Ilmuwan Ungkap Orang Skandinavia Kuno Buat Perahu dari Kulit Binatang, Digunakan Untuk Berburu dan Dagang 5.000 Tahun Lalu
Penemuan ini membuka wawasan baru tentang kebudayaan awal Eropa terkait dunia maritim.
Berdasarkan penelitian terbaru, orang Skandinavia mungkin telah menggunakan perahu yang terbuat dari kulit binatang untuk berburu dan berdagang sekitar 5.000 tahun lalu.
Penemuan ini membuka wawasan baru tentang kebudayaan awal Eropa terkait dunia maritim. Orang-orang ini disebut berasal dari Pitted Ware Culture (PWC), berdasarkan ciri khas tembikar dengan lubang yang dalam, bermigrasi dari Timur dan menetap di Skandinavia modern, termasuk sebagian Swedia, Denmark, dan Finlandia antara 3500 SM dan 2300 SM.
-
Siapa yang meneliti pemburu-pengumpul di Skandinavia? Hasil yang bertentangan dengan pendapat umum ini didasarkan pada analisis DNA kerangka dan gigi yang ditemukan di tempat yang sekarang disebut Denmark. Sumber: Arkeonews Studi ekstensif ini telah diterbitkan menjadi empat artikel terpisah di jurnal Nature. Sebuah tim peneliti internasional, di mana Universitas Lund di Swedia menjadi salah satu anggotanya, berhasil menarik kesimpulan baru tentang dampak migrasi pada populasi purba dengan mengekstraksi DNA dari bagian kerangka dan gigi manusia prasejarah.
-
Apa artefak kuno yang ditemukan di Swedia? Sebuah tim penelitian internasional yang dipimpin ahli arkeologi maritim Staffan von Arbin dari Universitas Gothenburg Swedia mengonfirmasi penemuan sebuah meriam dari abad ke-14. Meriam ini ditemukan di lepas pantai barat Swedia, kemungkinan menjadi meriam kapal tertua di Eropa.
-
Dimana pemburu-pengumpul di Skandinavia tinggal? Menyusul kedatangan petani pertama di Skandinavia 5.900 tahun lalu, populasi pemburu-pengumpul musnah dalam beberapa generasi, menurut studi baru dari Universitas Lund di Swedia. Hasil yang bertentangan dengan pendapat umum ini didasarkan pada analisis DNA kerangka dan gigi yang ditemukan di tempat yang sekarang disebut Denmark.
-
Apa yang terjadi pada pemburu-pengumpul di Skandinavia? Menyusul kedatangan petani pertama di Skandinavia 5.900 tahun lalu, populasi pemburu-pengumpul musnah dalam beberapa generasi, menurut studi baru dari Universitas Lund di Swedia.
-
Bagaimana pemburu-pengumpul di Skandinavia musnah? 'Transisi ini sebelumnya digambarkan sebagai transisi yang damai. Namun penelitian kami menunjukkan sebaliknya. Selain kematian akibat kekerasan, kemungkinan besar patogen baru dari ternak juga menghabisi banyak pengumpul,' kata Anne Birgitte Nielsen, peneliti geologi dan kepala Laboratorium Penanggalan Radiokarbon di Universitas Lund.
-
Siapa yang menemukan artefak Viking? Arkeolog Norwegia dari proyek 'Secrets of the Ice' menemukan mata panah zaman Viking saat melakukan survei di Pegunungan Jotunheimen.
Dilansir The Independent, Jumat (20/9), para ahli menyebut masyarakat ini terkenal di Zaman Batu Eropa karena mereka bertahan hidup dengan berburu anjing laut dan menangkap ikan di saat masyarakat lainnya mulai mempraktekan sistem pertanian lebih dari lima abad.
Melihat itu, para arkeolog berteori bahwa PWC kemungkinan besar menggunakan perahu yang terbuat dari kulit binatang untuk memancing, berburu, bepergian dan berdagang melintasi jarak yang jauh di perairan laut yang terbuka.
“Karena kita tahu bahwa orang-orang PWC melakukan pelayaran semacam itu, tampaknya sangat mungkin bahwa mereka menggunakan perahu yang lebih canggih daripada perahu kayu sederhana untuk perjalanan ini,” tulis para peneliti.
Namun, para peneliti masih belum mengetahui jenis perahu yang PWC gunakan, meskipun beberapa peneliti menemukan bukti perahu yang dibuat oleh PWC tetapi kano tersebut masih terlalu kecil untuk digunakan di laut terbuka.
Hipotesis ini diperkuat dengan ditemukannya artefak seni cadas yang ditemukan di Skandinavia utara yang menggambarkan pemandangan perburuan anjing laut, penangkapan ikan dan perburuan paus.
Tulang Anjing Laut
Para peneliti menjelaskan, perahu yang digambarkan pada seni cadas ini tampaknya menyerupai perahu kulit Umiak yang digunakan oleh suku Inuit di Kutub Utara.
"Ini mungkin merupakan cara untuk menggambarkan orang-orang yang berdiri di dalam perahu kulit dengan lampu latar yang merupakan atribut Umiak yang terbuat dari kulit anjing laut," tulis para peneliti.
Selain seni cadas para arkeolog juga menemukan banyak sisa penyamak dan tulang anjing laut di situs arkeologi PWC. Minyak dan kulit anjing laut kemungkinan digunakan sebagai bahan baku utama untuk membuat perahu berbahan kulit kedap air.
Diperkirakan tulang anjing laut ini tidak hanya digunakan sebagai makanan, tetapi juga sebagai bahan baku pembuatan pakaian, tenda, dan bahkan mungkin perahu, demikian dugaan para ilmuwan.
“Kami berpendapat bahwa banyak bukti menunjukkan bahwa perahu kulit banyak digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan pelayaran jarak jauh oleh masyarakat PWC,” jelas para peneliti.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti