Kota Pelabuhan Mesir Kuno yang Tenggelam 1.300 Tahun Lalu Ditemukan, Tersimpan Banyak Harta Karun
Kota Thonis-Heracleion di Mesir adalah pelabuhan utama masuk ke Laut Mediterania antara abad ke-8 SM dan abad ke-4 SM.
Kota Pelabuhan Mesir Kuno yang Tenggelam 1.300 Tahun Lalu Ditemukan, Tersimpan Banyak Harta Karun
Kota Thonis-Heracleion di Mesir adalah pelabuhan utama masuk ke Laut Mediterania antara abad ke-8 SM dan abad ke-4 SM. Pada abad ke-8 SM, reruntuhan kota itu tenggelam ke laut dan akhirnya tinggal kenangan.
Tanpa jejak apapun, kecuali beberapa referensi dalam tulisan sejarah, reruntuhan yang terlupakan itu tetap utuh hingga abad ke-21.
Sumber: Historic Mysteries
Pada tahun 2000, Institut Arkeologi Maritim Eropa, yang dipimpin arkeolog terkenal Frank Goddio, akhirnya menemukan harta karun kota tersebut di kedalaman Teluk Abu Qir.
Foto: Christoph Gerigk
-
Dimana artefak Mesir Kuno ditemukan? Para peneliti mengatakan temuan ini akan menjadi harta karun kuno pertama dari 18 barang antik Mesir yang digali pada lokasi terpisah selama 30 tahun di tempat yang paling tidak terduga di Melville House, sebuah bangunan bersejarah di dekat paroki kecil Monimail.
-
Dimana letak kota kuno yang ditemukan di bawah laut? Kota kuno ini sangat luas, dengan panjang lebih dari 8 km dan lebar 3 km, ditemukan 36 meter di bawah air di Teluk Khambhat yang sebelumnya dikenal sebagai Teluk Cambay.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa penemuan terbesar Mesir kuno? Dilansir dari laman Interesting Engineering, Sabtu (25/8), peradaban Mesir Kuno adalah salah satu peradaban dengan penemuan-penemuan yang paling banyak di antara yang lainnya. Berikut penemuan terhebat dari peradaban Mesir Kuno.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.
-
Dimana kota kuno itu tenggelam? Setelah bertahun-tahun melakukan penelitian, akhirnya mereka menemukan kota yang hilang itu, yang tenggelam enam kilometer dari pantai Mesir, tenggelam di bawah air sedalam 10 meter di Teluk Aboukir.
Selama tiga belas tahun, Franck Goddio beserta timnya melakukan penggalian dan penjelajahan yang sangat terencana terhadap kota yang tenggelam tersebut. Hasilnya, lebih dari 64 kapal karam dan 700 jangkar berhasil mereka temukan di dasar Teluk Abu Qir.
Foto: Christoph Gerigk
Thonis-Heracleion, yang pernah berkuasa di Canopic bagian Sungai Nil selama empat abad sebelum berdirinya Alexandria pada tahun 331 SM, diabadikan dalam tulisan sejarawan Yunani Diodorus dari Sisilia menulis tentang Thonis-Heracleion dalam karya besarnya, Bibliotheca Historica, antara tahun 60 SM - 30 SM.
Sekitar abad ke-5 SM, Herodotus menulis dewa dan pahlawan Yunani, Heracles, sebenarnya pertama kali menginjakkan kaki di Mesir melalui kota pelabuhan ini. Oleh karena itu, orang-orang Yunani memberi Thonis nama Heracleion dan membangun sebuah kuil megah yang didedikasikan untuknya. Herodotus juga mengatakan Paris dan Helen dari Troya mengunjungi kota pelabuhan tersebut.
Catatan sejarawan kuno menunjukkan kesamaan, terutama kota yang memiliki kuil besar untuk menghormati dewa pahlawan Heracles, diberi nama Heracleion. Kota ini tidak hanya sebagai pelabuhan perdagangan yang sibuk, tetapi juga sebagai pusat ibadah agama. Ditemukan patung batu setinggi enam belas kaki dan sarkofagus yang konon berisi hewan yang diawetkan, menguatkan gagasan bahwa kota ini adalah situs keagamaan yang penting. Kuil ini juga menjadi tempat perayaan tahunan Mysteries of Osiris. Tiga patung besar yang terlihat di pintu masuk kuil menggambarkan seorang firaun, ratunya, dan dewa Hapy, dari kiri ke kanan.
Mesir memiliki versi sendiri dari Heracles, seperti dewa Shu menurut Herodotus. Meskipun ada klaim bahwa Sesotris adalah pendahulu pahlawan Yunani. Dalam semua hal ini, dewa-pahlawan mitos ini mencerminkan kekuatan. Heracleion dianggap sebagai pusat kota yang makmur dan pusat perdagangan karena Heracles dianggap sebagai fokus utamanya.
Sumber: Historic Mysteries
Selain sebagai tempat ibadah, kota ini juga menjadi tempat transaksi bisnis resmi. Kapal dari berbagai wilayah dunia kuno merapat, membongkar barang dagangan mereka, dan mengambil persediaan barang Mesir sebelum kembali.
Foto: Christoph Gerigk
Pajak dan biaya dikumpulkan oleh pejabat, dan nilai perdagangan mencapai jumlah yang besar. Keberadaan di tepi Sungai Nil juga membuatnya mudah dipertahankan.
Foto: Christoph Gerigk
Thonis-Heracleion menderita cacat yang melemahkan kekuatannya. Kota ini dibangun di sebagian delta Nil, yang rentan longsor, banjir, kenaikan permukaan laut, dan gempa bumi. Sejak abad ke-2 SM, kota ini mulai tenggelam ke dalam laut.Beberapa teori menyebutkan banjir dan beban berat kota sebagai penyebabnya. Bangunan dan patung-patung keagamaan yang sangat berharga ini menyusun berat jutaan pound. Selain itu, tanah di bawahnya selalu berubah karena banjir yang sering terjadi di delta.
Seiring perkembangan peradaban, pada milenium pertama Masehi, manusia mendekati Zaman Akal Budi ketika sains dan monoteisme menantang kepercayaan pada dewa-dewa dan pahlawan mitos. Tenggelamnya pelabuhan dan kuil Mesir kuno tampaknya menjadi metafora sempurna untuk redupnya kesetiaan manusia pada dewa-dewa lama dan penghormatan pada mitologi kuno.
Sumber: Historic Mysteries