Teleskop Luar Angkasa Tangkap Gambar Cincin Einstein, Gambaran Alam Semesta Saat Berusia 2,5 Miliar Tahun
Di belakang bintang biru yang bersinar terang, terdapat galaksi besar bernama LEDA 803211, yang diperkirakan berjarak sekitar 622 juta tahun cahaya dari Bumi.
Teleskop Luar Angkasa Hubble kembali menarik perhatian dunia dengan menangkap gambar terbaru dari konstelasi Hydra, sebuah area langit yang dipenuhi oleh gugusan bintang dan galaksi yang sangat jauh. Selain menampilkan keindahan kosmos, potret ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai struktur alam semesta serta fenomena luar biasa yang berkaitan dengan pembentukan galaksi di masa lalu.
Menurut laporan SciTechDaily, Rabu (8/1), gambar yang dihasilkan oleh Hubble ini berfokus pada bagian kecil dari langit malam yang terletak di arah konstelasi Hydra. Meskipun terlihat kecil, area ini sebenarnya merupakan rumah bagi banyak objek astronomi yang berada pada jarak yang bervariasi.
-
Apa yang diukur Teleskop Einstein? Teleskop baru yang direncanakan akan mengukur gelombang gravitasi, mirip dengan gelombang suara di alam semesta.
-
Apa yang ditemukan di Cincin Einstein? Para ilmuwan menangkap fenomena aneh di cincin Einstein ketika menggunakan teleskop ruang angkasa, James Webb Telescope (JWST). Mereka menemukan molekul tertua bernama Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAS).
-
Bagaimana Teleskop Einstein mendeteksi gelombang gravitasi? Gelombang ini menyebabkan goyangan kecil pada objek yang diukur dengan interferometer laser. Interferometer ini memiliki dua lengan dengan cermin di ujungnya, mengukur perubahan waktu transit sinar laser yang dipengaruhi oleh posisi cermin.
-
Bagaimana Cincin Einstein terbentuk? Seperti namanya, Cincin Einstein ini diprediksi pertama kali oleh Teori Relativitas Einstein. Bentuk dari cincin Einstein sebenarnya membentuk lingkarang penuh dan hanya terlihat dari jarak yang jauh dan sejajar.
-
Apa itu Cincin Einstein? Cincin Einstein ini merupakan sebuah objek gravitasi di luar angkasa yang sangat langka. Teleskop luar angkasa, James Webb (JWST) berhasil mengambil gambar yang disebut sebagai cincin Einstein.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan mengenai usia alam semesta? Usia alam semesta mungkin hampir dua kali lipat lebih tua dari usia yang kita yakini selama ini, yaitu 26,7 miliar tahun, bukan 13,7 miliar tahun.
Salah satu bintang yang mencolok dalam potret tersebut adalah bintang biru terang yang bersinar di dekat tepi galaksi. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh observatorium luar angkasa Gaia dari European Space Agency (ESA), bintang ini berada sekitar 3.230 tahun cahaya dari Bumi, menjadikannya salah satu objek terdekat di antara pemandangan galaksi yang lebih jauh.
Di belakang bintang biru terang tersebut, terdapat galaksi besar yang dikenal dengan nama LEDA 803211. Galaksi ini diperkirakan berjarak sekitar 622 juta tahun cahaya dari Bumi. Dengan bantuan teleskop Hubble, inti galaksi yang cerah dan cakramnya yang tidak rata terlihat dengan jelas, menunjukkan detail-detail rumit seperti gugusan bintang yang terdapat di dalamnya. Di sekelilingnya, galaksi-galaksi yang lebih jauh hanya terlihat sebagai titik-titik kecil cahaya.
Karena jaraknya yang sangat jauh, galaksi-galaksi tersebut tidak menunjukkan struktur yang jelas dan tidak memperlihatkan lonjakan difraksi, yang merupakan ciri khas bintang di galaksi kita sendiri. Namun, fenomena yang paling menarik yang berhasil tertangkap oleh Hubble dalam gambar ini adalah cincin Einstein yang menakjubkan.
Cincin ini merupakan contoh langka dari efek lensa gravitasi yang pertama kali diprediksi oleh Albert Einstein dalam teori relativitas umum. Di sudut kanan atas gambar, terdapat sebuah galaksi berwarna emas yang dikelilingi oleh cincin cahaya hampir sempurna. Fenomena ini terjadi ketika cahaya dari objek yang sangat jauh, seperti galaksi atau quasar, dibelokkan oleh medan gravitasi dari objek masif lainnya yang berada di antara sumber cahaya dan pengamat.
Kondisi Alam Semesta
Teori relativitas umum Einstein menyatakan massa besar dapat menyebabkan ruang-waktu melengkung, dan cahaya yang melewati medan gravitasi tersebut akan berubah arah. Ketika posisi sumber cahaya, lensa gravitasi, dan pengamat hampir selaras, hasilnya adalah lingkaran simetris yang dikenal sebagai cincin Einstein. Bentuk lingkaran tersebut terbentuk karena cahaya dari objek jauh diproyeksikan melingkar di sekitar galaksi atau gugus galaksi yang berfungsi sebagai lensa gravitasi.
Dalam gambar yang dikirimkan Hubble, cincin Einstein ini memberikan wawasan mengenai galaksi-galaksi pada masa awal pembentukan alam semesta. Galaksi yang terdistorsi menjadi cincin tersebut berada sangat jauh dari Bumi, dan gambar yang kita lihat menunjukkan kondisi alam semesta ketika usianya baru sekitar 2,5 miliar tahun. Sebaliknya, galaksi yang berfungsi sebagai lensa gravitasi kemungkinan berada jauh lebih dekat.
Keselarasan hampir sempurna antara kedua galaksi ini menciptakan efek optik yang luar biasa, memungkinkan para astronom untuk mempelajari karakteristik galaksi jauh yang mungkin tidak akan terlihat tanpa fenomena lensa gravitasi. Cincin Einstein bukan hanya sekadar fenomena visual yang mengesankan, tetapi juga merupakan alat penting dalam kosmologi.
Dengan mempelajari bagaimana cahaya ditekuk oleh lensa gravitasi, para ilmuwan dapat memperkirakan massa total dari objek yang berperan sebagai lensa, termasuk kontribusi dari materi gelap yang tidak terlihat. Penelitian semacam ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang distribusi massa di alam semesta dan evolusi galaksi seiring berjalannya waktu. Secara keseluruhan, gambar yang diabadikan oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble dari konstelasi Hydra menawarkan sekilas keajaiban alam semesta yang penuh teka-teki.