Teleskop Einstein Bisa Luncurkan Era Baru dalam Astronomi
Teleskop Einstein memungkinkan pengamatan lebih jauh ke alam semesta, seperti pembentukan galaksi dan bintang pertama.
Teleskop Einstein memungkinkan pengamatan lebih jauh ke alam semesta, seperti pembentukan galaksi dan bintang pertama.
Teleskop Einstein Bisa Luncurkan Era Baru dalam Astronomi
Teleskop baru yang direncanakan akan mengukur gelombang gravitasi, mirip dengan gelombang suara di alam semesta. Gelombang ini tercipta dari tabrakan lubang hitam atau bintang neutron.
Teleskop Einstein, dengan teknologi laser terbaru, akan memungkinkan pemahaman lebih mendalam tentang gelombang gravitasi dan alam semesta. Salah satu lokasi yang dipertimbangkan untuk teleskop ini di perbatasan Jerman, Belgia, dan Belanda.
Dilansir dari Phys.org, Senin (18/6), pada 17 Agustus 2017, detektor gelombang gravitasi mencatat sinyal baru yang menunjukkan tabrakan dua bintang neutron. Peristiwa ini terdeteksi secara optik dan melalui gelombang gravitasi.
-
Apa penemuan terkenal Albert Einstein? Sekarang, namanya dikenal sebagai seorang fisikawan dengan temuan terkenalnya yaitu teori relativitas.
-
Apa kontribusi terbesar Albert Einstein? Karya Einstein yang terbesar adalah teori relativitas, salah satu teori yang mendefinisikan pengetahuan fisik manusia mengenai alam semesta.
-
Siapakah Albert Einstein? Sosok fisikawan modern yang lahir pada abad ke-20 ini lahir dari keluarga Yahudi sekuler, namun ketika beranjak dewasa ia menghindari label agama tertentu dan menolak tentang keberadaan Tuhan yang bersifat pribadi.
-
Apa karya utama Albert Einstein? Albert Einstein dikenal dengan hukum relativitasnya.
-
Apa temuan Einstein yang mendapat Nobel Prize? Terkait penjelasan di atas, lalu siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam penolakan Teori Relativitas Einstein? Berikut daftarnya.
-
Teori apa yang Einstein temukan? Ia adalah orang di balik penemuan teori relativitas.
Menurut Profesor Achim Stahl dari RWTH Aachen University, tabrakan ini menghasilkan sejumlah kecil emas meski tidak signifikan dibandingkan dengan massa bintang neutron itu sendiri.
Detektor gelombang gravitasi memungkinkan kita memahami lebih banyak tentang peristiwa kosmik seperti tabrakan bintang neutron.
Sinyal pertama yang diukur di 2015 hanya berlangsung 0,2 detik, sedangkan sinyal di 2017 berlangsung 100 detik, menunjukkan sesuatu yang baru.
Observasi gelombang gravitasi dan sinyal elektromagnetik secara bersamaan membuka babak baru dalam astronomi. Sinyal optik membantu menemukan lokasi bintang di langit, menurut Stahl.
Albert Einstein mempostulatkan adanya gelombang gravitasi dalam teori relativitasnya. Gelombang ini menyebabkan goyangan kecil pada objek yang diukur dengan interferometer laser.
Interferometer ini memiliki dua lengan dengan cermin di ujungnya, mengukur perubahan waktu transit sinar laser yang dipengaruhi oleh posisi cermin.
Ketepatan pengukuran hingga seperdua ribu diameter proton memungkinkan deteksi peristiwa besar seperti penggabungan lubang hitam.
Profesor Stahl adalah anggota komunitas Teleskop Einstein Jerman yang sedang mengerjakan detektor gelombang gravitasi generasi ketiga.
Detektor ini sepuluh kali lebih sensitif dari yang ada saat ini, memungkinkan pemeriksaan wilayah yang lebih luas di alam semesta. Teleskop Einstein akan terdiri dari tiga detektor bersarang dengan dua interferometer laser masing-masing sepanjang 10 km, dibangun 250 m di bawah tanah untuk mengurangi gangguan.
Desain detektor generasi ketiga juga sedang dikembangkan di AS dengan nama "Cosmic Explorer." Eropa memasukkan Teleskop Einstein ke dalam peta jalan Forum Strategi Eropa tentang Infrastruktur Penelitian (ESFRI) di 2021, menandai tahap persiapan proyek ini dengan anggaran 1,8 miliar euro dan biaya operasi 40 juta euro per tahun.
Konstruksi dimulai di 2026 dengan observasi diharapkan mulai di 2035. Dua lokasi potensial adalah Sardinia dan Euregio Meuse-Rhine.
Proyek ini menawarkan manfaat ekonomi bagi wilayah terkait, dengan biaya konstruksi yang signifikan dan kebutuhan terowongan serta pipa vakum.
Tim besar dari berbagai institusi, termasuk RWTH Aachen University dan Fraunhofer ILT mengembangkan peralatan pengukuran.
Teknologi laser yang dikembangkan mungkin juga berguna untuk aplikasi lain, seperti teknologi kuantum dan medis.
Pendanaan proyek belum sepenuhnya terjamin, namun diharapkan keputusan final dalam dua tahun ke depan.
Teleskop Einstein memungkinkan pengamatan lebih jauh ke alam semesta, seperti pembentukan galaksi dan bintang pertama.
Detektor yang lebih sensitif akan mendeteksi sinyal lebih awal, memberikan waktu bagi teleskop lain untuk menyelaraskan diri.