Ahli Astronomi Ungkap 'Sosok' Raksasa Merah Berusia 7 Miliar Tahun, Berada Dekat dengan Matahari
Beberapa bintang tua telah mencapai fase akhir dari siklus hidupnya. Salah satu bintang tua yang menarik minat para astronom adalah Arcturus.
Matahari bukanlah satu-satunya bintang di alam semesta. Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 200 miliar triliun bintang yang tersebar di seluruh jagat raya. Beberapa di antaranya adalah bintang-bintang tua yang telah mencapai fase akhir dari siklus hidupnya.
Salah satu bintang tua yang menarik perhatian para ahli astronomi adalah Arcturus. Arcturus merupakan bintang raksasa merah yang terletak di belahan utara Bumi dan dikenal sebagai bintang paling terang dalam konstelasi Botes, yang diartikan sebagai 'sang Penggembala'.
-
Kapan matahari akan menjadi raksasa merah? 'Kami belum memiliki konsensus apakah Bumi dapat menghindari penyerapan oleh Matahari saat menjadi raksasa merah dalam 6 miliar tahun,' ujar Keming Zhang, penulis utama studi tersebut.
-
Kapan Matahari akan membesar? Fenomena ini diperkirakan akan terjadi sekitar 5 hingga 6 miliar tahun ke depan.
-
Dimana letak bintik merah raksasa Jupiter? Bintik ini berukuran sekitar dua kali diameter Bumi dan memiliki angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 400 kilometer per jam.
-
Dimana bintang tertua ditemukan? Bintang ini, yang dikenal sebagai LMC 119, ditemukan di Awan Magellan Besar yang mengitari Bimasakti dan merupakan bintang pertama dari generasi kedua yang ditemukan di galaksi lain.
-
Di mana Matahari berada dalam orbit planet? Setiap planet di Tata Surya berputar mengelilingi Matahari dalam orbitnya masing-masing.
-
Apa yang ditemukan astronom? Astronom dunia telah mengonfirmasi penemuan sebuah planet yang memiliki kecepatan orbit yang tinggi. Planet yang baru ditemukan tersebut adalah TOI-1347 b. Ia mengorbit bintangnya hanya selama 20 jam 24 menit atau 0,85 hari.
Menurut laman Britannica, nama Arcturus berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'penjaga atau pelindung beruang', merujuk pada posisinya yang dekat dengan ekor konstelasi Ursa Major (Beruang Besar). Sejak abad ke-8 SM, nama Arcturus telah digunakan dan dirujuk dalam karya-karya penyair Yunani, Hesiod. Nama ini baru secara resmi diakui oleh Persatuan Astronomi Internasional (IAU) pada 30 Juni 2016.
Arcturus dikenal sejak zaman kuno karena fungsinya yang penting dalam navigasi dan penunjuk waktu. Bintang ini terletak di belahan utara Bumi, dan posisinya yang sejajar dengan ekuator langit menjadikannya sebagai penanda langit yang sangat berguna bagi para navigator awal. Jarak Arcturus dari Bumi adalah sekitar 37 tahun cahaya, menjadikannya lebih dekat dibandingkan beberapa raksasa merah lainnya, seperti Betelgeuse atau Antares. Dengan letak 19 derajat utara ekuator langit, Arcturus dapat terlihat hampir dari seluruh penjuru Bumi.
Menariknya, Arcturus adalah bintang yang bergerak dengan kecepatan sekitar 122 km/s (273.000 mph). Bintang ini bergerak mendekati matahari dengan kecepatan sekitar 2,3 inci per tahun. Penemuan ini didapatkan ahli astronomi melalui pengamatan spektroskopi. Dalam waktu sekitar 4.000 tahun ke depan, kedua bintang ini akan berada pada jarak terdekat satu sama lain.
Paling Bersinar
Dikutip dari laman Science, Arcturus dikenal sebagai bintang keempat paling terang setelah Sirius, Canopus, dan sistem biner Alpha Centauri. Bintang ini termasuk dalam tipe spektral K0 III dan merupakan bintang raksasa kelas K yang paling terang di langit, dengan magnitudo absolut sekitar -0,30.
Meskipun massa Arcturus hanya 1,08 kali massa matahari, bintang ini terlihat 113 kali lebih terang dibandingkan dengan matahari. Selain itu, Arcturus juga memancarkan sekitar 215 kali lebih banyak panas daripada matahari, yang menunjukkan bintang ini menghasilkan energi dalam jumlah besar meskipun ukurannya relatif kecil. Namun, meskipun Arcturus tampak mendukung kemungkinan adanya ekosistem kehidupan, ahli astronomi belum menemukan planet yang mengorbit di sekitarnya.
Sebenarnya, ahli astronomi belum mengetahui dengan pasti berapa umur Arcturus. Namun, mengingat bintang ini telah memasuki fase akhir kehidupannya, para ilmuwan memperkirakan usianya lebih tua daripada matahari yang berumur 4,5 miliar tahun. Dari hasil pengukuran elemen-elemen seperti besi dan helium, diperkirakan usia Arcturus berkisar antara 6 hingga 8,5 miliar tahun, dengan estimasi lebih tepatnya sekitar 7,1 miliar tahun.
Saat ini, Arcturus berada pada tahap akhir dari siklus hidupnya dan dikenal sebagai raksasa merah karena pasokan hidrogen di dalamnya telah habis, sehingga bintang ini berhenti mensintesis unsur tersebut. Sekarang, Arcturus telah beralih ke tahap sintesis unsur-unsur yang lebih berat seperti karbon, nitrogen, dan oksigen.
Apabila Arcturus kehabisan helium, bintang ini akan kehilangan massa, melepaskan lapisan luar, dan secara perlahan menyusut. Akhirnya, bintang ini akan bertransformasi menjadi katai putih, yang merupakan inti bintang kecil yang padat.