Arkeolog Temukan Parit Berusia 6.800 Tahun, Digunakan Untuk Upacara Ritual di Zaman Neolitikum
Parit yang membentuk sebuah bundaran ini merupakan proyek skala besar masyarakat pada Zaman Neolitikum.
Sebuah tempat bangunan upacara yang berasal dari tahun 4800 SM terungkap selama penggalian arkeologi di Nove Objezierze, Polandia barat laut.
Penggalian yang dipimpin Dr. Lech Czerniak dari Universitas Gdansk ini telah mengungkap sebuah rondel, bangunan melingkar dengan parit konsentris dan pagar kayu yang pertama kali muncul di masyarakat Neolitikum Donau sekitar tahun 4800 SM.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Polandia? Tim arkeolog baru-baru ini menemukan harta karun perak yang tak terduga terkubur di samping jalan utama di Polandia. Demikian diumumkan pejabat setempat.
-
Kapan artefak kuno ini ditemukan? Pada tahun 1990 hingga 2000 batu-batu pipih dengan sudut runcing ditemukan di Kastil Iwatsuki dan markas administrasi Owada jin’ya di Saitama, Jepang.
-
Apa temuan unik arkeolog di Polandia? Arkeolog di Polandia menemukan sebuah pedang Langsax langka sepanjang 80 cm berasal dari abad ke-8.
-
Kapan artefak tertua di lokasi ditemukan? Artefak-artefak ini berasal dari berbagai zaman, mulai dari Neolitikum sampai era Perang Dunia II.
-
Kapan artefak tersebut ditemukan? Pada Selasa (7/9), Tim eskavasi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan sebuah artefak fragmen gerabah di Situs Keputren, Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret, Bantul.
-
Dimana penemuan artefak kuno terjadi? Seorang petani secara tidak sengaja menemukan harta karun langka ketika sedang membersihkan batu di ladangnya di Lubusz, Polandia.
Bangunan ini terkenal di daerah yang membentang dari sungai Vistula dan Rhine hingga bagian tengah Donau. Rondel Nove Objezierze ini memiliki diameter 112 meter dan dikelilingi oleh tiga sistem parit dan empat parit konsentris yang digunakan sebagai fondasi bangunan kayu.
Para peneliti menggunakan metode chaîne opératoire untuk merekonstruksi bangunan tersebut dan mengungkap bahwa pembangunan bundaran tersebut merupakan proyek masyarakat berskala besar, yang melibatkan ratusan orang selama beberapa tahun.
Ritual awal diyakini untuk memobilisasi masyarakat yang dimulai dengan menandai lingkaran pusat dan menyiapkan lahan. Di atas parit, dibangun struktur kayu untuk menahan kondisi lingkungan. Bangunan kuno ini mungkin diperkuat dengan atap tanah liat dan alang-alang.
Para peneliti meyakini parit-parit tersebut tidak dibiarkan terbuka selamanya dan akan ditimbun atau dibuka kembali untuk tahap-tahap kegiatan berikutnya kalender upacara masyarakat. Keselarasan pintu masuk rondel dengan titik mata angin tertentu membuktikan para pembangun memiliki keahlian astronomi untuk mengatur waktu upacara dengan kejadian matahari, seperti titik balik matahari musim dingin.
Warisan Generasi ke Generasi
Pengetahuan teknis untuk membangun rondel diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui adat istiadat dan upacara pendidikan, menurut para ahli seperti dikutip dari laman Arkeonews, Jumat (13/12).
Tulang hewan dan tembikar yang ditemukan di parit menunjukkan rondel merupakan tempat untuk acara sosial, festival, dan mungkin upacara persembahan tumbal. Keberadaan keramik gaya Stichbandkeramik menyiratkan tempat ini dibangun imigran dari daerah seperti Bohemia utara atau Silesia Hilir.
Sementara itu, para ahli lain meyakini pembangunan dan pemeliharaan kolektifnya menunjukkan tujuan bersama yang mungkin diawasi oleh organisasi atau perkumpulan rahasia yang melestarikan pengetahuan ritual.
Penggunaan rondel ini diyakini berlangsung selama sekitar 300 tahun sebelum secara bertahap menurun sekitar tahun 4500 SM sebagai akibat dari perubahan faktor lingkungan yang dibuktikan dari analisis dari serbuk sari di sekitar lokasi yang menunjukkan adanya penurunan aktivitas pertanian dan kemunduran populasi lokal atau oleh keadaan sosial seperti pertikaian internal atau migrasi.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti