Fosil Larva Misterius Berusia 520 Juta Tahun Ditemukan dengan Otak dan Tubuh Lengkap, Begini Penampakannya
Beda dari jenis fosil yang ada sejak jutaan tahun lalu, fosil ini justru berupa partikel kecil dan tak tampak dengan mata telanjang.
Fosil Larva Misterius Berusia 520 Juta Tahun Ditemukan dengan Otak dan Tubuh Lengkap, Begini Penampakannya
Arkeolog berhasil menemukan fosil sebesar biji wijen terbungkus batu di China beberapa waktu lalu.Berbeda dari jenis fosil yang ada sejak jutaan tahun lalu dan kebanyakan berukuran raksasa, fosil ini justru berupa partikel kecil dan tak tampak dengan mata telanjang.
Melansir dari Science Alert, Jumat (2/8) fosil ini adalah bayi cacing. Menurut perkiraan, hewan ini hidup di periode Kambrium sekitar 520 juta tahun yang lalu.
Adapun larva ini mewakili genus dan spesies euarthropoda baru yang belakangan disebut Youti yuanshi.
Fosil luar biasa ini hampir terawetkan dengan sempurna dengan anatomi pada bagian dalam yang nyaris utuh.
Menurut informasi, larva ini adalah nenek moyang spesies arthropoda yang hidup saat ini seperti laba-laba, kepiting, dan serangga.
Dapat dikatakan jika fosil tersebut dapat memberi tahu kita hal-hal tentang sejarah evolusi hewan-hewan ini yang hanya bisa diungkapkan oleh sedikit fosil.
Ahli Paleontologi Durham University, Martin Smith mengatakan bahwa fosil larva arthropoda adalah kunci yang bisa mengungkap data evolusi jenis mereka.
“Ketika saya sering melamun tentang fosil yang paling ingin saya temukan, saya selalu memikirkan larva arthropoda, karena data perkembangan sangat penting untuk memahami evolusi mereka.”
“Tetapi larva sangatlah kecil dan rapuh, kemungkinan untuk menemukan satu fosil hampir nol. Saya sudah tahu bahwa fosil sederhana yang mirip cacing ini adalah sesuatu yang istimewa, tetapi ketika saya melihat struktur menakjubkan yang terawetkan di bawah kulitnya, saya ternganga. Bagaimana fitur rumit ini bisa menghindari pembusukan dan masih bisa dilihat setengah miliar tahun kemudian?" Kata Martin Smith.
Pada saat ditemukan, fosil itu terjebak di sebuah batuan serpih dengan beberapa fosil lain hingga disebut Formasi Yu'anshan.
Benda itu lantas diekstraksi dengan hati-hati menggunakan asam asetat, dan kemudian dilakukan pemindaian resolusi tinggi untuk menggambarkan keseluruhannya serta melihat sekilas apa saja yang tersembunyi di dalamnya.
Walaupun berukuran sangat kecil dan tidak lebih dari beberapa milimeter, fosil itu sendiri memiliki detail yang sangat spektakuler.
Eksteriornya juga cukup utuh dengan memiliki tekstur kulit, kepala, dan kaki. CT scan sinar-X juga merekam gambaran dalam larva itu.
Hasilnya menunjukkan anatomi internal yang utuh termasuk otak larva, kelenjar pencernaan, sistem peredaran darah, dan sistem saraf.
Fosil Y. Yuanshi bisa membantu peneliti mempelajari tentang kehidupan wal dan evolusi filum kerajaan hewan (arthropoda).
Apalagi larva tersebut sudah sangat tua, dan tahap perkembangan dalam siklus hidup arthropoda yjarang terlihat pada fosil purba.
Cacing tersebut tampak sederhana dibandingkan dengan tubuh kompleks arthropoda saat ini, namun petunjuk tentang hewan yang nantinya akan muncul dapat dilihat pada anatomi internalnya.
Seperti jenis Protocerebrumnya, yang wilayah otaknya menunjukkan anatomi tengkorak yang lebih kompleks yang berkembang seiring evolusi arthropoda.
Selain itu, anatomi peredaran darah dan pencernaan Y. Yuanshi dapat dikaitkan dengan perkembangan ciri-ciri arthropoda di kemudian hari.
Peneliti sejauh ini baru sekadar menyoroti betapa cemerlangnya arthropoda melakukan diversifikasi.
Mereka mampu mengembangkan kemampuan untuk mengkhususkan berbagai lingkungan ekologi dan terbilang berhasil di seluruh dunia.