Teori Relativitas Einstein Diuji Lagi, Begini Hasilnya
Walaupun teori ini telah ada selama lebih dari satu abad, para ilmuwan terus melakukan pengujian ulang.
Teori relativitas yang diperkenalkan oleh Albert Einstein pada tahun 1915 menjadi salah satu teori ilmiah yang paling menghebohkan pada masanya. Saat ini, teori tersebut menjadi dasar bagi para ilmuwan untuk memahami konsep gravitasi. Meskipun telah digunakan selama lebih dari satu abad, penelitian mengenai teori ini terus dilakukan.
Baru-baru ini, hasil pengujian menunjukkan bahwa teori relativitas Einstein kembali terbukti akurat. Menurut laman Space yang dilansir pada Jumat (22/11), para peneliti melakukan pengujian teori Einstein dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan yang terlibat dalam proyek Dark Energy Spectroscopic Instrument (DESI).
-
Apa hasil dari pengujian teori relativitas Einstein? Hasil yang didapat melalui pengukuran yang sangat akurat tersebut menunjukkan bahwa teori relativitas umum Einstein adalah akurat.
-
Bagaimana ilmuwan menguji teori Einstein? Para ilmuwan memang telah melakukan penelitian mengenai lintasan Bulan secara mendalam selama lebih dari setengah abad untuk menguji asumsi kunci dalam teori gravitasi Albert Einstein.
-
Siapa yang menyatakan bahwa teori Einstein terbukti? “Masalahnya adalah mengubah massa menjadi energi adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Sangat sulit sehingga Einstein percaya itu tidak akan pernah menjadi sumber daya yang layak. Namun faktanya teori Einstein mengubah massa menjadi energi persis seperti cara kerja stasiun tenaga nuklir,“ jelas dia.
-
Teori apa yang Einstein temukan? Ia adalah orang di balik penemuan teori relativitas.
-
Kenapa teori Einstein dan Newton perlu dikaji ulang? Anomali terjadi ketika bintang-bintang yang mengorbit longgar, yang dikenal sebagai binari lebar, tampaknya bergerak dengan cara yang menentang model standar gravitasi yang ditetapkan oleh Albert Einstein dan Isaac Newton.
-
Apa temuan Einstein yang mendapat Nobel Prize? Terkait penjelasan di atas, lalu siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam penolakan Teori Relativitas Einstein? Berikut daftarnya.
DESI adalah alat canggih yang terpasang pada Teleskop 4 meter Nicholas U. Mayall di Kitt Peak National Observatory, Arizona. Alat ini dapat dianggap sebagai robot yang memiliki 5.000 "mata" yang mampu menangkap cahaya dari 5.000 galaksi secara bersamaan. Selama lima tahun ke depan, DESI akan mengamati sekitar 40 juta galaksi dan quasar.
Data yang diperoleh dari survei langit ini sangat penting untuk memahami energi gelap dan materi gelap, dua misteri terbesar di alam semesta kita. Temuan utama dari DESI menunjukkan bahwa gravitasi pada skala kosmik tetap sesuai dengan prediksi relativitas umum yang diajukan Einstein.
Energi gelap tampaknya bersifat dinamis dan mengalami pelemahan, yang mengubah masa depan evolusi alam semesta agar tidak terus-menerus mengalami percepatan dalam perluasannya.
Dalam studi ini, para ilmuwan memanfaatkan data dari DESI untuk melacak perkembangan struktur kosmos selama 11 miliar tahun terakhir. Mereka menemukan bahwa perilaku gravitasi sesuai dengan prediksi yang dibuat oleh Einstein dalam teori relativitas umumnya.
Meskipun energi gelap tetap menjadi misteri, penelitian ini menunjukkan bahwa teori gravitasi yang diajukan Einstein tetap sahih, bahkan pada skala terbesar di alam semesta. Dengan memvalidasi teori Einstein dalam konteks kosmik, para ilmuwan dapat terus mengembangkan model kosmologis yang lebih tepat.
Energi yang Bersifat Gelap
Keberadaan energi gelap atau dark energy merupakan salah satu teka-teki dalam kosmologi modern yang hingga kini belum terpecahkan. Menurut informasi yang dirangkum dari laman Britannica pada Kamis (21/11), istilah energi gelap diberikan oleh para fisikawan untuk menggambarkan kekuatan yang menyebabkan percepatan dalam ekspansi alam semesta secara misterius.
Energi gelap diperkirakan memenuhi seluruh ruang angkasa dan berperan dalam mempercepat perluasan alam semesta. Teori ini muncul berdasarkan pengamatan bahwa alam semesta tidak hanya meluas, tetapi juga kecepatan perluasannya terus meningkat.
Meskipun energi gelap diyakini menyusun sekitar tiga perempat dari total energi massa kosmos, sifat dasarnya masih menjadi misteri bagi fisikawan selama beberapa dekade. Hal ini disebabkan karena energi gelap tidak memiliki hubungan langsung dengan materi gelap. Dengan demikian, para ilmuwan masih berjuang untuk memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan energi gelap.
Penemuan energi gelap dimulai pada akhir tahun 1990-an ketika dua tim astronom melakukan pengamatan terhadap supernova tipe Ia. Supernova ini dipilih sebagai penanda jarak kosmik karena kecerahan intrinsiknya yang sudah diketahui. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa supernova yang berada pada jarak yang sangat jauh terlihat lebih redup daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa ekspansi alam semesta sedang berlangsung dengan kecepatan yang semakin cepat, bukan melambat seperti yang diharapkan. Temuan ini menjadi indikasi awal adanya energi gelap. Energi gelap diperkirakan memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur alam semesta dengan sifatnya yang menyebabkan ruang angkasa mengembang dengan lebih cepat.
Model kosmologi standar, yang dikenal sebagai Lambda Cold Dark Matter (CDM), mengusulkan bahwa energi gelap berfungsi sebagai bentuk energi yang konstan dan tersebar merata di seluruh alam semesta. Sifatnya yang berlawanan dengan gravitasi menyebabkan penurunan gaya tarik antar galaksi, sehingga mempercepat proses ekspansi alam semesta.