Menyelam di Bawah Sungai Nil, Arkeolog Temukan Jejak Firaun Mesir dalam Bentuk Prasasti dan Lukisan
Misi arkeologi di Sungai Nil dekat Awan, Mesir, mengungkap sejumlah artefak yang sudah lama hilang.
Sebuah tim penyelam arkeologi menemukan potongan-potongan artefak Mesir kuno yang berada di dasar Sungai Nil sejak daerah itu dilanda banjir pada 1960-an dan 1970-an.
Dilansir Popular Mechanics, selama proyek survei arkeologi bawah air di sungai utama Mesir, tim menemukan ukiran batu kuno yang menampilkan berbagai prasasti dan penggambaran firaun Mesir.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Sungai Nil? Di tahun 2000, Franck Goddio dan timnya dari European Institute for Underwater Archaeology (IEASM), membuat sebuah penemuan yang luar biasa. Setelah bertahun-tahun melakukan penelitian, akhirnya mereka menemukan kota yang hilang itu, yang tenggelam enam kilometer dari pantai Mesir, tenggelam di bawah air sedalam 10 meter di Teluk Aboukir.
-
Bagaimana peneliti menemukan jejak Sungai Nil? Ghoneim, yang tinggal di Mesir, pertama kali melihat jejak cabang Ahramat sekitar dua tahun yang lalu melalui foto-foto satelit multispektral, yang menampilkan data dalam panjang gelombang cahaya yang tidak dapat dilihat oleh mata. Selain itu, untuk mengukur anomali dan ketinggian fitur lanskap, dia memeriksa model elevasi digital yang diekstrak dari data radar satelit.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Arkeolog Dikejutkan dengan Penemuan Fosil Dinosaurus Bertangan Mungil Menariknya tangan dinosaurus ini lebih kecil dibandingkan T-Rex. Tyrannosaurus rex dikenal sebagai dinosaurus buas yang memiliki tangan kecil. Kini, kelompok dinosaurus dengan karakteristik seperti itu mendapat anggota baru dengan ditemukannya sebuah spesies dinosaurus baru di Formasi La Colonia, Patagonia, Amerika Selatan.
Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir meyakini lokasi ukiran ini "menunjukkan kemungkinan ditemukannya ukiran baru dan informasi sejarah."
Ini adalah misi pertama untuk mempelajari formasi batuan di bawah air Sungai Nil antara Waduk Aswan dan Bendungan Tinggi.
Ketika Bendungan Tinggi dibangun pada 1960-an, bendungan itu membanjiri daerah itu, menghancurkan daerah itu dan, selain menggusur penduduknya, juga menyapu bersih kekayaan sejarahnya.
Aswan, yang terletak di sepanjang Sungai Nil di perbatasan selatan Mesir, merupakan pemasok utama granit ke seluruh negeri untuk digunakan di kuil dan piramida.
Tempat itu juga merupakan pos militer utama selama berabad-abad karena posisi geografisnya.
Ketika bendungan itu banjir selama pembangunan, UNESCO mencoba menemukan dan menyelamatkan artefak kuno, waktunya terbatas dan UNESCO tidak dapat menemukan semua yang telah tersapu banjir.
Miniatur Raja Amenhotep III
Tim peneliti, yang merupakan upaya bersama antara Departemen Arkeologi Tenggelam Mesir dari Dewan Tertinggi Purbakala dan Universitas Paul Valery Montpellier, menggunakan pemindaian arkeologi, fotografi, video bawah air dan fotogrametri, serta gambar arkeologi untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan lukisan, ukiran, dan miniatur raja Amenhotep III, Thutmose IV, Psamtik II, dan Apries.
Menurut Museum Mesir Rosicrucian, Amenhotep III berkuasa selama hampir empat dasawarsa dan meninggal sekitar tahun 1352 SM.
Putranya, Thutmose IV, kemudian berkuasa hingga kematiannya sekitar tahun 1390 SM. Psamtik berkuasa dari tahun 595 hingga 589 SM dan Apries menyusul, dari tahun 589 hingga 570 SM. Kuil Amenhotep III terletak di dekat lokasi banjir Aswan.
Mohamed Ismail Khaled, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Purbakala, mengatakan dalam sebuah pernyataan, karena patung-patung tersebut dalam kondisi baik, tim dapat mendokumentasikan sepenuhnya teks-teks yang terkait dengan ukiran itu.
Meskipun pernyataan tersebut tidak menyebutkan apa yang tertulis pada prasasti, tim tersebut berencana membuat model 3D dari ukiran yang ditemukan untuk dipelajari.
Penemuan itu dapat membuka pemahaman yang sama sekali baru tentang wilayah tersebut dan kemungkinan adanya penemuan bawah air tambahan.