Tulisan Hieroglif Mesir Ditemukan di Australia, Jadi Bukti Orang Mesir Kuno Pernah Berlayar Lintasi Samudera? Begini Kata Ahli
Keaslian tulisan ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.
Di semak-semak Australia, ditemukan prasasti berupa hieroglif Mesir kuno. Tulisan kuno ini terpatri di batu pasir. Sebagian orang menganggapnya hoaks, tapi ada juga yang menganggap itu asli.
Gosford glyph, juga dikenal sebagai prasasti Mesir Australia, diukir pada batu pasir terpencil yang muncul di New South Wales. Ada sekitar 300 simbol yang tersebar di dinding ngarai sempit.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Australia? Sebuah studi baru di Quaternary Science Review membantah keyakinan lama bahwa suku Aborigin Australia tidak membuat tembikar. Para peneliti di Pusat Keunggulan Dewan Penelitian Australia untuk Keanekaragaman Hayati dan Warisan Australia bermitra dengan komunitas Aborigin Dingaal dan Ngurrumungu untuk pertama kalinya melakukan penggalian di Jiigurru (Pulau Kadal).
-
Apa temuan arkeolog di Australia? Dua tongkat kayu ditemukan di sebuah gua di Australia, menunjukkan tanda-tanda pembuatan yang sangat mirip dengan praktik sihir dan perdukunan Aborigin yang dijelaskan pada abad ke-19.
-
Daratan kuno apa yang ditemukan di dasar laut Australia? Sebuah daratan yang pernah menjadi rumah bagi setengah juta orang telah ditemukan di lepas pantai Australia utara.
-
Apa yang ditemukan oleh nenek moyang manusia di Australia 75.000 tahun lalu? Ketika nenek moyang manusia pemburu-pengumpul pertama menyeberangi selat sempit dari Timor Timur kemudian sampai di ujung daratan Asia Tenggara yang jauh lebih luas, mereka menemukan sebuah daratan yang tidak seperti daratan yang pernah mereka temui sebelumnya. Daratan ini dulu dihuni oleh binatang raksasa dan memiliki sekitar 2 juta km persegi dataran pantai yang lebih ramah daripada sekarang.
-
Jejak kaki apa yang ditemukan di Australia? Peneliti menemukan jejak kaki burung tertua yang pernah ditemukan di Australia.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
Masyarakat lokal di Australia telah mengetahui tulisan kuno ini sejak awal 1900-an dan didokumentasikan sejak 1970-an. Kualitas pahatannya bervariasi, sehingga menimbulkan perdebatan tentang asal usul dan tujuannya.
Awalnya dianggap sebagai tipuan, kemungkinan dibuat oleh tentara yang kembali dari Perang Dunia I atau orang iseng lokal yang akrab dengan hieroglif Mesir, seperti dikutip dari Greek Reporter, Selasa (27/8).
Korban Kapal Karam
Sebagian hieroglif Mesir di Australia menggambarkan armada kapal Mesir yang terjebak dalam badai hebat saat kembali ke kampung halamannya. Kapal terbalik, mengakibatkan kematian sebagian besar awaknya.
Orang-orang yang selamat, dipimpin oleh seorang tokoh bernama Netjet Sobut—kemungkinan besar sang kapten—berhasil mencapai pantai.
Para penyintas ini mencatat pengalaman mengerikan mereka, mengungkapkan rasa syukur kepada dewa-dewa mereka karena masih hidup, dan melakukan upacara penguburan bagi rekan-rekan mereka yang meninggal dalam perisitiwa tersebut.
Berdasarkan tradisi pemakaman Mesir, mereka berdoa untuk perlindungan situs pemakaman dan memohon kehidupan kekal bagi orang yang meninggal.
Ekspedisi Laut
Narasi dalam tulisan hieroglif itu selaras dengan adat istiadat keagamaan Mesir dan merinci peristiwa seputar kapal karam.
Cerita tersebut merujuk pada “Penu-land,” yang diartikan sebagai Australia, dan menyebutkan bahwa penduduk lokalnya “tidak memiliki muslihat” atau memiliki hubungan yang baik dengan Mesir. Benarkan demikian?
Orang Mesir kuno akrab dengan lautan. Peradaban mereka, yang berkembang sepanjang sungai Nil, bisa membangun kapal yang mengesankan. Kapal-kapal ini tidak hanya digunakan untuk melintasi sungai, tapi juga mampu melakukan perjalanan jauh.
Salah satu kapal yang terkenal adalah milik Firaun Khufu, yang panjangnya 43,6 meter. Kapal ini berasal dari Dinasti Keempat Mesir kuno dan kini dipamerkan di dekat Piramida Agung di Giza.
Catatan sejarah juga menunjukkan orang Mesir kuno telah melakukan ekspedisi di laut. Salah satu yang terkenal adalah ekspedisi Ratu Hatsheput ke Punt pada abad ke-15 SM.
Asli atau Palsu?
Peneliti Mesir Mohamed Ibrahim dan Youssef Awyan telah berupaya menerjemahkan tulisan tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Terjemahan rinci mereka mengungkapkan, tulisan itu bukan sekadar simbol acak. Sebaliknya, membentuk teks koheren yang menceritakan kisah spesifik dan pedih.
Terjemahan Ibrahim dan Awyan menyebutkan tulisan tersebut paling lambat dibuat sekitar abad ke-6 atau ke-5 SM, pada Periode Akhir Mesir Kuno, khususnya pada Dinasti ke-26.
Periode ini, juga dikenal sebagai Periode Saite, menyaksikan kebangkitan Mesir dalam bidang seni, budaya, dan kekuatan militer.
Data ini membantah klaim sebelumnya bahwa tulisan tersebut berasal dari Kerajaan Lama sekitar 2.000 tahun sebelumnya. Hieroglif tertentu yang tidak umum digunakan sampai periode selanjutnya mendukung penanggalan tersebut.
Mereka mengidentifikasi simbol-simbol langka di antara prasasti Mesir Australia, beberapa di antaranya baru ditambahkan ke kamus Mesir modern pada tahun 2012.
Hal ini menunjukkan bahwa pencipta tulisan ini mengetahui simbol-simbol Mesir yang sampai saat ini belum sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan, sehingga semakin mendukung keaslian tulisan tersebut.
Namun sampai saat ini, keaslian tulisan tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli.