Arkeolog Temukan Kota yang Tenggelam di Sungai Nil Berusia 2.500 Tahun, Punya Peran Penting Zaman Mesir Kuno
Kota ini memainkan peran penting dalam peradaban Mesir kuno.
Arkeolog Temukan Kota Kuno yang Tenggelam di Sungai Nil Berusia 2.500 Tahun Dahulu, Thonis-Heracleion adalah kota yang ramai di muara Sungai Nil, yang fungsi utamanya sebagai pelabuhan utama Mesir untuk perdagangan internasional sebelum munculnya Alexandria pada 331 SM.
Bisa dibilang, kota ini adalah perpaduan antara mitos dan kenyataan. Ia memainkan peran penting dalam peradaban Mesir kuno, dengan kuil besar yang didedikasikan untuk Amun, yang memiliki arti penting dalam ritual dinasti Mesir.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Sungai Nil? Tim arkeolog Prancis-Mesir menemukan koleksi pahatan batu kuno dan prasasti hieroglif saat melakukan ekspedisi penyelaman di Sungai Nil.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Dimana kota kuno 2.500 tahun ditemukan? Sebuah kota kuno besar telah ditemukan di Amazon, tersembunyi selama ribuan tahun.
-
Bagaimana arkeolog menemukan kota kuno? Ribuan struktur bawah tanah ini terungkap setelah para arkeolog menggunakan teknologi laser penembus tanah atau LiDAR.
-
Di mana artefak ditemukan di Sungai Nil? Ketika Bendungan Tinggi dibangun pada 1960-an, bendungan itu membanjiri daerah itu, menghancurkan daerah itu dan, selain menggusur penduduknya, juga menyapu bersih kekayaan sejarahnya.
Kota tersebut didirikan sekitar abad ke-8 SM dan berkembang pesat selama berabad-abad, bahkan pernah selamat dari bencana alam sampai akhirnya tenggelam ke Laut Tengah pada abad 8 M.
Seolah benar seperti ditelan Bumi, Thonis-Heracleion menghilang dari semua catatan kecuali dari catatan para sejarawan seperti Herodotus, yang memberikan gambar kuil kota sebagai tempat pahlawan Yunani Herakles pertama kali datang di Mesir.
Strabo, sebagai ahli geografi, menempatkan Thonis-Heracleion di muara Sungai Nil yang berbatasan dengan Kanopik, meskipun tidak adanya jejak fisik dari kota tersebut.
Dilansir dari Thebrighterside, Kamis (24/10), di tahun 2000, Franck Goddio dan timnya dari European Institute for Underwater Archaeology (IEASM), membuat sebuah penemuan yang luar biasa. Setelah bertahun-tahun melakukan penelitian, akhirnya mereka menemukan kota yang hilang itu, yang tenggelam enam kilometer dari pantai Mesir, tenggelam di bawah air sedalam 10 meter di Teluk Aboukir.
Penemuan yang telah dilakukan ini tidak hanya membawa kota yang telah hilang kembali di bawah cahaya, tetapi juga memecahkan teka-teki arkeologi, yakni Thonis dan Heracleion adalah kota yang sama, yang dikenal dengan nama yang berbeda oleh orang Mesir dan Yunani. Apa yang telah ditemukan adalah peradaban besar yang membeku dalam waktu.
Dengan ditemukannya kuil-kuil besar, patung-patung besar dan artefak kehidupan sehari-hari seperti koin dan keramik, relik-relik, ini menceritakan kisah dari sebuah kota yang berkembang pesat antara abad ke-6 dan ke-4 SM. Juga pelabuhan-pelabuhannya yang luas yang menjadi pusat perdagangan penting.
Para arkeolog turut menemukan lebih dari 700 jangkar dan 79 bangkai kapal, yang menjadi bukti dari aktivitas maritim kota yang sangat aktif. Jaringan kanal yang tersambung dengan tata letak kota, membuatnya terlihat seperti danu dengan kuil dan rumah yang tersebut di seluruh pulau.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia