Pekerja Konstruksi Takjub, Temukan Bunker Berusia 5.000 Tahun Berteknologi Canggih
Pekerja konstruksi yang sedang mengerjakan proyek pembangunan jalan menemukan situs Neolitikum berusia 5.000 tahun.
Pembangunan rel kereta api melalui sebuah lahan pertanian di pulau Falster, Denmark telah mengungkap situs Neolitikum berusia 5.000 tahun yang menyembunyikan teknologi canggih berupa bunker atau gudang bawah tanah.
Dilansir laman phys.org, tim peneliti gabungan dari Museum Lolland Falster bersama Universitas Aarhus, Denmark telah mengidentifikasi situs tersebut dan berhasil menemukan 2 bangunan rumah, artefak dan tembikar, gudang bawah tanah.
-
Bagaimana arkeolog menemukan bangunan kuno itu? Bangunan ini ditemukan di Taman Arkeologi Pompeii, Italia, dengan kondisi sempurna atau tak hancur dihantam letusan dahsyat Gunung Vesuvius.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di situs penggalian? Arkeolog dari Universitas Innsbruck, Austria menemukan benda peninggalan kuno yang luar biasa di situs penggalian gereja di Austria selatan.Dengan menemukan sebuah kuil marmer, mereka menemukan kotak gading langka berusia 1.500 tahun yang dihiasi dengan motif-motif Kristen, yang diyakini berhubungan dengan Nabi Musa dan Sepuluh Perintah Tuhan.
-
Siapa yang membangun bunker kiamat? Merupakan bagian dari Vivos xPoint, bunker ini diberi harga $55.000 (sekitar Rp859 juta) ditambah biaya sewa tanah tahunan sebesar $1.091 (sekitar Rp17 juta).
-
Apa yang ditemukan arkeolog di situs pemukiman kuno? Para arkeolog menemukan sekitar seratus biji-bijian sereal yang bertunas di Archondiko, rumah seorang Archon atau penguasa di zaman kuno.
-
Bagaimana arkeolog menemukan struktur ini? Begitulah cara para peneliti dari Universitas Internasional Higashi Nippon, Universitas Tohoku, dan Institut Penelitian Nasional Astronomi dan Geofisika di Mesir menemukan bagian sejarah yang tersembunyi ini. Antara tahun 2021 dan 2023, tim mempelajari lokasi tersebut dengan menggunakan tidak hanya satu, tetapi dua metode berteknologi tinggi: ground-penetrating radar (GPR) dan electrical resistivity tomography (ERT).
-
Apa yang ditemukan arkeolog di pemukiman? Situs arkeologi utama, Xiying, diperkirakan berusia antara 6.500 hingga 7.300 tahun, menampilkan sisa-sisa rumah, tulang manusia, artefak batu, dan tembikar.
Dua bangunan yang ditemukan dibangun dengan gaya Funnel Beaker Culture sebagai tipe yang umum pada itu, yang mana tiang-tiang interior berfungsi sebagai tumpuan untuk atap ganda yang besar.
Lantai di dalam bangunan juga terbuat dari tanah lempung padat, berupa campuran pasir dengan tanah liat. Lantai lempung sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama yang digunakan di belahan bumi lain. Namun menjadi teknologi canggih bagi orang Denmark pada zaman Neolitikum.
Bunker bawah tanah
Selain dua bangunan, ditemukan juga lebih dari 1.000 artefak berisi perkakas batu api, potongan tembikar, dan dua fosil bulu babi.
Temuan menarik lainnya adalah berupa ceruk yang terbuat dari susunan batu dan digambarkan mirip seperti gudang bawah tanah. Berdasarkan uji karbon bunker bawah tanah ini dibangun pada tahun 3080 dan 2780 SM.
Mereka menggunakan gudang bawah tanah ini untuk menyimpan bahan makanan dan hasil panen yang sangat bermanfaat bagi para petani yang sebagian besar mendiami wilayah tersebut.
Sisa temuan tujuh baris lubang tiang yang diperkirakan sebagai pagar digunakan untuk beternak hewan peliharaan atau benteng pertahanan dari musuh atau hewan buas.
Temuan mengejutkan seperti gudang bawah tanah di pemukiman rumah Neolitikum merupakan penemuan yang menarik bagi para arkeolog. Penggalian selanjutnya diharapkan dapat mengungkap lebih jauh lagi kehidupan awal budaya kelompok yang mendiami Denmark pada tahun 3080 dan 2780 SM.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti