Fosil Berusia 345 Juta Tahun Ungkap Asal Usul Batu Nisan Tertua di Amerika
Batu nisan ini dipasang untuk menghormati seorang ksatria.
Asal usul sebuah batu nisan tertua di Amerika Serikat sejak lama membuat penasaran para arkeolog dan sejarawan di Amerika Serikat. Batu nisan berwarna hitam ini tertanam di Jamestown, Virginia, kota yang berdiri pada 1607 dan merupakan pemukiman permanen Inggris pertama di Amerika Utara.
Jamestown, Virginia, didirikan pada tahun 1607 dan merupakan pemukiman permanen Inggris pertama di Amerika Utara. Wilayah ini telah menjadi fokus berbagai penyelidikan sejarah dan arkeologi, seperti yang dilakukan baru-baru ini oleh Prof. Markus M. Key dan Rebecca K. Rossi, yang berupaya memastikan asal muasal batu nisan ksatria “marmer” hitam Jamestown.
-
Kapan fosil dinosaurus tertua ditemukan? Fosil yang ditemukan pada Mei lalu di dekat sebuah waduk di kotamadya Sao Joao do Polesine itu diperkirakan berusia sekitar 233 juta tahun. Demikian menurut paleontolog Rodrigo Temp Müller, yang memimpin tim dari Universitas Federal Santa Maria yang menemukan tulang-tulang itu.
-
Dimana fosil Homo sapiens tertua ditemukan? Sebelum ini, fosil Homo sapiens tertua disebut berasal dari 195.000 tahun lalu yang ditemukan di situs Omo Kibish, Etihopia dan berasal dari 160.000 tahun lalu yang ditemukan di Herto, Ethiopia.
-
Kapan fosil ditemukan? Fosil tersebut ditemukan selama penggalian tahun 2020 yang dipimpin oleh Dr. Miriam Slodownik, lulusan baru dari Universitas Adelaide.
-
Dimana fosil nenek moyang manusia ditemukan? Dua fosil Laos--berupa tulang kaki dan bagian dari tulang tengkorak kepada--ditemukan di Gua Tam Pa Ling. Situs arkeologi itu ditemukan pada 2009 ketika bagian lain dari tengkorak kepala itu ditemukan.
Wilayah ini telah menjadi fokus berbagai penyelidikan sejarah dan arkeologi, seperti yang dilakukan baru-baru ini oleh Profesor Markus M. Key dan Rebecca K. Rossi, yang berupaya memastikan asal muasal batu nisan tersebut.
Dikutip dari Arkeonews, Senin (23/9), batu nisan tersebut ditanam untuk menghormati seorang ksatria, ditanam pertama kali pada 1627.
Batu nisan ditutupi dengan ukiran cekungan (pernah diisi dengan tatahan kuningan) yang menggambarkan sosok seorang ksatria Inggris dengan pedang dan perisai. Sejak pertama kali dipasang pada 1627, nisan ini tetap ada sampai tahun 1640-an ketika pintu masuk selatan gereja dibangun.
Batu nisan ditemukan kembali pada 1907 dan dalam kondisi rusak. Kemudian diperbaiki dan dipindahkan ke mimbar Gereja Memorial yang sekarang.
Batu nisan tersebut telah menjalani pemeriksaan dan analisis berulang kali. Namun, Rebecca K. Rossi dan Profesor Markus M. Key melakukan penyelidikan baru, yang baru saja diterbitkan di International Journal of Historical Archaeology. Mereka ingin mengetahui asal muasal batu kapur hitam tersebut, yang sering dianggap terbuat dari marmer.
Profesor Key mengatakan, temuan mereka sangat tidak terduga.
Mikrofosil
Para peneliti menggunakan fosil yang ditemukan di dalam batu untuk mengungkap jenis mikrofosil yang disebut foraminifera. Asal usul dan waktu spesifik spesies foraminifera ini dapat menjadi jelas dengan identifikasi mereka. Oleh karena itu, analisis mikrofosil dapat digunakan dalam forensik untuk menentukan lokasi geografis dan juga digunakan dalam studi geologi untuk menyempurnakan penanggalan lapisan batuan.
Terdapat enam spesies foraminifera yang teridentifikasi. Spesies ini banyak terdapat di tempat yang sekarang disebut Belgia selama Periode Karbon, khususnya selama Zaman Viséan, dan Zaman Mississippi Tengah yang berlangsung sekitar 345 hingga 328 juta tahun lalu.
Hal ini menunjukkan dengan pasti batu dan mikrofosil yang dikandungnya sebenarnya tidak berasal dari Teluk Chesapeake, Amerika atau bahkan Amerika Utara.
Menurut temuan terbaru, batu nisan tersebut dipastikan diangkut dari Eropa melalui laut. Berdasarkan bukti sejarah, kemungkinan besar ini berasal dari Belgia dan dikirim ke London sebelum dikirim ke Jamestown, AS. Dari zaman Romawi hingga sekarang, Belgia telah dikenal sebagai sumber marmer “hitam” Karbon Bawah selama berabad-abad.
Menurut catatan sejarah, batu nisan tersebut kemungkinan milik ksatria Sir George Yeardley.
Sir George Yeardley, yang lahir di Southwark pada tahun 1587 dan tiba di Jamestown pada tahun 1610 setelah selamat dari kapal karam di dekat Bermuda. Mendapatkan gelar kebangsawanan saat kembali ke Inggris pada tahun 1617, ia diangkat menjadi Gubernur Virginia pada tahun 1618 dan kembali ke Jamestown di mana ia memegang jabatan ini hingga tahun 1621. Ia melanjutkan jabatan tersebut pada tahun 1626 dan meninggal pada tahun 1627.