Temuan Dari Luar Angkasa Ungkap Piramida Mesir Dibangun Menggunakan Air
Jalur air yang kini telah mengering di Giza kemungkinan besar dimanfaatkan sebagai jalur transportasi.
Ilmuwan mengungkap piramida-piramida Mesir lokasinya dekat dengan jalur air di masa lalu.
Temuan Dari Luar Angkasa Ungkap Piramida Mesir Dibangun Menggunakan Air
Penemuan penting di bagian kuno Sungai Nil menjadi kunci jawaban bagaimana pembangunan piramida di Mesir dilakukan berabad-abad lalu.
Jalur air yang kini telah mengering di Giza kemungkinan besar dimanfaatkan sebagai jalur transportasi untuk mengangkut bahan-bahan yang diperlukan dalam pembangunan piramida Mesir.
-
Dimana piramida Mesir? Sebagai contoh, selama dinasti ke-25 (sekitar tahun 712 hingga 664 SM), Mesir diperintah oleh firaun-firaun dari Nubia (sekarang Sudan modern dan beberapa bagian Mesir selatan).
-
Kenapa air penting dalam membangun piramida? 'Jika menggunakan pasir kering, ini tidak akan bekerja dengan baik, tapi jika pasirnya terlalu basah, ini juga tidak akan berhasil. Ada kekakuan yang optimal,' ujar Bonn kepada Live Science pada saat itu.
-
Bagaimana saluran air membantu pembangunan piramida? Saluran air raksasa ini dulunya adalah cabang Sungai Nil yang mengalir melalui Giza. Saluran seluas ratusan meter ini sudah lama kering, tetapi peneliti percaya bahwa saluran ini mungkin telah menyediakan transportasi untuk material dan pekerja yang diperlukan untuk membangun piramida-piramida ikonik tersebut ribuan tahun yang lalu.
-
Kenapa para ahli percaya piramida Djoser dibangun dengan sistem hidrolik? Para ahli sebelumnya meyakini bangunan kerucut itu dibuat menggunakan teknik jalur landai dan tuas yang saling terhubung untuk memindahkan material berat. Namun, studi baru ini menunjukkan kemungkinan memanfaatkan sistem pengangkatan hidrolik.
-
Bagaimana piramida Djoser dibangun? Dilansir dari NDTV, sebuah studi terbaru yang diterbitkan oleh jurnal daring, Plus One menemukan teknik yang digunakan oleh para budak untuk membangun piramida bertingkat Djoser atau lebih dikenal Saqqara menggunakan teknik yang berkaitan dengan air.
Dekatnya lokasi piramida dengan saluran air ini juga mungkin menjelaskan alasan mengapa ada sejumlah piramida di wilayah tertentu di Kairo.
Itu karena volume air yang besar mampu mendukung pengangkutan berbagai blok bangunan yang diperlukan untuk struktur kolosal tersebut.
Penemuan ini dilakukan oleh Dr. Eman Ghoneim dengan menggunakan data satelit radar dari luar angkasa untuk mengkaji Lembah Nil.
Data dari satelit luar angkasa itu menunjukan ada “banyak informasi tidak terlihat di bawah permukaan.” Ghoneim memaparkan penelitiannya di Kongres Egyptologists ke-13 pada tahun ini.“Panjangnya (jalur air) mungkin sangat, sangat panjang, tetapi juga lebar cabang ini di beberapa area sangat besar. Kita berbicara tentang setengah kilometer atau lebih dalam hal lebar, yang setara dengan lebar aliran Nil saat ini. Jadi bukan cabang kecil. Ini adalah cabang utama,” kata Ghoneim kepada IFLScience.
Jalur air yang sudah tidak aktif ini dikenal sebagai Cabang Ahramat yang membentang dari Giza ke Faiyum. Jalur yang mengagumkan ini melewati 38 situs piramida yang berbeda.
Namun, tidak ada penjelasan terkait sungai ini aktif atau tidak selama masa Kerajaan Lama dan Pertengahan sekitar 4.700 tahun yang lalu. Sehingga sungai ini masih belum sepenuhnya dapat dipastikan apakah airnya digunakan untuk membantu membangun piramida.
Salah satu indikasi jalur air ini telah digunakan adalah menurut Ghoneim, piramida-piramida ini “terletak tepat di tepi cabang yang kami temukan,” yang bisa berarti piramida tersebut merupakan “kuil lembah” yang berfungsi sebagai pelabuhan kuno.
Penelitian ini tidak hanya berpotensi mengungkap misteri piramida, tetapi juga dapat mengungkap bagian-bagian dari Mesir kuno yang telah lama hilang karena desa-desa menghilang ketika Sungai Nil secara alami berpindah."Saat cabang-cabang ini (sungai) menghilang, kota-kota dan desa-desa Mesir kuno juga terendapkan dan lenyap, dan sebenarnya kita tidak memiliki petunjuk di mana sebenarnya dapat menemukannya," tambah Ghoneim.