Arkeolog Temukan Benteng Tertua di Dunia, Dibangun 8.000 Tahun Lalu untuk Lindungi Permukiman Manusia Purba
Penemuan ini mengungkap kemampuan arsitektur manusia purba.
Arkeolog Temukan Benteng Tertua di Dunia, Dibangun 8.000 Tahun Lalu untuk Lindungi Permukiman Manusia Purba
Kelompok ahli arkeologi dari Universitas Freie Berlin, Jerman bersama tim internasional berhasil menemukan pemukiman prasejarah yang dibentengi di wilayah terpencil Siberia.
Hasil penelitian menyatakan, pemburu dan pengumpul di Siberia membangun struktur pertahanan yang kompleks di pemukiman tersebut sekitar 8000 tahun yang lalu.
Sumber: Arkeonews
Penemuan ini menyusun kembali pemahaman para peneliti terkait masyarakat manusia purba, melawan gagasan bahwa manusia modern mulai membangun pemukiman permanen dengan arsitektur monumental dan struktur sosial yang kompleks pada saat munculnya sistem pertanian.
-
Bagaimana arkeolog menemukan benteng? Tim secara metodis menyisir lapisan tanah dan batu yang berbeda dengan sikat dan sekop berbulu halus. Tanah dikeluarkan dari parit disaring dengan hati-hati.
-
Di mana benteng Zaman Besi ditemukan? Baru-baru ini para arkeolog berhasil menemukan sebuah benteng peninggalan Zaman Besi yang terletak di Pegunungan Bukk, Hungaria Utara.
-
Dimana letak benteng kuno itu? Khaybar berada di bagian barat Arab Saudi.
-
Kapan manusia purba tinggal di wilayah ini? Temuan di lereng timur gua memberikan informasi yang lebih tepat bagi para peneliti dalam hal ekskavasi, membawa mereka kembali ke 86.000 tahun yang lalu.
-
Siapa yang membangun benteng ini? Penjajahan Bangsa Belanda di Indonesia menyisakan peninggalan-peninggalan yang hingga kini masih bisa kita jumpai keberadaannya.
-
Siapa yang membangun benteng? Dikenal sebagai Helpideburg, 'benteng berbentuk cincin yang sangat besar' ini didirikan selama periode Karoling, sekitar akhir abad ke-8.
Penelitian para ahli berpusat pada pemukiman berbenteng Amnya, yang diakui sebagai benteng Zaman Batu paling utara di Eurasia pada tahun 2019.
Foto: Nikita Golovanov
Kelompok ini dipimpin Profesor Henny Piezonka. seorang arkeolog di Universitas Freie dan Dr. Natalia Chairkina, seorang arkeolog di Yekaterinburg, Rusia. Selain itu di antaranya termasuk anggota peneliti Jerman dan Rusia dari Berlin, Kiel, dan Yekaterinburg.
"Melalui pemeriksaan arkeologi terperinci di Amnya, kami mengumpulkan sampel untuk penanggalan radiokarbon, mengonfirmasikan usia prasejarah situs dan menetapkannya sebagai benteng tertua di dunia yang diketahui. Pemeriksaan paleobotani dan stratigrafi baru kami mengungkapkan bahwa penduduk Siberia Barat menjalani gaya hidup canggih berdasarkan sumber daya yang melimpah dari lingkungan taiga," jelas Tanja Schreiber, seorang arkeolog di Institut Arkeologi Prasejarah di Berlin dan penulis penelitian.
Pada masanya, penduduk prasejarah di sekitar lokasi menangkap ikan dari Sungai Amnya, berburu rusa, dan rusa kutub menggunakan tulang dan tombak berujung batu.
Foto: Antiquity
Selain itu, untuk melestarikan kelebihan minyak ikan dan daging, mereka membuat tembikar yang didekorasi dengan rumit.
Hasil penelitian mengungkap sekitar sepuluh situs benteng Zaman Batu yang diketahui hingga saat ini, dengan rumah-rumah lubang dan dikelilingi oleh dinding tanah dan palisade kayu. Hal ini memberikan pemahaman atas kemampuan masyarakat kuno terkait arsitekrur dan pertahanan yang canggih.
Di berbagai belahan dunia, dari semenanjung Korea hingga Skandinavia, komunitas pemburu dan pengumpul mengembangkan pemukiman besar dengan memanfaatkan sumber daya akuatik. Hal ini didasari karena kelimpahan sumber daya alam di taiga Siberia seperti ikan tahunan dan kawanan yang bermigrasi, mungkin hal ini memainkan peran penting atas munculnya benteng pemburu dan pengumpul.
Pemukiman berbenteng yang menghadap ke sungai mungkin berfungsi sebagai lokasi strategis untuk mengendalikan dan mengeksploitasi tempat penangkapan ikan secara produktif. Adanya sifat kompetitif yang timbul dari penyimpanan sumber daya dan peningkatan populasi terbukti dalam konstruksi prasejarah ini, mengembalikan pandangan sebelumnya bahwa persaingan dan konflik tidak ada dalam masyarakat pemburu dan pengumpul.
Temuan ini menggarisbawahi keragaman jalur yang mengarah pada organisasi sosial yang kompleks. Hal ini tercermin dalam munculnya konstruksi monumental seperti benteng Siberia. Mereka juga menyoroti pentingnya kondisi lingkungan lokal dalam membentuk lintasan masyarakat manusia.
Sumber: Arkeonews