Ilmuwan Ungkap Fakta Menarik Soal Icarus, Bintang Terjauh dan Paling Menakjubkan Dalam Sejarah Astronomi
Icarus merupakan bintang terjauh yang pernah teramati oleh manusia.
Bintang merupakan objek luar angkasa yang memancarkan cahaya serta panas akibat reaksi nuklir yang terjadi di dalam intinya. Sejak zaman dahulu, manusia telah mengamati langit malam, dan bintang-bintang selalu menjadi objek yang penuh misteri.
Salah satu bintang yang paling menarik dalam sejarah astronomi adalah Icarus. Bintang ini, yang secara resmi dikenal sebagai MACS J1149+2223 Lensed Star 1 (LS1), menjadi bintang terjauh yang pernah terdeteksi oleh manusia. Menurut laman Science Alert pada Rabu (8/1), penemuan Icarus adalah langkah penting dalam penelitian kosmologi, karena bintang ini hanya dapat diidentifikasi melalui fenomena luar biasa yang dikenal sebagai lensa gravitasi.
-
Apa yang ditemukan astronom? Astronom dunia telah mengonfirmasi penemuan sebuah planet yang memiliki kecepatan orbit yang tinggi. Planet yang baru ditemukan tersebut adalah TOI-1347 b. Ia mengorbit bintangnya hanya selama 20 jam 24 menit atau 0,85 hari.
-
Apa yang istimewa dari bintang Arcturus? Arcturus merupakan bintang raksasa merah yang terletak di belahan utara Bumi dan dikenal sebagai bintang paling terang dalam konstelasi Botes, yang diartikan sebagai 'sang Penggembala'.
-
Apa yang ditemukan astronom tentang Galaksi Bima Sakti? Para astronom telah menemukan kembaran galaksi Bima Sakti yang terjauh dari yang pernah diamati.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Baru-baru ini, tim astronom internasional berhasil menangkap salah satu peristiwa paling langka di alam semesta, yaitu Luminous Fast Blue Optical Transient (LFBOTs).
-
Dimana bintang tertua ditemukan? Bintang ini, yang dikenal sebagai LMC 119, ditemukan di Awan Magellan Besar yang mengitari Bimasakti dan merupakan bintang pertama dari generasi kedua yang ditemukan di galaksi lain.
Lensa gravitasi adalah efek pembengkokan cahaya yang dihasilkan oleh tarikan gravitasi objek besar, seperti gugus galaksi, yang berada di antara sumber cahaya dan pengamat. Fenomena ini berfungsi seperti kaca pembesar kosmis yang memperbesar cahaya dari objek yang jauh, sehingga memungkinkan para astronom untuk mengamati bintang atau galaksi yang seharusnya terlalu redup untuk terlihat.
Tanpa bantuan lensa gravitasi, teleskop canggih seperti Hubble tidak akan mampu mendeteksi keberadaan bintang seperti Icarus. Penemuan Icarus dilaporkan dalam jurnal Nature Astronomy pada tahun 2018 oleh tim astronom yang dipimpin Patrick Kelly dari University of California, Berkeley. Mereka menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk mengamati gugus galaksi besar bernama MACS J1149+2223, yang berfungsi sebagai lensa gravitasi raksasa.
Masa Lalu Alam Semesta
Cahaya yang berasal dari Icarus menjadi lebih terang berkat efek gravitasi dari gugus galaksi tersebut, sehingga memungkinkan pengamatan langsung meskipun jaraknya sangat jauh dari Bumi. Icarus terletak sekitar 9 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Cahaya yang kita lihat dari bintang ini mulai meninggalkan sumbernya ketika alam semesta berusia sekitar 4,4 miliar tahun, yang berarti kurang dari sepertiga dari usia alam semesta saat ini yang diperkirakan mencapai 13,8 miliar tahun. Dengan kata lain, mengamati Icarus sama halnya dengan melihat ke masa lalu alam semesta, memberikan wawasan kepada para ilmuwan mengenai kondisi galaksi dan bintang pada periode awal.
Nama "Icarus" diambil dari mitologi Yunani, merujuk pada tokoh Icarus yang terbang terlalu dekat dengan matahari dengan menggunakan sayap dari lilin, yang akhirnya mencair dan menyebabkan Icarus jatuh. Nama ini dipilih karena posisi bintang yang jauh dan tampak tinggi di langit berkat "sayap" yang dihasilkan oleh lensa gravitasi.
Lebih Besar dari Matahari
Dari analisis cahaya dan spektrum yang dipancarkan, para ilmuwan menduga Icarus adalah bintang biru supergiant, yang jauh lebih besar dan lebih panas dibandingkan dengan Matahari. Bintang biru supergiant dapat memiliki massa yang mencapai puluhan kali lipat dari massa Matahari dan bersinar ribuan kali lebih terang. Namun, umur bintang seperti ini jauh lebih singkat dibandingkan dengan bintang yang lebih kecil.
Sifat dari bintang biru supergiant menjadikannya laboratorium alami yang penting untuk mempelajari proses fisika ekstrem di alam semesta. Bintang Icarus hanya dapat terlihat dalam jangka waktu tertentu.
Efek lensa gravitasi yang membuatnya tampak terang sangat tergantung pada konfigurasi posisi gugus galaksi dan bintang itu sendiri. Perubahan kecil dalam distribusi massa di gugus galaksi, atau pergeseran posisi bintang, dapat menyebabkan cahaya yang diperbesar mulai memudar. Oleh karena itu, bintang seperti Icarus mungkin kembali menjadi terlalu redup untuk diamati.