Sekujur Badan Fosil 450 Juta Tahun Lalu ini Berlapis ‘Emas’
Makhluk ini menjalani gaya hidup yang sangat berbeda dari kerabatnya yang lebih purba pada Periode Kambrium.
Ahli paleontologi menemukan fosil bernama Lomankus edgecombei yang terawetkan dengan emas palsu, atau biasanya disebut pirit besi. Dalam penelitian yang diterbitkan pada jurnal Current Biology, makhluk ini telah hidup sekitar 450 juta tahun yang lalu.
Mahluk prasejarah ini masuk dalam kelompok yang disebut megacheiran, kelompok artropoda yang memiliki kaki besar juga termodifikasi di bagian depan tubuhnya yang digunakan untuk menangkap mangsa.
-
Siapa yang menemukan fosil ini? Fosil ini ditemukan dalam formasi batu kapur Bear Gulch di Montana, Amerika Serikat, kawasan yang dahulu merupakan teluk laut dan dikenal dengan pelestariannya yang luar biasa sejak zaman Karbon.
-
Siapa yang menemukan fosil tersebut? Fosil Gondwanax paraisensis ditemukan oleh Pedro Lucas Porcels Aurelio di kota Paraiso do Sul, Brazil, pada 2014.
-
Dimana fosil itu ditemukan? Fosil Gondwanax paraisensis ditemukan oleh Pedro Lucas Porcels Aurelio di kota Paraiso do Sul, Brazil, pada 2014.
-
Siapa yang menemukan fosil? Ilmuwan di Argentina telah menemukan fosil kecebong tertua yang sangat terawat.
-
Berapa usia fosil dinosaurus tersebut? Saat sedang jalan-jalan dengan anjingnya, seorang pria asal Prancis menemukan fosil dinosaurus berusia 70 juta tahun.
-
Kapan fosil ditemukan? Fosil tersebut ditemukan selama penggalian tahun 2020 yang dipimpin oleh Dr. Miriam Slodownik, lulusan baru dari Universitas Adelaide.
Para ahli berpendapat bahwa teka-teki lama tentang bagaimana artropoda yang mengembangkan anggota badannya di kepala mereka terungkap. Anggota badan tersebut seperti antena serangga dan krustasea, serta capit dan taring laba-laba dan kalajengking.
Tim penelitian yang dipimpin oleh Professor Luke Parry dari Departemen Ilmu Bumi, Universitas Oxford, mengatakan, “Fosil-fosil ini tidak hanya memiliki warna emas yang indah dan mencolok, tetapi juga terawetkan dengan sangat menakjubkan. Mereka seolah bisa bangkit dan melarikan diri.”
Mengutip Independent, Selasa (5/11), Megacheiran seperti Lomankus ini sangat beragam selama Periode Kambrium (538-485 juta tahun lalu), tetapi sebagian besar dari mereka punah di Periode Ordovisium (485-443 juta tahun lalu).
Rambut lentur yang ada di bagian depan Lomankus menunjukkan bahwa hewan itu menggunakan bagian depannya untuk merasakan lingkungan, bukan menangkap mangsa.
Hal ini juga menunjukkan bahwa makhluk ini menjalani gaya hidup yang sangat berbeda dari kerabatnya yang lebih purba pada Periode Kambrium.
“Saat ini, terdapat lebih banyak spesies artropoda daripada kelompok hewan lainnya di Bumi. Salah satu kunci keberhasilannya adalah kepala mereka yang sangat beradaptasi dan bagian yang lainnya, yang juga telah beradaptasi dengan berbagai tantangan seperti pisau Swiss Army biologis,” kata Parry.
Menurut jurnal Current Biology, Lomankus tidak memiliki mata seperti yang lainnya, yang mengartikan bahwa ia mengandalkan apendiks frontalnya untuk merasakan dan mencari makanan di lingkungan gelap dan rendah oksigen.
Profesor Yu Liu dari Universitas Yunnan, juga mengatakan, “Fosil-fosil yang cantik ini memperlihatkan lempengan-lempengan yang sangat jelas di bagian bawah kepala, yang berhubungan dengan mulut dan diapit oleh pelengkap yang besar.”
Dengan ciri-ciri yang dijelaskan itu mirip dengan artropoda yang masih hidup, yang menunjukkan bahwa anggota tubuh bagian atasnya yang besar setara dengan antena serangga dan mulut laba-laba dan kalajengking, kata para peneliti.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia