Isi Prasasti Yunani Berusia 3.000 Tahun Ini Misterius, Penerjemahannya Selalu Gagal
Lebih dari 100 tahun sejak ditemukan, prasasti ini belum berhasil diuraikan.
Lebih dari seratus tahun lalu, arkeolog menemukan prasasti berusia 3.000 tahun. Prasasti berbentuk piringan ini kemudian dikenal dengan nama Piringan Phaistos.
Prasasti ini terbuat dari tanah liat, berisi simbol-simbol yang belum pernah diterjemahkan atau diuraikan makna atau isinya.
-
Apa yang membuat buku-buku kuno ini misterius? Dari tulisan rahasia hingga simbol-simbol tak terbaca, buku-buku ini menyimpan misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini.
-
Teks kuno Yunani apa yang berhasil diterjemahkan? Gulungan kertas kuno itu berisi karya filosofis yang sebelumnya tidak diketahui yang membahas indera dan kesenangan.
-
Kenapa teks itu sulit diterjemahkan? Namun, memetakan permukaannya memakan waktu, dan tinta berbasis karbon yang digunakan untuk menulis gulungan tersebut memiliki kepadatan yang sama dengan papirus pada CT scan, sehingga tidak mungkin untuk membedakannya dalam pencitraan.
-
Kenapa tulisan pada patung sphinx sulit dipahami? Karena itulah makna tulisan pada patung itu membingungkan para ahli sejak ditemukan pada awal abad ke-19.Peneliti tidak berhasil memecahkan misteri itu kemungkinan karena tulisan itu dibaca dari kiri ke kanan, dan itu tidak lazim menurut norma zaman kuno.
-
Apa yang ditemukan dalam manuskrip kuno itu? Lembaran Injil ini ditemukan oleh spesialis abad pertengahan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Austria (OeAW), Grigory Kessel. Setelah dianalisis, penemuan ini merupakan salah satu terjemahan Injil tertua yang berasal dari abad ke-3 dan ke-6. Rupanya, dua halaman manuskrip itu berisi bagian yang hilang dari injil, yang diterjemahkan dalam bahasa Suriah kuno.
-
Bagaimana teks kuno diterjemahkan? Di bawah bimbingan dan kolaborasi dua rekan penulisnya, ahli Mesir Christian Casey dan Jen Thum, Hoffen menghabiskan waktu selama tiga setengah tahun untuk menerjemahkan hieroglif ke dalam bentuk prosa modern dan mengumpulkan gambar-gambar untuk menceritakan kisah Kheti dan Pepi.
Dikutip dari Live Science, Selasa (15/10), prasasti ini berasal dari peradaban Minoa kuno di pulau Kreta, Mediterania. Masyarakat Minoa adalah masyarakat Zaman Perunggu yang hidup di Kreta dan pulau-pulau sekitarnya di Laut Mediterania timur. Peradaban ini terkenal karena seni dan arsitekturnya.
Piringan Phaistos pertama kali ditemukan pada 1908 oleh arkeolog Italia di Kreta. Awalnya, beberapa ilmuwan mengira prasasti ini palsu namun kemudian terkonfirmasi artefak tersebut asli. Kendati demikian, beberapa peneliti masih meragukan keaslian prasasti tersebut.
Piringan ini ditemukan di reruntuhan istana di Phaistos, situs arkeologi di selatan pantai Kreta. Berdiameter hanya 15 cm, piringan ini ditulis dengan dua sulur simbol, satu di setiap sisi, yang menurut sebagian besar ahli adalah sebuah naskah. Namun apa yang tertera pada simbol-simbol tersebut tidak pernah dapat dipastikan maknanya, meski sudah banyak upaya yang dilakukan.
Puluhan Simbol
Totalnya, piringan ini memiliki 241 kemunculan 45 simbol. Beberapa simbol dengan jelas menggambarkan manusia, sementara simbol lainnya menggambarkan hewan, tumbuhan, senjata, peralatan, dan benda lainnya. Mereka dikelompokkan menjadi "kata-kata" dengan guratan vertikal, tetapi tidak ada yang diketahui tentang bagaimana simbol-simbol itu dibunyikan atau berfungsi.
Penafsiran awal menyatakan, simbol-simbol tersebut merupakan bentuk tertulis awal dari bahasa Yunani yang menggambarkan pengorbanan hewan yang dilakukan di kuil; tetapi interpretasi tahun 2004 menunjukkan bahwa mereka membuat surat tentang sengketa tanah yang ditulis dalam bahasa Luwia di Anatolia kuno (Turki modern).
Menurut pendapat lain, prasasti itu ditulis dalam bahasa Het dan bahkan Mesir. Pendapat lain juga mengatakan prasasti itu berisi doa kepada dewi atau himne pemakaman, tetapi ditulis dalam bahasa yang tidak diketahui.