Teka Teki ke Mana Perginya Homo Sapiens Setelah Meninggalkan Afrika Akhirnya Terungkap, Temuan Ilmuwan Mengejutkan
Kemana perginya Homo sapiens setelah dari Afrika telah menjadi teka-teki besar dalam studi evolusi manusia selama bertahun-tahun.
Kemana perginya Homo sapiens setelah dari Afrika telah menjadi teka-teki besar dalam studi evolusi manusia selama bertahun-tahun.
-
Di mana Homo sapiens awal ditemukan? Fosil-fosil dari Maroko menunjukkan hal yang sebaliknya. Para ahli paleoantropologi menemukan fosil manusia purba, peralatan batu, dan tulang-belulang hewan yang telah dipotong di sebuah tambang yang terbengkalai di Maroko.
-
Bagaimana manusia purba berpindah saat meninggalkan Afrika? Homo sapiens diperkirakan mengikuti 'koridor yang tergenang air' yang terbentuk oleh saluran sungai yang kini telah kering di daerah yang sekarang menjadi padang gurun.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
-
Kapan Homo sapiens awal ditemukan? Selama beberapa dekade, pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dijawab berdasarkan penelitian tulang belulang. Tapi semua fosil Homo sapiens awal yang diketahui oleh ilmu pengetahuan dapat dengan mudah kita temui pada museum khusus.
-
Kapan manusia purba meninggalkan Afrika? Para ilmuwan telah mengkonfirmasi manusia purba meninggalkan Afrika menuju Eurasia sekitar 84.000 tahun lalu dengan mengikuti jalur sungai yang sekarang telah mengering.
Teka Teki ke Mana Perginya Homo Sapiens Setelah Meninggalkan Afrika Akhirnya Terungkap, Temuan Ilmuwan Mengejutkan
Ke mana perginya Homo sapiens setelah meninggalkan Afrika? Pertanyaan ini telah menjadi teka-teki besar dalam studi evolusi manusia selama bertahun-tahun. Namun, sebuah studi terbaru akhirnya memberikan jawaban yang lebih jelas.
Setelah perdebatan bertahun-tahun, sebuah studi baru memberikan jawabannya. Kelompok pemburu-pengumpul ini tampaknya telah bertahan selama ribuan tahun sebagai populasi homogen di pusat geografis yang membentang di Iran, Irak tenggara, dan timur laut Arab Saudi sebelum menetap di seluruh Asia dan Afrika. Sedangkan Eropa dimulai sekitar 45.000 tahun yang lalu.
Temuan mereka didasarkan pada kumpulan data genom yang diambil DNA kuno dan kumpulan gen modern, dikombinasikan dengan bukti paleoekologi yang menunjukkan bahwa wilayah ini mewakili habitat yang ideal.
Para peneliti menyebut wilayah yang disebut Dataran Tinggi Persia, sebagai “pusat” bagi orang-orang ini—yang mungkin hanya berjumlah ribuan—sebelum mereka melanjutkan perjalanan ribuan tahun kemudian ke lokasi yang lebih jauh.
“Hasil kami memberikan gambaran lengkap pertama tentang keberadaan nenek moyang semua orang nonAfrika saat ini pada fase awal penjajahan Eurasia,” kata antropolog molekuler Luca Pagani dari Universitas Padova di Italia, yang juga penulis senior penelitian tersebut.
“Penelitian ini adalah sebuah cerita tentang kita dan sejarah kita—tujuan kami adalah untuk mengungkap beberapa misteri tentang evolusi dan kehidupan di seluruh dunia," kata antropolog dan rekan penulis studi Michael Petraglia, direktur Pusat Penelitian Evolusi Manusia Australia di Universitas Griffith.
“Kombinasi model genetik dan paleoekologi memungkinkan kami memprediksi lokasi di mana populasi manusia purba pertama kali tinggal setelah mereka keluar dari Afrika,” tambahnya.
Para peneliti menemukan, populasi manusia purba di wilayah ini hidup dalam kelompok kecil, memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang tersedia, seperti tanaman yang dapat dimakan dan berburu hewan liar. Mereka juga mengamati bahwa orang-orang yang menghuni wilayah tersebut pada saat itu mungkin memiliki kulit gelap dan berambut gelap, mirip dengan beberapa kelompok etnis di Afrika Timur saat ini.
Selain itu, peneliti mencatat bahwa seni gua, salah satu pencapaian budaya awal manusia, muncul secara bersamaan dengan keberadaan manusia di wilayah tersebut. Ini menunjukkan bahwa perjalanan awal manusia modern di luar Afrika tidak hanya tentang migrasi fisik, tetapi juga tentang perkembangan budaya.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa perbedaan genetik antara orang-orang Asia Timur dan Eropa saat ini berasal dari penyebaran Homo sapiens dari wilayah "pusat" ke berbagai wilayah lain. Data genom yang ditemukan, yang berasal dari manusia purba yang tinggal sekitar 45.000 hingga 35.000 tahun yang lalu.
“Kami menemukan genom tertua yang berumur 45.000 hingga 35.000 tahun yang lalu sangat berguna,” kata antropolog molekuler dan penulis utama studi Leonardo Vallini dari Universitas Padova dan Universitas Mainz di Jerman.
Para peneliti merancang cara untuk menguraikan percampuran genetik yang luas dari populasi yang telah terjadi sejak penyebaran di luar pusat untuk menentukan wilayah ini dengan tepat.
Sebelumnya, diperkirakan bahwa telah terjadi perjalanan skala kecil Homo sapiens ke luar Afrika sebelum migrasi besar-besaran sekitar 60.000 hingga 70.000 tahun yang lalu. Namun, studi ini menyoroti bahwa wilayah tengah ini menjadi pusat penting dalam perjalanan awal manusia modern di luar benua Afrika.