Bukan Laba-Laba Juga Kalajengking, Fosil Hewan Berkaki Delapan Berusia 308 Juta Tahun Ini Bikin Bingung Ilmuwan
Para ilmuwan kesulitan menentukan ordo hewan purba ini.
Para ilmuwan kesulitan menentukan ordo hewan purba ini.
-
Fosil hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tersebut diperkirakan sebagai spesies dari kelas cestoda, juga dikenal sebagai cacing pita.
-
Apa nama hewan purba ini? Penemuan fosil-fosil yang sangat langka milik kerabat mamalia yang telah lama punah, yang pernah menjelajahi Amerika Utara pada 180 juta tahun yang lalu, diumumkan oleh pihak berwenang National Park Service (NPS) pekan lalu.
-
Apa hewan purba yang ditemukan? Hewan purba ini merupakan spesies Dinocephalosaurus orientalis.
-
Hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tengkorak yang masih utuh itu ditemukan dalam endapan batu raksasa. Berkat penemuannya, ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies baru anjing laut.
-
Apa jenis hewan purba yang ditemukan? Sumber: CNN Berdasarkan hasil CT-scan mikro, sarang dan telur ini milik belalang.
-
Di mana fosil hewan purba itu ditemukan? Sebuah penemuan baru dari nenek moyang plesiosaurus bernama Chusaurus xiangensis telah ditemukan di Fauna Nanzhang-Yuan'an di Provinsi Hubei, China.
Bukan Laba-Laba Juga Kalajengking, Fosil Hewan Berkaki Delapan Berusia 308 Juta Tahun Ini Bikin Bingung Ilmuwan
Douglassarachne acanthopoda, fosil arakhnida berusia 308 juta tahun, menghadirkan tantangan unik bagi para ahli paleontologi dalam mengklasifikasikannya.Makhluk ini bukan laba-laba dan juga bukan kalajengking, namun memiliki karakteristik yang mirip dengan keduanya.
Spesies yang ditemukan di wilayah Mazon Creek, Illinois, Amerika Serikat ini memiliki panjang tubuh sekitar 1,5 cm. Dengan kaki yang sangat kuat dan berduri, Douglassarachne acanthopoda terlihat berbeda dari arakhnida lain yang pernah ditemukan, baik yang masih hidup maupun yang sudah punah. Fosil ini membuat para ahli kesulitan menentukan ke dalam ordo mana makhluk ini seharusnya diklasifikasikan.
Fosil ini berasal dari periode Karbon, sekitar 308 juta tahun lalu, ketika sebagian besar kelompok arakhnida mulai berkembang. Lokasi penemuan di Mazon Creek adalah salah satu portal penting yang memberikan wawasan tentang keanekaragaman arakhnida pada masa itu.
Fosil ini ditemukan pada tahun 1980-an.
Sejak itu dipamerkan di Museum Kehidupan Prasejarah sebagai bagian dari Koleksi David dan Sandra Douglass.
Meskipun fosil ini sulit diklasifikasikan, ia tetap memerlukan nama ilmiah. Nama genusnya adalah Douglassarachne. Diberikan sebagai pengakuan kepada keluarga Douglass yang menyumbangkan spesimen tersebut ke Field Museum of Natural History di Chicago.
Nama spesiesnya, acanthopoda, merujuk pada kaki berduri yang unik dari makhluk ini.
“Apa pun kesamaan evolusionernya, arakhnida berduri ini tampaknya berasal dari masa ketika arakhnida bereksperimen dengan berbagai bentuk tubuh yang berbeda,” kata Selden, seperti dilansir IFL Science.
“Beberapa di antaranya kemudian punah, mungkin selama peristiwa yang disebut ‘Carboniferous Rainforest Collapse’ atau ‘Runtuhnya Hutan Hujan Karbon’, tidak lama setelah Mazon Creek berusia ketika hutan batu bara mulai terfragmentasi dan mati. Namun, ada kemungkinan bahwa arakhnida aneh ini bertahan hingga kepunahan massal akhir Permian."
Penemuan Douglassarachne acanthopoda menambah wawasan tentang keragaman dan evolusi arakhnida di masa lalu. Meskipun laba-laba dan nenek moyangnya kini banyak ditemukan, mereka adalah kelompok yang cukup langka di masa lalu. Fosil-fosil seperti ini memberikan satu-satunya kesempatan untuk mengeksplorasi keanekaragaman makhluk berkaki banyak yang pernah ada.
Douglassarachne acanthopoda adalah contoh mengesankan dari salah satu bentuk arakhnida yang telah punah.