Menyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang
Menyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang
Penelitian ini merupakan ekspedisi arkeologi pertama yang dilakukan di Laut Hitam.
-
Di mana kota kuno itu ditemukan? Para arkeolog baru-baru ini menemukan sebuah kota kuno di Palaiokastro, Serres, Yunani.
-
Dimana kota kuno itu ditemukan? 'Lokasi Paleokastro diidentifikasikan dengan salah satu kota kuno di lembah Struma yang lebih rendah yang dikenal (karena) sumber-sumber sejarah kuno,' kata Dimitria Malamidou, Kepala Kantor Kepurbakalaan Serres kepada AMNA.
-
Bagaimana arkeolog menemukan kota kuno? Ribuan struktur bawah tanah ini terungkap setelah para arkeolog menggunakan teknologi laser penembus tanah atau LiDAR.
-
Dimana kota kuno ini ditemukan? Di hutan terpencil El Mirador, Guatemala, para peneliti telah menemukan jaringan kota kuno yang saling terhubung, mengubah pandangan tentang peradaban masa lalu.
Menyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang
Hasil penyelaman arkeologi pada 2020 di Laut Hitam baru-baru ini ditampilkan dalam pameran museum baru. Penyelaman itu adalah yang pertama kali dilakukan di kawasan tersebut.
Dalam penyelaman itu arkeolog mengungkapkan artefak kuno dari kota pelabuhan yang sudah tenggelam. Kota itu dulunya merupakan pusat perdagangan, demikian dilaporkan Anatolian Archaeology.
Ekspedisi itu berhasil menemukan pemukiman Kerpe yang tenggelam ribuan tahun lalu, yang terletak di Kocaeli modern, sekitar 96 kilometer dari Istanbul.
Pada masanya, pemukiman Kerpe berfungsi sebagai pusat perdagangan selama periode Romawi, Bizantium, dan Genoa.
Kota ini dikenal sebagai pelabuhan yang aman bagi kapal-kapal dagang yang melintasi Laut Hitam, dan merupakan pemasok utama kayu, batu bara, bahan bangunan, dan bahan bakar ke Istanbul pada masa Utsmaniyah.
Kota ini dibangun sekitar 1.700 tahun lalu oleh para kolonis di pemukiman Megara dan sekitar 200 tahun kemudian habis ditelan air laut yang naik.
Sebagian besar peneliti ekspedisi arkeologi berasal dari Istanbul dan Turki. Mereka mempelajari kawasan sekitar 79 meter dari pantai dengan kedalaman sekitar 4 meter. Kawasan itu mencakup area seluas 1.997 meter persegi, termasuk bagian dari dermaga kuno Kerpe.
Penggalian kemudian dilanjutkan untuk mencari artefak yang lebih berharga, yang saat ini sementara dilakukan oleh Museum Arkeologi Kocaeli di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Warisan Budaya dan Museum Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
"Selama penggalian, kami telah mengidentifikasi banyak warisan budaya bawah laut, mulai dari sisa-sisa amfora komersial yang berasal dari abad ke-4 SM hingga abad ke-12 Masehi," jelas Serkan Gedük, direktur Museum Kocaeli.
Gedük menjelaskan, dari seluruh artefak yang ditemukan, beberapa di antaranya berusia 2.400 tahun, termasuk amphora, wadah yang biasa digunakan untuk transportasi pada zaman kuno.
Ditemukan juga "keramik berkaca merah, lampu, pecahan pipa, berbagai aset budaya dari zaman Ottoman, dan sisa-sisa kapal karam."
"Kami percaya ini sangat berharga dalam hal menekankan hubungan komersial antara Timur dan Barat, dari zaman kuno hingga periode Ottoman di Laut Hitam," kata Gedük.
"Oleh karena itu, kami mencoba memamerkan aset budaya yang digali selama penggalian bawah air secara kronologis di museum kami."
Pameran yang berjudul "Pelabuhan Sunyi di Laut Hitam" saat ini dipamerkan di Museum Arkeologi Kocaeli.