10.000 Potongan Kayu Berusia 1.800 Tahun Ini Ternyata Dokumen Penting Pemerintah China, Ada Catatan Pajak sampai Perjalanan Dinas Pejabat
Dokumen kuno ini ditemukan di reruntuhan rumah dan sumur yang terabaikan di Chenzhou, Provinsi Hunan, China.
10.000 Potongan Kayu Berusia 1.800 Tahun Ini Ternyata Dokumen Penting Pemerintah China, Ada Catatan Pajak sampai Perjalanan Dinas Pejabat
Dari reruntuhan rumah dan sumur yang terabaikan di Chenzhou, Provinsi Hunan, China, para ahli purbakala baru-baru ini menemukan sekitar 10.000 potongan kayu yang digunakan untuk mencatat berbagai barang dari 1.800 tahun yang lalu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di China? Arkeolog asal China menemukan artefak yang diperkirakan berusia 5.000 tahun berbentuk patung naga yang diukir dari batu giok.
-
Dimana Tembok Besar China yang ditemukan artefak kuno? Benda-benda ini ditemukan di bagian Jiankou di Distrik Huairou, Beijing utara dalam proyek arkeologi yang berlangsung sejak April lalu.
-
Apa yang ditemukan di China? Peneliti di China menemukan pecahan fosil dinosaurus yang tidak dikenal, yang kemudian diketahui merupakan spesies baru.
Potongan kayu ini membantu menggambarkan gambaran rinci kehidupan sosial pada suatu masa yang dipenuhi konflik sekaligus masa legenda.
Sumber: China Daily
Reruntuhan kota kuno Dutou di daerah Linwu, Chenzhou, menghasilkan temuan penting tentang sejarah daerah yang kaya, menurut konferensi media yang diselenggarakan Badan Warisan Budaya Nasional di Beijing pekan lalu.
Foto: China Daily
Catatan sejarah menunjukkan, situs ini adalah pusat kabupaten yang bernama sama sejak Dinasti Han (206 SM hingga 220 M) hingga abad ke-6. Temuan ini didukung oleh sekitar 400 makam yang ditemukan di wilayah ini dari periode tersebut.
Penggalian pada 2022 dan 2023 fokus pada area yang diyakini sebagai pusat pemerintahan kabupaten. Ini mengarah pada potongan kayu, kata Chen Bin, seorang peneliti di Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Hunan. Sebagian besar benda yang ditemukan adalah dokumen resmi.
Potongan kayu, atau jiandu dalam bahasa China, merupakan metode utama dokumentasi di China sebelum kertas menjadi umum digunakan.
Foto: China Daily
Tanda tahun pada lembaran menunjukkan bahwa artefak ini berasal dari Dinasti Wu (222 hingga 280). Meskipun masa pemerintahannya relatif singkat, Wu pernah menguasai wilayah luas di China Timur dan Selatan.
Walaupun era tersebut singkat, Wu menjadi salah satu kekuatan trilateral di China dari akhir Dinasti Han hingga periode Tiga Kerajaan (220-280), kisah dan cerita rakyat menjadi akrab bagi publik berkat novel ikonik Romance of the Three Kingdoms.
Temuan baru ini merupakan penemuan lembaran Wu dalam skala terbesar dalam sejarah.
"Kami mendapatkan banyak informasi dari dokumen ini yang meningkatkan pemahaman kami tentang pembagian administratif, perpajakan, pertanian, dan industri pertambangan," kata Chen.
Contohnya, beberapa lembaran mengungkapkan bagaimana desa dan kota ditetapkan dan diperintah selama era Wu. Potongan yang ditemukan lainnya menunjukkan kontrak pembayaran pajak dan pencatatan operasi tambang timah, yang mencerminkan dengan detail kegiatan ekonomi kota.
Melalui informasi ini, para peneliti dapat menemukan tambang timah dan situs peleburan sekitar 10 kilometer dari reruntuhan kota. Chen menganggap bukti yang saling sesuai ini memberikan referensi penting untuk studi lebih lanjut tentang penggunaan logam nonferrous di wilayah Hunan.
Provinsi ini menjadi pusat nasional untuk industri ini bahkan saat ini.
Detail sepele tentang kehidupan kantor juga dapat memberikan pencerahan. Lembaran digunakan oleh pejabat untuk berlatih menulis, sementara yang lain mendokumentasikan tempat mereka menginap selama perjalanan dinas.
"Beberapa lembaran seperti kartu bisnis saat ini," tambah Chen. "Orang menulis nama, gelar kehormatan, dan tempat asal mereka di kayu untuk bersosialisasi. Mereka sering menulis nama mereka sendiri dengan cara artistik. Jadi lembaran ini tidak hanya untuk penggunaan praktis, tetapi juga sebagai cara untuk menghargai tulisan tangan satu sama lain."
"Di buku sejarah, kita melihat gambar besar urusan nasional dan peristiwa kunci. Berkat lembaran ini, kita dapat memahami sejarah secara hidup dari detail sehari-hari kehidupan masyarakat, yang lebih menyentuh," jelas profesor arkeologi di Universitas Peking, Qi Dongfang.
Selain dokumentasi yang disorot, para ahli purbakala juga menggali jalan perkotaan, parit, dan konstruksi lainnya, secara bertahap menggambarkan gambaran komprehensif tentang sebuah kota kunci di rute kuno yang menghubungkan Provinsi Hunan dan Guangdong yang terdekat.
"Situs ini adalah mikrokosmos tentang bagaimana dinasti pusat mengatur dan mengembangkan wilayah sepanjang Pegunungan Nanling di China Selatan," kata Chen.
"Ini adalah bukti fisik untuk menandai bagaimana persatuan negara kita muncul dari keberagaman."