Peneliti Temukan Daun Emas dan Grafiti di Kuil Mesir Kuno, Dulunya Jadi Bangunan Pusat Pendidikan
Sewaktu menggelar proses pemugaran sebuah kuil kuno di Mesir, peneliti menemukan jejak daun emas dan grafiti di dinding kuil itu.
Tim peneliti yang tengah melakukan proses pemugaran di kuil kuno Mesir, Edfu menemukan daun emas dan sisa-sisa lukisan berwarna serta grafiti kuno yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Lokasi kuil yang terletak di tepi barat Sungai Nil ini dianggap sebagai tempat suci Mesir kuno yang paling terawat.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.
-
Dimana artefak Mesir Kuno ditemukan? Para peneliti mengatakan temuan ini akan menjadi harta karun kuno pertama dari 18 barang antik Mesir yang digali pada lokasi terpisah selama 30 tahun di tempat yang paling tidak terduga di Melville House, sebuah bangunan bersejarah di dekat paroki kecil Monimail.
-
Apa yang ditemukan di Mesir? Tim arkeolog gabungan Mesir-Amerika menemukan potongan tubuh bagian atas dari patung firaun Ramses II ketika menggali di wilayah Minya, Mesir.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di makam Mesir Kuno? Mereka berhasil menemukan makam seorang pejabat Mesir kuno dari pertengahan milenium pertama SM, yang dihiasi dengan kemewahan yang sangat mengesankan.
-
Apa itu Artefak Mesir Kuno? Desain Unik Kaos Kaki Mesir Kuno Berusia 1600 Tahun, Harus Dipakai dengan Sandal Sepasang kaos kaki ini diyakini berasal dari tahun 250-420 Masehi dan digali di Mesir pada akhir abad ke-19. Informasi ini berasal dari situs Victoria and Albert Museum, di mana kita dapat memahami lebih banyak tentang kaos kaki Mesir yang menarik ini, serta teknik khas yang sekarang lenyap yang digunakan untuk membuat kaos kaki di Mesir pada saat itu.
Kuil yang dipersembahkan untuk Dewa Langit Horus ini dibuat dan dihias selama 180 tahun antara 237-57 SM saat Mesir dikuasai keluarga kerajaan Helenistik yang dikenal sebagai Dinasti Ptolemeus, yang berasal dari Kerajaan Makedonia kuno.
Dilansir Newsweek, kuil kuno menakjubkan itu memiliki panjang 137 meter, lebar sekitar 76 meter, dan tinggi sekitar 35 meter.
Permukaannya sepenuhnya ditutupi dengan prasasti hieroglif dan relief bergambar, yang menampilkan banyak teks keagamaan dan adegan ritual. Pada zaman dahulu, kuil ini terletak di pusat ibu kota daerah, yang sebanding dengan katedral abad pertengahan, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran dan pendidikan tinggi.
"Saat ini, pentingnya kuil ini adalah karena hampir sepenuhnya terawat," kata Martin Stadler, ketua Egyptology di Universitas Würzburg yang memimpin proyek penelitian Horus Beḥedety di kuil tersebut kepada Newsweek.
"Kuil Horus di Edfu dianggap sebagai ikon dari kuil khas Mesir dan bagian dari setiap tur wisata di Mesir."
Jejak daun emas
Stadler dan rekan-rekannya bekerja sama dengan para tim pemugaran Mesir dari Kementerian Pariwisata dan Purbakala.
Upaya pemugaran ini melibatkan pembersihan relief yang tertutup debu, kotoran burung, dan kotoran lain yang terkumpul sejak penggalian kuil itu pada 1860.
Pekerjaan ini memungkinkan para peneliti untuk mendokumentasikan jejak daun emas, sisa-sisa lukisan berwarna-warni, dan grafiti di bagian-bagian tertentu kuil.
"Warna Kuil Horus di Edfu tidak pernah menjadi subjek studi Egiptologi dan sebagian besar masih belum diketahui hingga saat ini. Oleh karena itu, kita kehilangan aspek penting dari kuil yang diperlukan untuk memahaminya sepenuhnya," kata Stadler.
Peneliti mengatakan sistem kompleks prasasti dan relief bergambar yang menutupi dinding bangunan saling terkait untuk menjadikan kuil itu seperti apa adanya: "citra kosmos" menurut cita-cita Mesir.
Penelitian selama dua dasawarsa terakhir memberikan gambaran berbeda tentang citra tradisional zaman kuno—yang dicirikan oleh patung dan kuil berwarna putih bersih—yang menyingkapkan sifat beraneka warna dari banyak patung dan bangunan kuno.
"Penemuan kembali kuil-kuil beraneka warna di Mesir akan merevolusi kesan tempat-tempat suci, yang saat ini sebagian besar tampak sebagai monolit berwarna krem kecokelatan yang hampir tidak menonjol dengan latar belakang lanskap gurun," kata Stadler.