ‘perang’ atau ‘perjuangan untuk hidup’,” tulis para peneliti.
Temuan mengejutkan, tombak tersebut mampu menghancurkan tulang kaki rusa sepenuhnya, menunjukkan bahwa banyak luka di zaman kuno yang dikaitkan dengan trauma benda tumpul dalam catatan arkeologi mungkin sebenarnya disebabkan oleh tombak.
Jika digunakan dengan keterampilan yang memadai, tombak tersebut juga dapat menimbulkan “luka berdarah yang tidak mematikan”. Dengan demikian, senjata tersebut tampaknya cocok untuk digunakan dalam pertempuran seremonial dan juga peperangan sesungguhnya.
Seperti halnya studi pedang, para peneliti pengguna tombak menemukan bahwa pola keausan yang tersisa pada senjata mereka sebagai hasil eksperimen mereka cocok dengan pola yang terlihat pada pedang Zaman Perunggu yang sebenarnya, sehingga menunjukkan senjata mematikan ini digunakan dalam berbagai cara dan konteks yang berbeda untuk menghasilkan “berbagai macam cedera.”