Hilang 60 Tahun Lalu, Hewan Langka Ini Muncul Kembali di Hutan Papua
Hewan langka dan unik ini terakhir kali terlihat 60 tahun lalu.
Hilang 60 Tahun Lalu, Hewan Langka Ini Muncul Kembali di Hutan Papua
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan kembali spesies mamalia yang sudah lama hilang di Pegunungan Cyclops di Indonesia. Mamalia ini muncul kembali setelah setengah abad lebih menghilang.
Keberadaan hewan ini terakhir kali terekam 60 tahun lalu.
Hewan ini digambarkan memiliki duri seperti landak, moncong seperti trenggiling, dan ada tahi lalat di kakinya. Mamalia langka ini diidentifikasi sebagai Echidna berparuh panjang. Ia dinamai Attenborough, diambil dari nama naturalis Inggris David Attenborough.
Echidna berparuh panjang difoto untuk pertama kalinya oleh kamera jejak pada hari terakhir ekspedisi empat minggu yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford.
-
Hewan apa yang ditemukan hidup lagi setelah diduga punah? Banyak orang berpikir bahwa hewan yang telah punah benar-benar telah lenyap dari bumi. Namun, ada beberapa spesies yang sebelumnya dianggap punah ternyata dapat ditemukan kembali.
-
Apa hewan purba yang ditemukan? Hewan purba ini merupakan spesies Dinocephalosaurus orientalis.
-
Hewan apa saja yang diyakini punah, tapi muncul kembali? Berikut hewan yang dulunya dianggap punah, namun tak disangka menampakan eksistensinya di dunia.
-
Hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tengkorak yang masih utuh itu ditemukan dalam endapan batu raksasa. Berkat penemuannya, ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies baru anjing laut.
-
Apa jenis hewan purba yang ditemukan? Sumber: CNN Berdasarkan hasil CT-scan mikro, sarang dan telur ini milik belalang.
-
Apa nama hewan purba ini? Penemuan fosil-fosil yang sangat langka milik kerabat mamalia yang telah lama punah, yang pernah menjelajahi Amerika Utara pada 180 juta tahun yang lalu, diumumkan oleh pihak berwenang National Park Service (NPS) pekan lalu.
Setelah turun dari pegunungan di akhir perjalanan, ahli biologi James Kempton menemukan gambar-gambar makhluk kecil itu berjalan melalui semak-semak hutan pada kartu memori terakhir yang diambil dari lebih dari 80 kamera jarak jauh.
Foto: Expedition Cyclops/Handout via Reuters
"Saya berteriak kepada rekan-rekan saya yang masih tinggal... dan berkata 'kami menemukannya, kami menemukannya' - saya berlari dari meja kerja saya ke ruang tamu dan memeluk teman-teman saya."
Sumber: Reuters
Echidna memiliki nama yang sama dengan makhluk mitologi Yunani yang digambarkan sebagai sosok setengah wanita, setengah ular. Tim menggambarkan mamalia ini sebagai makhluk pemalu yang menghuni lubang dan aktif pada malam hari. Ini membuatnya sangat sulit ditemukan.
"Alasan mengapa ia tampak berbeda dari mamalia lainnya karena ia adalah anggota dari monotremata, yaitu kelompok bertelur yang terpisah dari mamalia lainnya sekitar 200 juta tahun yang lalu," jelas Kempton.
Spesies ini hanya tercatat satu kali secara ilmiah sebelumnya, oleh seorang ahli botani Belanda pada tahun 1961. Spesies echidna yang berbeda dapat ditemukan di seluruh Australia dan dataran rendah Papua Nugini.
Dalam perjalanan ini, tim Kempton selamat dari gempa bumi, malaria, dan bahkan lintah melekat pada bola mata mereka. Mereka bekerja sama dengan desa setempat, Yongsu Sapari untuk menavigasi dan menjelajahi medan terpencil di timur laut Papua ini.
Echidna turut menjadi simbol dalam budaya lokal. Ada tradisi yang menyatakan konflik diselesaikan dengan mengirim salah satu pihak yang berselisih ke hutan untuk mencari mamalia itu dan yang lainnya ke laut untuk mencari ikan marlin, menurut tetua Yongsu Sapari yang dikutip oleh universitas.
Kedua makhluk tersebut dianggap sangat sulit untuk ditemukan sehingga seringkali memerlukan waktu puluhan tahun atau satu generasi untuk menemukannya. Namun, begitu ditemukan, hewan-hewan tersebut melambangkan berakhirnya konflik dan kembalinya hubungan yang harmonis.
Sumber: Reuters