Arkeolog Temukan Permukiman Manusia Pertama di Tajikistan Berusia 150.000 Tahun, Berisi Perkakas Batu Sampai Tumbuh-tumbuhan
Temuan ini memberikan bukti penting bahwa Asia Tengah memainkan peran penting dalam migrasi dan pembangunan awal manusia.
Para arkeolog menemukan situs arkeologi berlapis-lapis di Lembah Zeravshan, Tajikistan tengah, yang digunakan sebagai pemukiman manusia purba di daerah tersebut antara 150.000 hingga 20.000 tahun yang lalu. Lembah ini diperkirakan menjadi tempat tinggal bagi ketiga spesies manusia di Eurasia pada saat itu.
Tim arkeolog juga menemukan beragam peralatan batu, tulang hewan, dan tumbuh-tumbuhan kuno.
-
Dimana penemuan perkakas manusia purba ini? Penemuan ini merupakan contoh tertua dari jenis perekat di Eropa dan menjadi bukti kecerdasan Neanderthal.
-
Siapa yang menemukan penemuan manusia purba ini? Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kemajuan Ilmu Pengetahuan ini melibatkan para ahli dari Universitas New York, Universitas Tübingen, dan Museum Nasional di Berlin.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di situs pemukiman kuno? Para arkeolog menemukan sekitar seratus biji-bijian sereal yang bertunas di Archondiko, rumah seorang Archon atau penguasa di zaman kuno.
-
Bagaimana peneliti menemukan kota kuno di Uzbekistan? Para ahli menggunakan teknologi lidar berbasis drone di sepanjang jalur sutra telah menemukan kota abad pertengahan Tashbulak dan Tugunbulak, di Uzbekistan.
-
Siapa yang menemukan Fosil Manusia Purba? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan.
-
Di mana jejak kehidupan manusia purba ditemukan? Para arkeolog menemukan jejak kehidupan manusia berusia 86.000 tahun di Gua İnkaya Çanakkale, Turki.
Temuan dari situs yang dikenal sebagai Soii Havzak, memberikan bukti penting bahwa Asia Tengah memainkan peran penting dalam migrasi dan pembangunan awal manusia, seperti dikutip dari Arkeonews, Jumat (8/11).
Hasil temuan para arkeolog yang dipimpin Profesor Yossi Zaidner dari Institut Arkeologi Universitas Hebrew dan Dr. Sharof Kurbanov dari Akademi Sains Nasional Tajikistan ini dipublikasikan dalam jurnal Antiquity.
“Ternyata Lembah Zeravshan, yang terutama dikenal sebagai rute Jalur Sutra pada Abad Pertengahan, merupakan jalur utama ekspansi manusia jauh sebelum itu—antara 20.000 dan 150.000 tahun yang lalu,” jelas Profesor Zaidner.
“Wilayah ini mungkin pernah menjadi jalur migrasi beberapa spesies manusia, seperti Homo sapiens modern, Neanderthal, atau Denisovan, yang mungkin hidup berdampingan di kawasan ini, dan penelitian kami bertujuan untuk mengungkap siapa saja manusia yang menghuni wilayah Asia Tengah dan sifat interaksinya.”
Gali Tiga Area
Permukiman Soii Havzak, yang secara alami diukir di tebing dan saat ini berada sekitar 40 meter di atas permukaan tanah, adalah salah satu dari dua situs prasejarah yang ditemukan di Lembah Zeravshan. Menyusul penemuan artefak batu di lereng di bawah naungan batu, para arkeolog menggali tiga parit.
Di Soii Havzak, tim arkeologi menggali tiga area dan menemukan lapisan aktivitas manusia. Temuan ini memberikan petunjuk penting tentang iklim dan lingkungan di masa lalu.
“Pengawetan bahan organik, seperti sisa-sisa kayu yang terbakar, serta tulang, merupakan hal yang luar biasa. Hal ini memungkinkan kami untuk merekonstruksi iklim purba di wilayah tersebut dan memberikan harapan bahwa penggalian lebih lanjut dapat mengungkap petunjuk tentang biologi manusia di wilayah tersebut,” jelas Profesor Zaidner.
“Hal ini penting untuk memahami perkembangan populasi dan perilaku manusia di Asia Tengah.”
Interaksi Manusia Purba
Memahami bagaimana kelompok manusia purba berinteraksi satu sama lain adalah salah satu implikasi penelitian yang lebih luas terhadap studi evolusi dan migrasi manusia. Menurut tim, lokasi Soii Havzak di koridor pegunungan Asia Tengah mungkin merupakan titik balik penting bagi populasi manusia, yang memungkinkan manusia purba menyebar ke wilayah yang luas.
“Kami berharap penelitian yang sedang berlangsung di situs ini akan mengungkap wawasan baru tentang bagaimana berbagai kelompok manusia—seperti manusia modern, Neanderthal, dan Denisovan—mungkin berinteraksi di wilayah ini,” ujar Profesor Zaidner.
“Penemuan ini merupakan langkah signifikan menuju pemahaman sejarah manusia purba di Asia Tengah dan menandai kolaborasi penting antara tim ilmiah internasional,” pungkasnya.
Penggalian di Soii Havzak akan terus berlanjut selama beberapa tahun mendatang, dengan penggalian lebih lanjut direncanakan untuk mengeksplorasi lapisan yang lebih dalam dan melakukan analisis yang lebih mendalam terhadap temuan tersebut.