14 Negara Ini Ramai-ramai Patungan Bikin Teleskop Super Canggih Luar Angkasa, Segini Biayanya
Demi keingintahuan yang menggebu tentang luar angkasa, negara-negara ini rela patungan buat teleskop canggih.
Demi keingintahuan yang menggebu tentang luar angkasa, negara-negara ini rela patungan buat teleskop canggih.
14 Negara Ini Ramai-ramai Patungan Bikin Teleskop Super Canggih Luar Angkasa, Segini Biayanya
Teleskop James Webb atau sering disebut dengan James Webb Space Telescope (JWST) adalah teleskop paling mumpuni yang pernah dibuat manusia hingga saat ini. Bagaimana tidak? Dengan berat 6,5 ton, diameter teleskop utama 65 m dan panjang fokus 1314 meter, observatorium angkasa ini dioptimalkan untuk melakukan pengamatan luar angkasa dalam spektrum inframerah. Tujuan dibuatnya teleskop ini yakni digunakan untuk melihat objek yang tua, jauh, atau terlalu redup untuk ditangkap Teleskop Hubble.
-
Apa itu Teleskop James Webb? Proyek ini merupakan kolaborasi antara NASA, ESA, dan CSA. Menelan biaya $9,66 miliar (Rp153,77 triliun) dan merupakan proyek observatorium luar angkasa. Teleskop raksasa ini dibuat sebagai pengganti Teleskop Hubble di titik Lagrange kedua (L2), dan memiliki cermin utama setinggi 6,5 meter.
-
Apa itu teleskop James Webb? Teleskop James Webb adalah teleskop luar angkasa paling mutakhir yang dimiliki oleh para astronom di Bumi saat ini.
-
Mengapa NASA mengembangkan Teleskop James Webb? Teleskop ini digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari planet dan benda lain di tata surya.
-
Siapa yang terlibat dalam pengembangan Teleskop James Webb? Teleskop ini merupakan hasil kemitraan dengan ESA (Badan Antariksa Eropa) dan CSA (Badan Antariksa Kanada).
-
Dimana Teleskop James Webb diluncurkan? Gambar penuh warna pertama teleskop dan data spektroskopi ini dirilis selama siaran televisi pada pukul 10:30 EDT (14:30 UTC) pada hari Selasa, 12 Juli 2022, dari Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.
-
Mengapa Teleskop James Webb penting? Dengan penemuan ini, para astronom berharap teleskop JWST yang beresolusi tinggi dapat memungkinkannya mengintip ke alam semesta yang jauh.
Teleskop Hubble sendiri adalah Teleskop terbesar dan sebelum adanya teleskop James Webb. Teleskop James Webb sendiri diluncurkan pada 25 Desember 2021 dari bandar antariksa Kourou di Prancis.
Dilansir dari Insider, Selasa (22/8), Teleskop James Webb memiliki keunggulan 100 kali lebih kuat daripada Hubble untuk momonitor benda-benda langit.
Salah satu pencapaian Teleskop ini adalah berhasil menangkap gambar secara utuh sebuah objek misterius bernama MACS0647-JD. Objek ini terletak sekitar 97 persen perjalanan kembali ke Big Bang dalam 400 juta tahun pertama alam semesta.
Dan Coe, seorang peneliti dari Space Telescope Science Institute, pertama kali menemukan objek ini 10 tahun yang lalu dengan Teleskop Hubble.
“Dengan Hubble, hanya terlihat titik merah pucat. Kami bisa mengatakan bahwa objek itu sangatlah kecil, hanya sebuah galaksi kecil dalam 400 juta tahun pertama alam semesta. Sekarang kami melihatnya dengan Webb, dan kami dapat memisahkan dua objek,” terang Coe
Ini membuktikan bahwa teleskop luar angkasa yang menjadi proyek besar hasil kolaborasi antara National Aeronautics (NASA), European Space Agency (ESA), dan Canadian Space Agency (CSA) ini merupakan proyek yang sukses.
Meski membutuhkan waktu sekitar 30 tahun dan dana sebesar USD10 miliar atau Rp142,4 triliun untuk merancangnya.
Oleh sebab itu, teleskop ini sangat berguna mewujudkan harapan membawa penemuan-penemuan luar angkasa yang spektakular.
Teleskop ini juga diharapkan dapat mencari keberadaan “bumi baru”, tempat di mana manusia dapat memulai kehidupan selain di bumi. Terhitung ada empat belas negara yang berkontribusi dalam proyek ini.
Dilansir dari website NASA, empat belas yang menyediakan komponen perangkat keras untuk membangun Teleskop James Webb adalah Austria, Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Irlandia, Italia, Belanda, Spanyol, Swedia, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat. Selain itu, ada Finlandia, Yunani, Luksemburg, Norwegia, Polandia, Portugal, Republik Ceko, dan Rumania yang merupakan anggota dari European Space Agency yang juga berkontribusi dalam kesuksesan teleskop ini.