Teknologi Ini Ternyata Sudah Ada, Bahkan Dipakai Orang Kuno Berburu Mamut
Studi baru mengungkap bahwa pemburu Clovis kuno menggunakan tombak berdasar tanah, bukan melemparkan tombak.
Penelitian baru mengungkap bahwa pemburu dari budaya Clovis di Amerika Utara mungkin telah mengembangkan metode inovatif untuk memburu megafauna zaman es seperti mamut.
Daripada melemparkan tombak pada mangsa mereka, anggota budaya Clovis menggunakan "senjata bertombak" atau pikes yang ditancapkan ke tanah untuk menyebabkan cedera fatal pada hewan-hewan besar tersebut.
-
Bagaimana manusia purba berburu mamut? Bukti baru menunjukkan bahwa manusia pemburu menggunakan perangkap, seperti yang ditemukan di dua lubang perangkap di Meksiko, untuk memisahkan mamut dari kawanannya, membuat mereka menjadi mangsa yang lebih mudah.
-
Apa saja senjata kuno yang ditemukan? Senjata yang ditemukan ini mencakup ujung tombak, kapak, dan tiga lainnya yang jenisnya belum teridentifikasi.
-
Di mana senjata berburu itu ditemukan? Senjata berburu dari era pra-Hispanik itu ditemukan di serambi Gua Harta Karun di Cadereyta de Montes, Queretaro.
-
Dimana senjata kuno itu ditemukan? Senjata ini ditemukan di hutan dekat daerah Hrubieszow, Polandia timur, seperti dilansir Ancient Pages.
-
Dimana penemuan perkakas manusia purba ini? Penemuan ini merupakan contoh tertua dari jenis perekat di Eropa dan menjadi bukti kecerdasan Neanderthal.
-
Siapa yang menemukan senjata berburu itu? Senjata berburu dari era pra-Hispanik itu ditemukan di serambi Gua Harta Karun di Cadereyta de Montes, Queretaro. Alat berburu itu berupa tombak dan dua anak panah kayu dari abad pertama. Menurut rilis resmi dari INAH, penemuan itu dilaporkan oleh anggota Asosiasi Penjelajah Gua Queretaro.
Elemen kunci dari tombak ini adalah ujung tajam yang mampu menembus kulit tebal atau pelindung hewan, serta batang yang kuat yang bisa ditancapkan di tanah untuk menerima serangan dengan kekuatan yang mematikan.
Artinya, senjata ini diamankan di tanah sehingga dapat memanfaatkan kekuatan hewan yang sedang menyerang, daripada mengandalkan kekuatan lemparan dari pemburu.
Mengutip IFLScience, Kamis (22/8), studi ini mendapatkan inspirasi dari misteri seputar mata tombak Clovis yang ditemukan di seluruh Amerika Utara dan berusia antara 13.050 dan 12.650 tahun yang lalu.
Mata tombak ini dikenal karena ketajaman dan lekukan khasnya, sering ditemukan di dalam kerangka mamut dan hewan raksasa zaman es lainnya. Namun, para ahli masih belum sepakat tentang cara penggunaannya dalam perburuan.
Ilmuwan itu menduga bahwa mata tombak Clovis mungkin dipasangkan pada tombak berdasar tanah. Mereka kemudian memulai penelitian dengan meninjau referensi senjata jenis ini dalam literatur sejarah dan etnografi. Sejarahwan Yunani kuno, Xenophon, misalnya, melaporkan penggunaan tombak untuk berburu babi hutan besar, sementara senjata serupa juga digunakan melawan gajah perang di India dan Afrika.
Dalam eksperimen yang dilakukan, peneliti merekrut seorang ahli untuk mereplikasi mata tombak Clovis, yang kemudian dipasang pada tombak berdasar tanah. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem ini bekerja seperti peluru hollow-point dengan bilah yang terlepas dari batangnya setelah menembus kulit hewan, menyebabkan cedera yang lebih besar dibandingkan tombak yang diluncurkan atau ditusukkan.
Penelitian ini juga menjelaskan mengapa mata tombak Clovis sering ditemukan di dalam kerangka mamut tanpa tanda-tanda pemotongan oleh manusia. Beberapa hewan mungkin selamat dari serangan ini, tetapi akan hidup dengan bilah yang tertancap di tubuh mereka selama sisa hidupnya.
Secara keseluruhan, berbagai temuan ini menunjukkan bahwa orang-orang Clovis mungkin menggunakan tombak berdasar tanah daripada tombak lempar saat berburu hewan besar.
"Desain senjata ini adalah inovasi luar biasa dalam strategi berburu," kata penulis studi Scott Byram.
Para peneliti sekarang berencana untuk membangun replika mamut untuk digunakan dalam eksperimen lebih lanjut dengan tombak batu ini.