Alun-Alun Batu Berusia 4.750 Tahun Ditemukan di Atas Gunung, Dibangun 100 Tahun Sebelum Piramida Mesir
Alun-alun ini merupakan struktur unik berupa lingkaran batu, tempat dilakukan persembahan kepada dewa-dewa.
Alun-alun ini merupakan struktur unik berupa lingkaran batu, tempat dilakukan persembahan kepada dewa-dewa.
-
Kapan piramida dibangun? Berdasarkan hasil analisis material organik yang ditemukan di piramida ini, peneliti mengindikasikan bangunan kuno ini berasal dari abad ke-15 sampai abad ke-14 SM.
-
Dimana piramida Mesir dibangun? Temuan Dari Luar Angkasa Ungkap Piramida Mesir Dibangun Menggunakan Air Ilmuwan mengungkap piramida-piramida Mesir lokasinya dekat dengan jalur air di masa lalu.
-
Dimana piramida Mesir? Sebagai contoh, selama dinasti ke-25 (sekitar tahun 712 hingga 664 SM), Mesir diperintah oleh firaun-firaun dari Nubia (sekarang Sudan modern dan beberapa bagian Mesir selatan).
-
Kapan lempengan Mesir kuno dibuat? Sebuah lempengan dari batu berusia 3.200 tahun dari Mesir Kuno mengungkapkan praktik unik terkait kehadiran di tempat kerja pada masa lampau.
-
Kapan artefak tertua di lokasi ditemukan? Artefak-artefak ini berasal dari berbagai zaman, mulai dari Neolitikum sampai era Perang Dunia II.
Alun-Alun Batu Berusia 4.750 Tahun Ditemukan di Atas Gunung, Dibangun 100 Tahun Sebelum Piramida Mesir
Dua profesor antropologi dari Universitas Wyoming menemukan alun-alun prasejarah di dataran tinggi Andes, yang dikenal sebagai alun-alun batu Callacpuma. Alun-alun ini dibangun hampir 5.000 tahun lalu oleh kelompok nomaden kuno.
Sumber: Arkeonews
Alun-alun ini terletak di situs arkeologi Callacpuma di Cekungan Cajamarca di Peru utara, dibangun menggunakan batu megalitik besar yang disusun secara vertikal, sebuah teknik yang sebelumnya tidak digunakan di Andes.
Alun-alun ini merupakan struktur unik berupa lingkaran batu, tempat dilakukan persembahan kepada dewa-dewa yang telah lama terlupakan selama beberapa milenium dan berada ketinggian lebih dari 3.000 meter (9.850 kaki) di atas permukaan laut.
Pimpinan proyek, Associate Professor Jason Toohey, dan Profesor Melissa Murphy, telah meneliti topik ini sejak proyek dimulai pada tahun 2015. Penggalian alun-alun dimulai pada tahun 2018. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Science Advances, memberikan informasi baru tentang alun-alun megalitik melingkar tertua yang diketahui di Andes utara.
Penanggalan radiokarbon menunjukkan bangunan ini dibangun sekitar 4.750 tahun yang lalu, pada Periode Prekeramik Akhir, menjadikannya salah satu contoh paling awal dari jenis arsitektur ini di Amerika.
Batu megalitik besar disusun dalam dua lingkaran konsentris, masing-masing berukuran diameter 18 meter. Pengaturan ini menciptakan area seremonial yang penuh dengan informasi yang tidak diketahui sejak para pemburu-pengumpul di tempat yang sekarang bernama Peru mulai membangun masyarakat yang lebih canggih.
Sebuah fitur yang menonjol pada akhir era prakeramik, alun-alun ini mewakili periode transisi yang kritis di Amerika Selatan ketika komunitas nelayan pesisir mulai berdagang dengan masyarakat pertanian pegunungan yang sedang berkembang. Ini adalah contoh utama arsitektur monumental yang dibangun sebelum pertanian dan pemukiman jangka panjang diadopsi secara luas.
“Struktur ini dibangun kira-kira 100 tahun sebelum Piramida Agung Mesir dan sekitar waktu yang sama dengan Stonehenge,” kata Jason L. Toohey.
Ini menandakan alun-alun ini adalah contoh arsitektur monumental dan megalitik paling awal yang diketahui di Lembah Cajamarca dan salah satu contoh paling awal di Peru kuno.
Di situs ini juga ditemukan permata lapis lazuli yang belum dikerjakan, kristal kuarsa, serta potongan cangkir dan mangkuk keramik, yang semuanya menunjukkan pentingnya situs tersebut dan terus digunakan bahkan setelah penduduk setempat menguasai tembikar.
Berasal dari periode Layzón (500–200 SM), artefak terbaru yang terbuat dari tanah liat kaolin lunak menunjukkan alun-alun batu tersebut dikunjungi secara rutin hingga ditutup secara seremonial pada periode yang sama karena alasan yang tidak diketahui. Pembangunan situs ritual yang dilakukan oleh masyarakat semi-nomaden mencerminkan perubahan sistem kepercayaan mereka, yang lebih menekankan pada upaya kelompok dan kerja sama antardaerah.
Proyek ini dipimpin oleh Toohey dan Patricia Chirinos Ogata dari Universitas California-Santa Barbara. Tim tersebut juga beranggotakan Murphy, serta mahasiswa sarjana dan pascasarjana dari Peru dan AS.
Mereka bekerja dengan penduduk setempat yang dekat dengan situs Callacpuma untuk meneliti temuan-temuan penelitian dan pentingnya warisan budaya sebagai bagian dari upaya mereka untuk menjangkau masyarakat. Dengan bekerja sama, penyelidikan ilmiah lebih lanjut dan pelestarian situs dapat dilanjutkan.