Arkeolog Temukan Kamar Rahasia di Bawah Piramida Terbesar Mesir, Fungsinya Masih Jadi Tanda Tanya
Kamar rahasia ini ditemukan menggunakan teknologi radar.
Kamar rahasia ini ditemukan menggunakan teknologi radar.
Arkeolog Temukan Kamar Rahasia di Bawah Piramida Terbesar Mesir, Fungsinya Masih Jadi Tanda Tanya
-
Bagaimana para arkeolog menemukan kamar rahasia? Selama proses ini, tim berhasil mengamankan kamar-kamar pemakaman piramida yang sebelumnya tidak dapat diakses.
-
Dimana pintu misterius di Piramida Giza ditemukan? 'Di dalam Piramida Agung, saya menemukan yang disebut tiga pintu. Satu di pintu masuk selatan dari ruang kedua yang memiliki dua pegangan tembaga,' lanjutnya.'Dua puluh satu sentimeter di belakangnya, kami menemukan yang kedua, dan di terowongan utara, kami menemukan pintu ketiga dengan dua pegangan tembaga. Pada tanggal 5 Desember, saya memimpin sebuah tim, untuk melihat, menemukan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang pintu-pintu ini.'
-
Dimana piramida tersembunyi ditemukan? Arkeolog menemukan piramida tersembunyi di tengah padang rumput yang luas di Kazakhstan. Piramida berusia 3.000 tahun ini ditemukan di sekitar Sungai Taldy, wilayah Karaganda, dan dinamakan 'Piramida Karazhartaz'.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir temukan sisa-sisa bangunan kuno di Kafr El Sheikh yang digunakan oleh masyarakat Mesir kuno untuk mengamati langit dan bintang-bintang.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
Mesir menyimpan banyak rahasia masa lalu, dan para arkeolog mungkin telah menemukan rahasia baru yang tersembunyi di bawah Piramida Giza, piramida terbesar di negara tersebut.
Temuan terbaru ini berada di Pemakaman Barat, di mana terdapat ratusan makam persegi panjang yang disebut mastabas yang berjajar di dasar Piramida Agung Giza. Mastabas ini adalah milik warga elit dan kerabat raja Mesir Kuno, Khufu, yang memerintah sekitar 4.500 tahun yang lalu.
Namun apa yang ditemukan arkeolog baru-baru ini sangat berbeda dengan mastabas.
Permukaan yang tampaknya datar dan berpasir mungkin menyembunyikan bangunan yang sudah lama dilupakan yang dibangun ribuan tahun lalu. Hanya beberapa meter di bawah permukaan, terlihat struktur berbentuk L, dan lebih dalam lagi, struktur yang lebih besar terhubung ke struktur pertama.
Sudut-sudut struktur berbentuk L itu “terlalu tajam” untuk terjadi secara alami,
kata peneliti Motoyuki Sato, yang membantu menemukan anomali tersebut, kepada Live Science, dilansir Business Insider.
Hal ini menunjukkan manusia yang membangunnya dan mungkin menjelaskan mengapa sebagian besar pekuburan yang padat itu tetap kosong di atas pasir, para peneliti melaporkan dalam makalah yang baru-baru ini mereka terbitkan di jurnal Archaeological Prospection.Kedua fitur tersebut bisa jadi merupakan sisa-sisa makam kuno, menurut para peneliti. Namun, penemuan ini masih menyisakan banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Pada masa-masa awal arkeologi, dibutuhkan penggalian yang cermat selama bertahun-tahun untuk mengungkap bentuk dan ukuran sebuah struktur. Sekarang, teknologi yang lebih baru dapat membantu para ilmuwan memetakan bangunan yang sebelumnya tidak diketahui tanpa memindahkan sekop tanah sekalipun.
Begitulah cara para peneliti dari Universitas Internasional Higashi Nippon, Universitas Tohoku, dan Institut Penelitian Nasional Astronomi dan Geofisika di Mesir menemukan bagian sejarah yang tersembunyi ini.
Antara tahun 2021 dan 2023, tim mempelajari lokasi tersebut dengan menggunakan tidak hanya satu, tetapi dua metode berteknologi tinggi: ground-penetrating radar (GPR) dan electrical resistivity tomography (ERT). GPR menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memetakan fitur-fitur bawah tanah yang dangkal dalam resolusi tinggi. Untuk struktur yang lebih dalam, ERT dapat menemukan dinding, poros, dan anomali serupa tetapi tanpa banyak detail.
Para peneliti menggunakan data GPR, ERT, dan satelit untuk menemukan struktur berbentuk L berukuran sekitar 9 kali 15 meter yang terkubur 48 cm hingga 1 meter di bawah pasir. Mereka juga menemukan bukti adanya struktur seluas 304 meter persegi yang berada lebih dalam dari anomali berbentuk L, sekitar 3 meter hingga 10 meter di bawah tanah.
Pada titik tertentu, struktur berbentuk L yang lebih dangkal dipenuhi dengan pasir, yang bisa menjadi petunjuk tentang tujuannya.
Menurut para peneliti, struktur ini mungkin berfungsi sebagai semacam lorong menuju makam yang lebih rendah. Orang Mesir kuno sering mengisi lorong-lorong seperti itu untuk mencegah orang yang masih hidup.
Meskipun GPR dan ERT dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang temuan arkeologi bawah permukaan, teknik-teknik ini hanya dapat membawa para arkeolog sejauh ini. Para peneliti mencatat data dari kedua metode ini tidak sama persis, dan teknik-teknik ini terkadang membuat anomali tampak lebih besar daripada yang sebenarnya.
Misteri lainnya juga masih ada. Mereka tidak tahu apa, jika ada, yang ada di dalam struktur yang lebih dalam. Bisa saja diisi dengan pasir atau benar-benar kosong.
Untuk menjawab beberapa pertanyaan ini, para arkeolog harus mulai menggali. Menurut laporan Live Science, mereka saat ini sedang menggali situs tersebut.