Arkeolog Temukan Kota Kuno yang Hilang Ribuan Tahun, Lengkap dengan Benteng Sampai Gereja
Ini merupakan kota Yunani kuno, dibangun pada abad ke-6 SM.
Ini merupakan kota Yunani kuno, dibangun pada abad ke-6 SM.
-
Dimana penemuan bangunan kuno di Yunani itu? Situs ini digunakan untuk stasiun radar untuk melayani bandara baru yang sedang dibangun di dekat kota Kastelli.
-
Bagaimana arkeolog menemukan kota kuno? Ribuan struktur bawah tanah ini terungkap setelah para arkeolog menggunakan teknologi laser penembus tanah atau LiDAR.
-
Mengapa bangunan kuno di Yunani itu ditemukan? Penemuan arkeologis ini berisiko mengganggu proyek bandara besar di pulau wisata Yunani.
-
Siapa yang menemukan kota kuno? Arkeolog ternama Mesir, Zahi Hawass baru-baru ini mengungkapkan penemuan besar arkeologi di negaranya yaitu kota kuno di Lembah Para Raja.
Arkeolog Temukan Kota Kuno yang Hilang Ribuan Tahun, Lengkap dengan Benteng Sampai Gereja
Para arkeolog baru-baru ini menemukan sebuah kota kuno di Palaiokastro, Serres, Yunani.
Kota kuno ini tampaknya dibangun pada akhir abad ke-6 SM dan bertahan hingga abad ke-6 Masehi. Tim arkeolog yang melakukan penelitian di daerah tersebut dipimpin oleh Serres Antiquities Ephorate, yang bekerja sama dengan Sekolah Prancis di Athena.
Sumber: Greek Reporter
Mereka menemukan monumen-monumen yang mengesankan dan mengumpulkan data yang menambah pengetahuan tentang sejarah kota Yunani Kuno ini.
"Lokasi Paleokastro diidentifikasikan dengan salah satu kota kuno di lembah bawah Struma yang dikenal (sejak) sumber-sumber sejarah kuno," kata Kepala Kantor Kepurbakalaan Serres, Dimitria Malamidou, kepada AMNA.
"Kami berharap dengan adanya penelitian baru, akan ada temuan (prasasti, koin) yang akan memungkinkan identifikasi nama kota dengan aman," kata Malamidou.
"Namun, sudah jelas bahwa posisinya yang strategis di antara lembah sungai Struma yang subur dan lereng pegunungan Kerdyllion dan Vertiskos yang kaya akan bijih besi, berkontribusi pada sejarahnya yang panjang dan sukses."
"Bukan suatu kebetulan bahwa di antara penemuan-penemuan tertua, terdapat sebuah prasasti yang menyebutkan kata 'adamaϛ', sebuah istilah yang merujuk pada emas dan mungkin juga pada eksploitasi emas," tambahnya.
Rizos juga mengatakan, penggalian dan penelitian di Terpni telah menunjukkan bahwa kota kuno itu sudah lama. Pemukiman ini memiliki institusi politik pada masa kekaisaran Romawi, menurut sebuah prasasti.
Efthymios Rizos, seorang arkeolog yang bekerja untuk Ephorate of Antiquities of Serres dan anggota tim penggalian proyek di Terpni, sependapat dengan Malamidou. Dia menunjukkan bahwa mereka sudah tahu bahwa beberapa kota tidak dapat dikenali dengan pasti.
Hasil menunjukkan bahwa suku Thracian dari bangsa Bisalia awalnya menguasai wilayah tersebut. Namun, orang-orang Yunani dari Kerajaan Makedonia dan kota-kota di Selatan kemudian tinggal di sana. Hasil penggalian menunjukkan bahwa tembikar dibuat oleh orang Yunani sejak abad ke-6 SM.
Selain itu, dalam penggalian, ditemukan beberapa bagian dari benteng, bagian dari basilika Romawi dengan kompleks pemandian air panas, sebuah basilika Romawi dengan tangki pemerasan anggur, dan dua gereja Kristen dengan gaya basilika tiga lorong.
Di wilayahnya, beberapa makam dari berbagai abad telah ditemukan, termasuk makam dua bersaudara Ipponakta dan Dioscorides yang dibangun dalam gaya Makedonia. Yang terakhir ini adalah putra-putra Apollodorus, yang menurut Kepala Ephorate of Antiquities of Serres adalah rekan Alexander Agung.
Pada tahun 1965, para arkeolog mulai menyelidiki wilayah tersebut. Malamidou menyatakan Eugenia Giouri menemukan sebuah makam "tipe Makedonia" sekitar 2 kilometer di sebelah timur Paleokastro.
Makam ini bertanggal dengan koin sekitar 328 SM, dan prasasti di dalamnya menunjukkan bahwa Ipponakta dan Dioskourides, putra-putra Apollodorus, rekan Aleksander Agung, menetap di Amphipolis.
Pada tahun 1981, pekerjaan perataan yang ekstensif menyebabkan kerusakan pada puncak bukit Paleokastro, memperlihatkan bagian-bagian bangunan kuno, bagian arsitektur, relief, dan sebuah prasasti dari abad ke-3 Masehi.
Malamidou mengatakan, penggalian eksplorasi awal di situs tersebut pada tahun 1985 menemukan bangunan Romawi dan dinding bawah dari periode Helenistik. Pada tahun 1993, arkeolog Marianna Karamberi melakukan penggalian sistematis pertama di situs tersebut.
Menurut tim arkeolog, mereka ingin mengembalikan situs yang sangat penting kepada publik. Mereka berharap kota kuno Yunani ini akan disukai oleh turis. Selain itu, diharapkan bahwa hal itu akan meningkatkan ekonomi dan budaya lokal.
Pada tahun 2019, Kotamadya Visaltia dan Ephorate of Antiquities of Serres berhasil membersihkan situs yang tidak terpakai selama bertahun-tahun. Pemerintah kota terus melakukan semua upaya untuk membantu tim peneliti.