Arkeolog Kaget Temukan Jejak Kami Manusia Berusia 115.000 Tahun di Lokasi Tak Terduga Ini
Arkeolog menemukan tujuh jejak kaki yang terpisah di antara jejak hewan purba.
Sekelompok arkeolog menemukan jejak kaki manusia tertua di Semenanjung Arabia di antara jejak hewan prasejarah. Jejak kaki ini menandai penemuan signifikan dalam studi migrasi manusia dan kehidupan sebelum Zaman Es. Fosil jejak kaki tersebut ditemukan di wilayah dasar danau khusus di Arab Saudi bagian utara, terdiri dari tujuh jejak kaki yang terpisah.
“Di sini, kami melaporkan jejak kaki mamalia hominin dan non-hominin serta fosil dari deposit danau Alathar di Gurun Nefud bagian barat, Arab Saudi,” kata para peneliti, dikutip dari laman Earth, Kamis (9/1).
-
Siapa yang menemukan Fosil Manusia Purba? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan.
-
Dimana Fosil Manusia Purba ditemukan? Situs arkeologi batu Oakhurst berada di dekat kota George di pantai selatan Afrika Selatan. Tempat ini terletak di tebing batu pasir di Lembah yang subur dengan pohon-pohon yellowwood.
-
Siapa yang menemukan penemuan manusia purba ini? Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kemajuan Ilmu Pengetahuan ini melibatkan para ahli dari Universitas New York, Universitas Tübingen, dan Museum Nasional di Berlin.
-
Dimana fosil manusia purba ditemukan? Dilansir Ancient Origins, arkeolog pertama kali menemukan fosil ini di Hualongdong, China Timur pada 2019 lalu.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
-
Dimana fosil Homo sapiens tertua ditemukan? Sebelum ini, fosil Homo sapiens tertua disebut berasal dari 195.000 tahun lalu yang ditemukan di situs Omo Kibish, Etihopia dan berasal dari 160.000 tahun lalu yang ditemukan di Herto, Ethiopia.
“Kami berpendapat jejak kaki tersebut berasal dari zaman interglasial terakhir dan karena itu sezaman dengan penyebaran awal Homo sapiens di luar Afrika, kemungkinan besar mewakili bukti paling awal dari spesies kita di Semenanjung Arab.”
Hubungan antara manusia purba, Afrika, dan Arab berakar pada pola migrasi yang membentuk sejarah manusia. Kebanyakan ilmuwan meyakini manusia modern, Homo sapiens, pertama kali berevolusi di Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu.
Dari sini, mereka mulai menyebar ke seluruh dunia. Arab memainkan peran penting sebagai “pintu gerbang” bagi manusia purba ini. Terletak di antara Afrika dan Asia, Semenanjung Arab menjadi jembatan darat, memungkinkan manusia bermigrasi dari Afrika ke belahan dunia lain.
Seiring berjalannya waktu, bentang alam Arab yang beragam, mulai dari gurun hingga wilayah pesisir, menawarkan sumber daya yang membantu manusia purba bertahan hidup dan menetap di wilayah tersebut.
Studi Eksperimental
Ketika manusia purba berpindah melalui Arab, mereka tidak sekadar melewatinya; mereka menjadikannya rumah mereka. Bukti menunjukkan manusia beradaptasi dengan lingkungan gurun yang keras, mengembangkan peralatan, dan membangun komunitas.
Namun, teori tentang waktu pasti kedatangan Homo sapiens di Arab terus berubah.
Dasar danau, yang dalam bahasa Arab diberi nama “jejak”, tampaknya merupakan tempat yang sibuk lebih dari 100.000 tahun yang lalu. Para ilmuwan mencatat jejak kaki – yang ditemukan dalam kondisi pelestarian serupa – kemungkinan besar dihasilkan dalam jangka waktu yang sangat singkat.
“Sebuah studi eksperimental terhadap jejak kaki manusia modern di dataran lumpur menemukan bahwa detail halus hilang dalam waktu dua hari dan jejak kaki menjadi tidak dapat dikenali dalam waktu empat hari, dan pengamatan serupa telah dilakukan untuk jejak mamalia non-hominin lainnya,” jelas para peneliti.
Jejak Kaki Homo Sapiens
Beberapa teori telah diajukan tentang primata tegak pada masa itu. Semakin banyak bukti menunjukkan jejak tersebut ditinggalkan oleh anggota spesies kita sendiri, Homo sapiens.
“Tujuh jejak kaki hominin telah diidentifikasi dengan pasti dan, mengingat fosil dan bukti arkeologi penyebaran H. sapiens ke Levant dan Arabia selama era 130.000 hingga 80.000 tahun yang lalu, dan tidak adanya Homo neanderthalensis dari Levant pada waktu itu, kami berpendapat bahwa H. sapiens bertanggung jawab atas jejak di Alathar,” kata para peneliti.
Lebih lanjut, para ahli mencatat ukuran jejak kaki Alathar lebih konsisten dengan ukuran jejak kaki H. sapiens awal dibandingkan H. neanderthalensis. Para ilmuwan tidak menemukan tanda atau jejak perkakas maupun pisau pada tulang hewan yang ditemukan di situs tersebut. Ini diduga karena manusia purba tersebut hanya mampir sebentar di tempat itu untuk mengambil air.
Hasil penelian ini diterbitkan dalam jurnal Science Advances.