Ilmuwan Ceritakan Ada Fenomena Langka Dua Lubang Hitam Bergabung di Luar Angkasa: Itu Nenek Moyang Galaksi Bima Sakti
NASA berhasil mengamati dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan dalam galaksi kerdil, sebuah temuan langka.
Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
Peristiwa ini menjadi pengamatan pertama lubang hitam besar yang terlihat dalam proses penggabungan di galaksi kerdil. Temuan langka ini ditangkap oleh Observatorium Sinar-X Chandra milik NASA, yang memungkinkan para astronom melihat detail yang belum pernah disaksikan sebelumnya.
-
Apa yang terjadi ketika dua lubang hitam masif bersatu? Mengutip Indy100, Selasa (5/3), para astronom telah meneliti apa yang terjadi ketika keduanya bersatu dan hal ini dapat terjadi berkat beberapa karakteristik aneh - dan penelitian ini telah dipublikasikan di The Astrophysical Journal.
-
Mengapa pertumbuhan lubang hitam bermassa bintang bisa terjadi dengan saling bertabrakan? Pertumbuhan lubang hitam bermassa bintang ini dapat terjadi dengan saling bertabrakan.
-
Apa kesamaan alam semesta dengan lubang hitam? Alam semesta juga memiliki beberapa kesamaan dengan lubang hitam. Misalnya, jika kita memutarbalikkan ekspansi alam semesta, terlihat jelas bahwa ia dimulai dengan sebuah 'singularitas' — Big Bang — sebuah titik dalam waktu di mana kerapatan, suhu, dan energi sangat ekstrem sehingga hukum fisika tidak berlaku. Ini secara matematis sama dengan singularitas dalam lubang hitam.
-
Apa yang ditemukan astronom tentang Galaksi Bima Sakti? Para astronom telah menemukan kembaran galaksi Bima Sakti yang terjauh dari yang pernah diamati.
-
Di mana sepasang lubang hitam supermasif ditemukan? Sepasang lubang hitam supermasif telah ditemukan di galaksi yang berjarak 750 juta tahun cahaya.
-
Mengapa lubang hitam dihubungkan dengan energi gelap? Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah astronom telah mengajukan teori bahwa energi gelap tidak hanya menyebar di seluruh ruang angkasa, melainkan bisa berasal dari pusat lubang hitam raksasa.
Masing-masing galaksi kerdil tersebut memiliki dua lubang hitam supermasif di intinya, dengan satu pasang berada di galaksi yang berjarak 760 juta tahun cahaya dan pasangan lainnya pada jarak 3,2 miliar tahun cahaya dari Bima Sakti.
Mengutip Indy100, Selasa (24/9), penemuan ini dimulai ketika para astronom mendeteksi radiasi sinar-X yang dipancarkan dari cakram akresi, yakni lingkaran plasma superpanas yang mengelilingi lubang hitam saat ia menyedot materi di sekitarnya.
Berkat kemampuan khusus Observatorium Chandra dalam mendeteksi sinar-X, fenomena ini berhasil diidentifikasi dan direkam, memberikan pandangan baru tentang bagaimana lubang hitam besar bisa terbentuk.
Fenomena ini juga memberikan wawasan penting tentang proses evolusi galaksi. Para ilmuwan berspekulasi bahwa galaksi kerdil adalah "batu bata" awal dalam pembentukan galaksi besar seperti Bima Sakti.
Seiring berjalannya waktu dan terjadinya penggabungan antar galaksi, galaksi-galaksi kerdil ini kemungkinan terus bertambah besar dan akhirnya berkembang menjadi galaksi yang lebih matang.
Brenna Wells, salah satu penulis studi ini, menjelaskan bahwa lubang hitam dan galaksi kerdil pada masa awal alam semesta kemungkinan telah tumbuh jauh lebih besar sekarang, berkat penggabungan berulang.
"Galaksi kerdil adalah leluhur galaksi kita, yang berkembang selama miliaran tahun hingga menghasilkan galaksi besar seperti Bima Sakti," katanya.
Teori ini mendukung gagasan bahwa galaksi besar, seperti yang kita tinggali saat ini, dibangun melalui penggabungan galaksi-galaksi yang lebih kecil. Dengan kata lain, proses penggabungan lubang hitam supermasif yang diamati ini adalah salah satu langkah dalam evolusi alam semesta menuju pembentukan galaksi yang lebih besar dan kompleks.