Arkeolog Temukan Meja untuk Ritual Berusia 3.500 Tahun, Masih Lengkap dengan Peralatan Makan Keramik
Meja dan peralatan makan ini ditemukan di situs Zaman Perunggu Akhir.
Meja dan peralatan makan ini ditemukan di situs Zaman Perunggu Akhir.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Italia? Arkeolog menemukan tengkorak manusia dewasa sedang berpelukan dengan tengkorak anak-anak. Dua kerangka manusia dari abad pertengahan yang diduga seorang ibu sedang memeluk anaknya ditemukan di Italia.
-
Siapa yang menemukan meja makan di desa Zaman Perunggu? Arkeolog di Inggris menemukan meja makan di desa Zaman Perunggu, Must Farm di dekat daerah Peterborough.
-
Kapan artefak kuno ini ditemukan? Pada tahun 1990 hingga 2000 batu-batu pipih dengan sudut runcing ditemukan di Kastil Iwatsuki dan markas administrasi Owada jin’ya di Saitama, Jepang.
-
Dimana artefak kuno ini ditemukan? Artefak kuno ini ditemukan di selatan Aswan, terletak di daerah yang dilanda banjir karena pembangunan Bendungan Tinggi Aswan antara tahun 1960 dan 1970.
-
Dimana artefak kuno itu ditemukan? Para arkeolog maritim dari Universitas Bournemouth Inggris menemukan dua lempengan berukir salib dari abad pertengahan di dasar Teluk Studland, telah ada disana selama hampir 800 tahun.
-
Di mana artefak kuno ini ditemukan? Pada tahun 1990 hingga 2000 batu-batu pipih dengan sudut runcing ditemukan di Kastil Iwatsuki dan markas administrasi Owada jin’ya di Saitama, Jepang.
Arkeolog Temukan Meja untuk Ritual Berusia 3.500 Tahun, Masih Lengkap dengan Peralatan Makan Keramik
Para arkeolog dari Universitas Catania di Sisilia, Italia menemukan meja ritual berusia 3.500 tahun, lengkap dengan peralatan makan keramik masih ada di tempatnya.
Meja ini ditemukan di Tave Tepe, situs Zaman Perunggu Akhir yang berada di daerah Kaukasus, dekat perbatasan Armenia, Georgia, dan Azerbaijan.
Menurut para peneliti, Tava Tepe kemungkinan besar dijadikan tempat peristirahatan kaum nomaden saat menjelajahi wilayah antara cekungan Sungai Kura dan Pegunungan Kaukasus, seperti dikutip dari Heritage Daily, Jumat (12/7).
Dalam penggalian tersebut, arkeolog menemukan struktur tanah lingkaran konsentris yang menampilkan area dapur dan meja ritual, lengkap dengan peralatan keramik yang masih ada, serta tempat anglo atau tungku yang digunakan untuk memasak.
Jejak pembakaran yang ditemukan mengindikasikan makanan tersebut dimasak di dalam wadah keramik. Ini dibuktikan pecahan mangkuk dan gelas berbahan keramik hitam mengilap yang tersebar di seluruh area penggalian.
"Strukturnya menampilkan pintu masuk yang monumental dengan tiang-tiang kayu dan atap jerami, kemungkinan besar menutupi seluruh kompleks. Banyaknya lubang tiang yang menonjolkan desain melingkar menunjukkan bahwa struktur tersebut memiliki diameter kurang lebih 15 meter," jelas para peneliti.
Bagian luar kawasan melingkar ditandai dengan banyaknya tulang hewan (sapi, domba, dan babi), serta gerabah keramik yang disimpan sebagai sampah.
Deposit tersebut memberikan wawasan baru tentang jenis makanan yang dikonsumsi di Tava Tepe,
yang merupakan bagian dari ritual makan bersama di antara anggota komunitas nomaden.
Sifat ritualnya terlihat dari ditemukannya patung manusia yang ditempatkan di lubang nazar, dan fakta bahwa keramik di meja ritual tampaknya sengaja disegel dalam lapisan tebal tanah yang dipadatkan.
Para arkeolog berencana untuk memamerkan temuan di Tava Tepe ini dalam sebuah festival pada pertengahan Juli ini. Pameran yang diselenggarakan oleh Universitas Catania di Sisilia, Italia, dijadwalkan pada Desember.